Harlan cepat membuang Rokoknya ke Corn blok, lalu sigap menangkap badan Shafira. Shafira kini dalam gendongannya. Kedua tangan Shafira pun melingkar di leher Harlan. Keduanya saling menatap. Sekali lagi Cupid melepas Panah Asmara ke hati mereka berdua.
Lalu Harlan mendudukan Shafira di Kursi Taman, baru duduk disebelah Shafira. Keduanya menghela nafas berVinaan, sedang mengatasi gelojak panah Cupid.
"dok," Shafira bersuara lebih dulu, memecah keheningan meresahkan ini, "Makasih sudah menolong Fira lagi."
"Sama-sama, Non." Harlan tersenyum, lalu memungut Rokoknya di Cornblok, dibersihkan sedikit permukaan Rokok itu baru dinyalakan lagi.
Shafira menjadi latah, menyalakan sebatang Rokok miliknya, lalu kembali menikmati Langit yang indah.
Harlan mengamati Shafira yang malam hari ini tampak sederhana. Hanya menggenakan Kaos semi strech dilapisi Jaket Jeans, dan celana panjang Jeans. Kedua kaki Shafira hanya dibungkus Kaos kaki tipis dan Sandal Tepes model sederhana. Wajah cantik Shafira hanya terpoles bedak tipis. Kedua Alis matanya sedikit dilukis Pensil Alis tipis. Bibir Shafira terolesin Lipstick baby pink. Rambut panjang Shafira dikuncir ekor Kuda di belakang kepalanya.
"Ada apa, dok?" Shafira merasa diamatin Harlan.
"Kenapa belum istirahat?" Harlan malah bertanya hal lain, menyembunyikan dirinya yang ketahuan mengamati Shafira. "Apa karena besok hari libur Studi Banding?"
"Fira belum bisa bubu."
"Kenapa?"
"Tidak tahu kenapanya. Jadi Fira jalan-jalan di Taman ini, lalu duduk di dahan pohon tadi, memandang indahnya langit malam ini."
"I see, jadi kamu sengaja duduk di sana?"
"Iya. Biasanya aman, dok. Tapi tadi terpleset karena kaget ada dokter."
"Hehehe maaf ya kalo bikin kamu terpleset tadi."
"Ngga pa pa, dok."
"Mana Vin, kenapa tidak menemanimu kemari?"
"Dia masih sibuk kerja."
"Vin kerja di mana?"
"Perusahaan Papanya. Platinum Company."
"Sebagai apa di sana?"
"CEO Plus-Plus."
"CEO Plus-Plus?"
"Plus-Plus sebagai Pimpinan Department Programer Sistem Komputer dan Peralatan Elektronik seperti memprogram Materi Miting di Projector."
"I see. Apa Dia sudah lulus Kuliah?"
"Sudah."
"Kuliah apa dulunya? Apa Kuliah di Universitas yang sama denganmu?"
"dok, kita ngobrol di dahan pohon tadi ya. Kalo duduk di sini, Fira ngga bisa sambil menikmati keindahan Langit."
"Boleh." Harlan setuju, diambil Rokok ditangan Shafira, lalu dimatikan bersama rokok ditangannya ke tempat sampah tidak jauh dari mereka, lalu kembali ke Shafira, digandeng tangan Shafira, kemudian dibawa Mereka berdua terbang dengan Six Sensenya, dan duduk manis berdampingan di Dahan Pohon. "Ups, maaf." Dia tersadar kelepasan memakai Six Sense.
"Santai dok. Fira dah biasa melihat itu. Papa Vikael, Mama Ninetta, Kak Vin, Om Viktor, ama Helson punya Six Sense. Fira saja yang tidak punya Six Sense."
"Masa sih Kamu tidak punya?"
"Iya."
"Lalu tadi Kamu naik ke dahan itu memanjatnya?"
"Fira ngga bisa memanjat Pohon. Bisanya memanjat pagar kampus sekiranya tu pagar sudah jam ditutup sama Satpam."
"Lalu kamu ke dahan itu dengan apa? Tangga?"
"Apa dokter melihat ada tangga di Pohon ini?"
"Tidak."
"Sudah tidak perlu dipertanyakan lebih jauh ya." Kekeh Shafira tahu Harlan penasaran.
"Iyalah Tuan Putri."
"Wow Tuan Putri? Fira Itik Buruk Rupa kale."
"Masa sih? Kalo Itik Buruk Rupa mana Pria setampan dan tajir seperti Vin ngebet sama Kamu? Pengen segera menikahimu yang masih berusia 20 tahun dan belum selesai Kuliah?"
"Itu bodohnya Dia. Kok mau sama Fira ya? Padahal disekitarnya sangat banyak Putri-Putri cantik. Dari yang perawan sampai janda kembang."
"Kenapa kamu menghina dirimu sendiri?"
"Fira dari kecil dididik Oma Ibunya Papa untuk tidak memuja diri sendiri, sebab yang pantas dipuja hanya Tuhan. Cukup kita mengatakan ke Cermin setelah dandan, "Sip dandan gue dah oke."."
"Hehehe, Oma Kamu bagus mendidikmu. Apa Beliau masih hidup saat ini?"
"Sudah tiada saat Fira berumur 12 tahun."
"Apa selama 12 tahun Kamu dimomong Beliau?"
"Iya. Kata Beliau, biar Mama fokus momong Kak Faya dan Kak Reba. Kak Faya kurang akal sehatnya. Kak Reba lemah kecerdasannya."
"Kamu tiga bersaudara?"
"Empat, dok. Yang sulung laki-laki. Abangku itu pinter banget kek Papa kami. Selalu Rangking Satu dan Juara Umum saat Sekolah. Sayangnya pas SMU karena dah kenal cinta monyet, prestasinya menurun. Bikin Papa bertanduk kesal ke Dia."
"Hahaha." Harlan tertawa geli mendengar ini. Betapa menyenangkan mengobrol Vina Kamu.
"dokter sendiri punya berapa saudara?"
"Aku anak tunggal dari orangtuaku. Lalu aku punya 2 adik dari pernikahan Ayahku dengan istri barunya, dan 2 adik lagi dari pernikahan Ibuku dengan suami barunya."
"I see. Maaf kalo dokter jadi cerita hal itu."
"Tidak masalah." Harlan tersenyum, "Aku nyaman ngobrol sama Kamu. Dan karena nyaman, Aku bisa dengan bebas menjawab pertanyaanmu itu."
"I see. Padahal Fira kan muda 9 tahun dari dokter, Kuliah belum kelar, masa sih dokter nyaman ngobrol sama Fira?"
"Kalo Aku tidak nyaman, sudah kutinggalkan Kamu dari tadi."
Shafira tersenyum mendengar ini. "dokter apa sudah berkeluarga?"
DEG, Harlan terkesiap mendengar ini.
"Sudah." Sahut Harlan pelan, "Apa Kamu tidak nyaman ngobrol sama Aku yang beristri?"
"Tidak juga. Rekan-rekan Fira di Human Resque banyak yang sudah beistri. Contohnya Kimura Perawat Senior Tokyo Hospital. Fira juga ngobrol sama istrinya Kimura."
"Kamu sudah di Human Resque?Bukannya Chief di Himpunan Mahasiswa Psikologi?"
JLEB.
'Ups keceplosan,' desau Shafira,'Musti jawab apa nih?'
"Shafira."
"Pentingkah hal ini dokter tahu?"
"Kenapa tidak? Kan bisa menjadi point tambahan untuk kamu di studi banding. Hal lain apa Joshua tahu mengenai hal itu?"
"Sebenarnya Fira ikut bukan hanya karena Chief di Himpunan Mahasiswa Psikologi, tapi juga sebagai Chief Human Resque Region Asia Tenggara. Fira dipromosikan untuk mendapat posisi Chief Human Resque Region Asia Pasific."
"I see." Harlan paham, lalu tersenyum, 'Sepertinya sifat kemanusiaan yang dimiliki Yang Mulia Andrew menurun ke kamu. Aku semakin feeling Kamu putrinya beliau.', "Kenapa hal ini dirahasiakan?"
"Bukan dirahasiakan, tapi disimpan. Sebab di studi banding akan diadu dengan peserta lain untuk meraih posisi Chief Human Resque Region Asia Pasific selain menjadi Chief Himpunan Mahasiswa Psikologi Region Asia Pasific. Lalu Fira pribadi ngga pernah mengumbar sebagai ini sebagai itu. Fira jadi diri sendiri."
Harlan tersenyum mendengar ini, 'Kamu low profil seperti semua keturunan Salvador Pimpinan Tertinggi Bangsa Dewa sampai saat ini.'
"Apa Vin mengenal semua teman dan rekanmu? Apa Kamu mengenal semua teman dan rekannya Vin?"
"Kak Vin kenal 80% teman dan rekan Fira. Fira hanya mengenal 50% teman dan rekannya, karena Fira pribadi yang ektrovert, tidak semua orang bisa bikin Fira nyaman ngobrol sama mereka."
Harlan tersenyum mendengar ini. 'Fira, kamu sangat menyenangkan. Dan bersamamu saat ini sangat menyenangkan.'
+++
Kelvin hari ini mengajak Shafira plesiran dengan mengendarai sepeda. Tapi Shafira duduk di batang tengah sepedanya, dia yang menggoes sepeda. Biar lebih romantis plesirannya. Dibelakang mereka ada Gisang, Daren, Hung, dan Dino Ajudan keduanya. Lalu ada juga Hero dan Parker dua anjing pemburu peliharaan Shafira.
Shafira kalo bepergian sama Vikael sekeluarga, pasti Vikael membawa serta kedua peliharaan Shafira tersebut. Dia mau bikin senang Shafira saat ini, sebab dua bulan terakhir, dia sibuk mengelola Platinum Company, sehingga hanya mengajak Shafira pergi dinner saja di weekend. Hal lain, dia pun sibuk membimbing Shafira mempersiapkan diri ikut studi banding selain memahami materi kuliah di kampus.
Apa Kelvin tahu Shafira ngobrol lama sama Harlan semalam? Tahu, namun tidak ada dia cemburu. Vikael sudah memberitahunya bahwa Shafira diberi takdir menikah sama tiga Dewa. Salah satu Dewa itu adalah Kelvin. Jika Kelvin memang mencintai Shafira, maka harus menerima takdir Shafira tersebut. Kelvin menerimanya.
"Kak," Shafira menegur Kelvin, "Kita plesiran kemana sih?"
"Ada deh. Liat aja nanti. Yang jelas kamu pasti suka."
"Buat Fira, bersama kakak kek gini aja Fira suka."
"Bisa aja Kamu." Kekeh Kelvin merasa tersanjung.
Namun yang dikatakan Shafira benar. Meski sampai hari ini Shafira seutuhnya mencintai Kelvin, hanya ketergantungan sama cinta Kelvin, meski pula Kelvin sedikit over protektif ke Shafira, tapi Shafira kalo sudah bersama Kelvin merasa nyaman dan suka.
Mereka akhirnya tiba di Sungai Yun Zhi. Pemandangan di sekitar sungai ini sangat indah selain ada banyak rumah penduduk setempat.
"Kita kemari, Kak?" tanya Shafira memandang Kelvin yang memberikan sepedanya ke Gisang.
"Yup." Kelvin merangkul sayang pinggang Shafira, dibikin badan mereka menempel, ditatap mesra Shafira, "Kamu kan suka plesiran ala piknik. Jadi kubawa plesiran ala piknik saat ini. Gimana menurutmu?"
"Suka banget!" Shafira menyambut rencana Kelvin dengan tulus dan riang, dipeluk sayang Kelvin, digoyang-goyangkan sedikit badan Kelvin, "Makasih Kak. Makasih kakak selalu bikin Fira seneng."
"Sama-sama, sayang." Sahut Kelvin mendekap sejenak badan Shafira, lalu dilepasnya, dicium mesra bibir Shafira.
Hubungan Kelvin dan Shafira, meski belum berhubungan suami istri, tapi sudah seperti suami istri. Kelvin tidur satu ranjang sama Shafira. Sampai Vikael membangun satu Paviliun yang terpisah dari rumah inti Markus dan Lydia, di areal peternakan Markus. Itu untuk Kelvin dan Shafira tinggal, meski Vikael bilang, untuk Vikael sekeluarga.
Shafira membalas ciuman Kelvin, dipeluk leher Kelvin dengan kedua tangannya. Dinikmati sejenak beradu bibir sama Kelvin saat ini, sampai terdengar salak Hero.
GUK.
Keduanya melepas ciuman mereka, dipandang Hero. Hero tampak bergoyang-goyang centil di tempat, moncongnya mulai disrudukkan ke kaki Kelvin, lalu moncong Parker menarik jeans yang dikenakan Shafira. Artinya mereka minta bermain sama Shafira, Kelvin udahan ya mesrain Shafira.
"Umm," desau Kelvin paham gerakan kedua anjing centil ini, "Kalian pengen ajak yayangku bermain?" ditanyanya kedua anjing itu yang berhasil menguasai Shafira saat ini,"Kok tidak mengajakku juga?" dia protes sebab kedua anjing itu hanya mengajak Shafira saja.
"Habisnya," Shafira bicara dengan senyum geli di wajah, "Kakak sudah lama tidak bermain sama mereka. Jadi mereka males mengajak kakak bermain."
"Permisi Tuan muda." Terdengar suara Gisang menegur Kelvin, "Saya sudah menggelar hidangan piknik untuk kalian." Ditunjuk pula satu tempat dimana sudah digelar tikar bambu yang nyaman. Di atas tikar terhidang bermacam hidangan ala piknik yang dibikin Beth koki keluarga Vikael. Kalo Vikael pergi membawa keluarga, pasti bawa juga Beth untuk memasak makanan mereka.
"Terima kasih Gisang." Kelvin mengucapkan terima kasih, "Kalo gitu, kita maksi dulu, baru bermain sama Hero dan Parker." Ujarnya memutuskan menunda bermain sama kedua anjing mereka. "Ayo Hero dan Parker, mainnya setelah makan siang ya." Diusap bergantian kepala kedua anjing itu.
GUK.
Kedua anjing itu setuju.
Kelvin lalu membawa mereka semua untuk menikmati hidangan yang digelar Gisang di atas Tikar bambu.
Tampak di kejauhan, ada Harlan bersama Panglima Dante dan beberapa Pasukan Keluarga Kerajaan Dewa 13 Alam. Mereka diutus Garin menjaga Shafira dari kejauhan. Lalu ada juga Panglima Bueno dan beberapa Pasukan Kerajaan Dewa Pengawas Daratan yang diutus Vikael untuk menjaga Shafira dan Kelvin. Kemudian tampak ada Daniel Bournette dan Pasukan Kerajaan Naga Langit yang juga menjaga Shafira.
Siapa sebenarnya Daniel Bournette? Putra tunggal dari Lord Costan Clifford. Lord Clifford dipercaya sebagai Raja Kerajaan Naga Langit yang bernaung di Kerajaan Naga milik Kerajaan Dewa 13 Alam. Hal lain, ayah Lord Costan adalah Lord Valden mantan Perdana Menteri di era Ayahnya Kaisar Agung Brylee. Lord Costan lalu mangkat karena dibunuh oleh istri dan selingkuhan sang istri di Bumi, Daniel menjadi Raja di Kerajaan Naga Langit.
Daniel adalah salah satu sponsor studi banding yang diikutin Shafira, dan mengetahui bahwa Shafira putrinya Andrew sang Kaisar Agung Kerajaan Dewa 13 Alam. Maka dia mengawasi dan menjaga Shafira diam-diam. Dia juga yang memberitahu di mana Raja Arthur mengintipin Shafira ke Ratu Viletta.
Sayangnya, bukan hanya para Dewa yang mengawasi dan menjaga Shafira, tapi ada Bangsa Black pula. Dilain tempat Armagon mengutus Bartho untuk menculik Shafira, agar dibawa ke Raja Arthur tanpa setahu Ratu Viletta. Selain Bartho ada Demon Kung, Demon mata keranjang yang ternyata salah satu pembicara di studi banding. Demon Kung kesemsem melihat Shafira, ingin menjadikan Shafira sebagai istri.
"Daniel." Further sepupu Daniel menegur pria itu yang khusyuk banget mengamati Shafira yang tampak riang bersama Kelvin dan kedua anjing Shafira, "Daniel!" serunya sedikit lantang.
"Apa Further?" Daniel terpaksa mengalihkan pandangan ke Further.
"Rasanya ada dua kubu Bangsa Black yang mengawasi Yang Mulia Putri Mahkota."
+ TO BE CONTINUE +