Chereads / Sang Dewi Menuju Tahta / Chapter 10 - Tamu Agung Kerajaan Dewa

Chapter 10 - Tamu Agung Kerajaan Dewa

Chen Dong dan Yan Ing segera mendekati Chen Long yang keluar dari Kamar Shafira lewat Pintu Dalam. Sementara Chen Shu bersaudara disuruh menyiapkan makanan untuk Shafira dan Harlan.

"Ayah, bagaimana keadaan mereka, terutama Nona itu?" tanya Chen Dong lebih dulu ke Chen Long.

"Chen Dong, Luka Nona itu karena tertusuk Belati Iblis milik Raja Arthur Raja Kerajaan Iblis, musuh utama Kita semua."

"Apa?!" Chen Dong terkaget mendengar ini, "Ayah serius?"

"Sangat serius. Dan Nona ini punya Power Dewa Tingkat Tinggi, sebab hanya terluka luar saja."

"Maksud Ayah?"

"Chen Dong, kalo Dewa Level rendah seperti Kita, atau Manusia Bumi, terkena Belati Iblis bisa langsung mati mengenaskan. Kemudian, hanya Raja Arthur yang bisa mencabut Belati Iblis dari tubuh korbannya. Tapi dari luka Nona itu, Saya melihat Nona itu yang menarik keluar Belati tersebut dari badannya. Paham?"

"Artinya Nona itu seorang Dewi Level Tinggi?"

"Iya."

"Lalu bagaimana keadaan Tuan yang bersama Nona itu?"

"Luka luarnya tidak parah, namun luka dalam lumayan parah. Namun dengan kemampuannya sendiri, Dia mampu mengobati Luka Dalamnya tersebut."

"Apa Tuan itu juga Dewa?"

"Pastinya iya. Chen Dong, yang bisa memasuki Wilayah Hutan Jong ini hanya Dewa-Dewi Level B dan Level A. Meski bisa juga dimasukin Bangsa Black. Namun level Bangsa itu pun Level B dan Level A."

Chen Dong paham. Lalu teringat Baju Zirah milik Shafira. Segera Dia mengambil Baju itu dari atas Meja Ruang Tengah ini, dikasih ke Chen Long.

"Ayah, ini Baju Zirah milik Nona itu. Coba Ayah cari tahu dari sini Identitas Nona itu, agar Saya bisa melaporkan ke Kepala Suku Hung Lee. Nanti Kepala Suku Hung Lee akan meminta bantuan ke Yang Mulia Raja Ji Meng Raja Kerajaan Binatang Daratan."

Chen Long mengambil Baju tersebut, ditelitinya. Meski Dewa Level D, namun Chen Long sudah lama bekerja sebagai Tabib di Istana Raja Kerajaan Binatang Daratan. Chen Long banyak tahu mengenai benda dan barang dari Kerajaan-Kerajaan milik Kerajaan Dewa 13 Alam ini.

"Bagaimana Ayah?" tanya Yan Ing penasaran.

"Dari Baju ini," Chen Long tampak berat mengatakan apa yang dilihatnya dari Baju Zirah milik Shafira, "Nona ini sepertinya keluarga Kaisar Agung Kerajaan Dewa 13 Alam. Karena di Baju ini ada Lambang yang sama dengan Bandul Kalung dileher Nona itu."

"Astaga!" Chen Dong terkesiap mendengar ini, "Berarti Kita kedatangan Tamu Agung, Ayah?"

"Tamu Agung apanya, Ayah?" tanya Chen Me mendadak datang bersama Chen Shu dan Chen Tao, membawa Baki berisi makanan dan minuman untuk Shafira dan Harlan, "Mereka pasti Siluman seperti Gongsun."

"Sembarangan Kamu bicara!" hardik Chen Long, "Mana ada Siluman punya Baju Zirah ini?" dipamerkan Baju Zirah milik Shafira.

"Bisa saja Dia mencurinya dari Kerajaan Dewa 13 Alam."

"Sembarangan lagi Kamu bicara!" hardik Chen Long gemas, "Mana bisa Bangsa Black memasuki Wilayah Istana Kerajaan Dewa 13 Alam? Jangan kan masuk, menuju Lapisan Ketujuh tempat di mana Kerajaan itu berada saja tidak bisa. Wilayah tersebut Tempat Suci."

"Sudah-sudah," Chen Shu menyela pembicaraan ini, "Chen Me hanya kesal sebab Nona itu sangat cantik, dan didampingin Tuan yang gagah dengan setianya. Chen Me pengen seperti itu, tapi apa daya, diperdaya sama Gongsun dulunya."

"Keke bicara apa sih?" Chen Me terkesiap mendengar ini, "Terserah Kalian lah. Kalo feeling Chen Me benar, jangan menyesal nantinya menolong kedua orang tidak jelas identitasnya itu." Dia main kasih Baki ke Yan Ing, lalu dengan sedikit merentakan kakinya di Lantai, bergegas pergi ke Kamarnya.

Yan Ing menggelengkan Kepala dengan kelakuan Chen Me.

"Chen Dong." Chen Long memanggil Chen Dong, "Lekas Kamu menemui Kepala Suku Hung Lee, bawa Baju ini ke Beliau. Jelaskan keadaan Nona dan Tuan itu. Kamu cukup menjelaskan saja, tidak perlu bertanya ini itu agar tahu siapa keduanya. Ingat, Nona itu Keluarga Kaisar Agung, pantang bagi kita bertanya ini itu agar mengetahui siapa beliau." Diberikan Baju Zirah itu ke Chen Dong, "Bawa Baju ini dengan Baki Kehormatan. Pemilik Baju ini Keluarga Kaisar Agung."

+++

Istana Kepala Suku Hung Lee

Kepala Suku Hung Lee mengamati Baju Zirah yang dibawa Chen Dong.

"Astaga! Astaga!" ucapnya terkaget sebab mengenali Lambang di baju Zirah milik Shafira yang bukan sekedar menunjukan Lambang Kerajaan Dewa 13 Alam, tapi menunjukan Identitas Shafira sebagai Putri Mahkota Kerajaan itu, "Di mana Nona itu dan Tuan yang bersamanya?" dipandang Chen Dong, "Kenapa baru sekarang melaporkan hal ini ke Saya? Hayah, mana sopan santun kita ke Putri Mahkota Kerajaan Dewa 13 Alam itu?"

Chen Dong terjingkat sedikit mendengar perkataan Kepala Suku Hung Lee.

"Nona itu..Nona itu Putri Mahkota Kerajaan Dewa 13 Alam?"

"Iya, Chen Long."sahut Kepala Suku Hung Lee, "Ayo lekas antar saya menemui beliau." Ujarnya, "Be Mei!" jeritnya memanggil Be Mei istrinya."Be Mei!"

"Iya!" sahut Be Mei tergopoh muncul,"Ada apa?"

"Lekas Kamu siapkan Paviliun utama Istana ini."

"Apa akan datang tamu penting?"

"Sangat penting. Tamu ini Putri Mahkota Kerajaan Dewa 13 Alam."

+++

Istana Kaisar Agung

Kerajaan Dewa 13 Alam

Andrew mondar-mandir tidak jelas di Perpustakaan merangkap Ruang Kerjanya saat ini. Dia sangat senewen sebab belum ada kabar dari Vikael, apa sudah menemukan jejak Shafira dan Harlan.

Sementara Dewa Ghotam dan Imam Bentley cuma bisa duduk diam di Sofa melihat Andrew yang sebelas dua belas sama Strikaan para Emak-Emak Manusia Bumi, alias mondar-mandir kalo senewen. Hal wajar sih, Ayah mana yang tidak senewen saat putri tersayangnya tenggelam ke Sungai, tidak ditemukan jejaknya. Masa mau bikin lagi sama Lydia istri keduanya? Lydia sudah paruh baya, dan sudah pula Menopause.

"Dewa Ghotam!" Andrew berhenti mondar-mandir, "Sudah ada kabarkah dari Vincent?"

Dewa Ghotam menggeleng.

"Kamu telpon Dia kalo begitu, jangan cuma menanti saja!" Andrew menghardik Dewa Ghotam.

Dewa Ghotam kembali menggeleng.

"Kenapa menggeleng?"

"Maaf Yang Mulia," Dewa Ghotam menghela nafas, "Menurut Carter Assisten Beliau, Yang Mulia Lord Vincent tidak mau diganggu sementara ini. Beliau sedang Meditasi."

"Astaga!" Andrew terkesiap mendengar ini, "Vincent bisa-bisanya Meditasi disaat anakku belum ketahuan dimana berada?"

"Yang Mulia Kaisar Agung." Imam Bentley bicara, "Lord Vincent bukan untuk melatih Six Sensenya, tapi mencari jejak Yang Mulia Putri Michelle ananda Anda. Beliau bermaksud memasuki Jaringan Six Sense Yang Mulia Putri Michelle. Jika sudah masuk, artinya jejak Yang Mulia Putri Michelle ditemukannya, sekaligus bisa diperbaikin sistem Six Sensenya yang dilukai Belati Iblis itu."

"Astaga pantas Michelle terhuyung jatuh saat kudorong, karena Sistem Six Sensenya terluka."

"Lain Anda tidak melakukan itu disaat mengetahui kondisi putri Anda yang terluka serius. Power Anda saat cemas, meningkat, bisa membuat putri Anda tidak kuat berpindah tempat dengan aman saat Anda mendorongnya."

Andrew mendengar ini menjadi merasa sangat bersalah penyebab Shafira jatuh dan tenggelam ke Sungai Yuen Zhi. Maafkan Ayah, Anakku, bisik hatinya.

+++

Vikael bermeditasi di Ruang Khusus Meditasi para Dewa Level A di Gunung Meditasi yang letaknya terpencil dan tersunyi di Utara Kerajaan Dewa 13 Alam. Vikael melakukan Meditasi untuk mencoba memasukin Jaringan Six Sense Shafira, agar mengetahui Calon Menantunya berada di mana saat ini. Selain itu Vikael memperbaiki Sistem Six Sense Shafira yang terluka akibat tertusuk Belati Iblis.

Namun saat ini Shafira masih belum sadarkan diri, maka sedikit lebih lama bagi Vikael untuk memasukin Jaringan Six Sense Shafira. Sistem Six Sense Shafira istimewa, tidak bisa dimasukin sembarangan Dewa atau Dewi, meski Level A sekali pun.

Nah Vikael termasuk Dewa Level A yang bisa memasukin Sistem Six Sense Shafira dengan 2 alasan. Alasan pertama Vikael salah satu Pelindung Shafira di Kerajaan Dewa 13 Alam. Alasan kedua, Shafira segera menjadi Menantunya.

Vikael berhenti sejenak, mengatur pikirannya yang mulai dirasukin kecemasan, sebab belum bisa memasukin Jaringan Six Sense Shafira. Setelah dirasanya tenang, Dia memutar kedua telapak tangannya searah jarum Jam tepat beberapa senti di depan Dada bidangnya. Dari putaran itu mengeluarkan Sinar Biru yang berasal dari Six Sensenya, dan perlahan Sinar itu keluar dari putaran meluncur masuk ke dalam kening Vikael. Baru setelah itu Dia memejamkan kembali kedua matanya konsentrasi.

Dia mencoba berkomunikasi sama Shafira di Alam Bawah Sadar Shafira. Dia berhasil dengan cara ini. Dia masuk ke dalam Jaringan Komunikasi Alam Bawah Sadar Shafira.

"Fira. Fira, ini Papa Vikael, Nak."

"Fira tahu, Pa."

"Kamu dimana, Nak? Apa Harlan masih bersamamu?"

"Masih Pa."

"Oke, Papa ke Dia. Kamu istirahat lagi. Pulihkan tenaga Manusiamu yang terkuras untuk menopang Energy Murnimu yang terpakai melindungin Jantungmu saat tertusuk Belati Iblis."

"Iya Pa. Bagaimana Kak Vin, Pa?"

"Sudah jangan pikirkan Dia dulu." Vikael tidak menjawab pertanyaan Shafira, "Oke Papa segera ke Harlan." Lalu menghentikan Komunikasi sama Shafira, beralih ke Jaringan Komunikasi Harlan, "Salam My Lord." Vikael menyapa Harlan yang menangkap Panggilan darinya.

"Salam Lord Vincent."

"Saya langsung saja ya. Apa Anda tahu di mana kalian saat ini?"

+++

Kepala Suku Hung Lee tergesa menaikin Tangga Teras Depan Rumah Chen Dong bersama Chen Dong, Hung Ying putra sulungnya, dan Chan Yung Assistennya. Wajahnya tampak cemas luar biasa saat ini.

"Chen Long!" serunya saat melihat Chen Long menyongsongnya di Teras, "Dimana Putri Mahkota sekarang? Bagaimana keadaannya?" dia langsung bertanya mengenai Shafira.

"Baiknya Saya bicara sama Tuan Harlan yang bersamanya."

"Tuan Harlan?"

"Iya. Nona itu,"

"Hais jangan sebut Nona. Beliau itu Putri Mahkota Kerajaan Dewa 13 Alam." Hardik Kepala Suku Hung Lee, "Mana sopan santunmu terhadap Kaisar Agung, hmm?"

Chen Long langsung berlutut, "Ampunin Hamba, Kepala Suku Hung Lee. Hamba bersalah menyebut Yang Mulia Putri Mahkota dengan Nona."

"Maaf Kepala Suku," Chen Dong menegur Kepala Suku Hung Lee, "Apa benar beliau itu Yang Mulia Putri Mahkota Kerajaan Dewa 13 Alam?"

"Iya, Chen Dong. Identitasnya terlihat jelas di Baju Zirahnya. Baju Zirah yang modelnya sama persis dengan Baju Zirah milik para Pewaris Tahta di Kerajaan Dewa 13 Alam."

"Astaga, berarti Kampung ini kedatangan Tamu Agung?"

"Baiknya soal ini ditutup rapat." Kepala Suku Hung Lee, "Hung Ying!" dipanggil anaknya ini, "Sebarkan titah Ayahanda sekarang juga ke seluruh Kepala Warga di Kampung ini agar berita mengenai ada orang terluka di Rumah Chen Dong tidak boleh diperbincangkan. Bagi siapa yang ketahuan melanggar, akan Ayah kenakan sangsi Hukuman Pukul Pantat sebanyak 50X dengan Kayu. Jika ada yang bertanya kenapa Ayah turunkan Titah ini, maka Ayah akan hukum orang itu untuk membersihkan Istana Ayah selama 1 bulan. Paham Hung Ying?"

"Paham Ayahanda. Ying-er segera kerjakan tugas ini. Ying-er pamit Ayahanda." Hung Ying segera pergi.

"Chen Long, bawa saya menemui Beliau."

Chen Long berdiri, lalu mengantar Kepala Suku Hung Lee masuk ke dalam rumah untuk menemui Shafira. Saat bersamaan Harlan keluar dari dalam Kamar. Harlan sudah berganti pakaian, dengan Kaos Oblong Polos lengan pendek. Terlihatlah Gelang Identitasnya sebagai Lord Harlan Stanley Keluarga dari Perdana Menteri Hutaman.

"Tuan Harlan!" Chen Long bergegas mendekati Harlan, "Anda perlu apa? Apa Yang Mulia Putri Mahkota sudah sadarkan diri?"

Harlan memandang Chen Long dengan heran, "Dari mana Anda tahu identitas asli Fira?"

Chen Long pelan menunjuk Kepala Suku Hung Lee yang mengamatin Harlan, "Dari beliau. Beliau Kepala Suku di Perkampungan Rubah di Hutan Jong ini. Nama Beliau, Hung Lee."

Kepala Suku Hung Lee langsung setengah berlutut di Lantai, memberi salam ala Kerajaan Dewa 13 Alam.

"Salam Yang Mulia Lord Harlan Stanley. Hamba Hung Lee mohon maaf tidak menyambut Anda dan Yang Mulia Putri Mahkota dengan layak."

"Kepala Suku," Chen Dong menegur Kepala Suku Hung Lee, "Anda mengenali Tuan ini?"

"Secara langsung baru kali ini. Namun Saya mengetahui Identitas Beliau. Beliau bernama Lord Harlan Stanley, keluarga dari Yang Mulia Perdana Menteri Hutaman yang legendaris di Era Yang Mulia Kaisar Agung Troybe hingga Era Yang Mulia Ratu Viktoria. Identitas Beliau terlihat dari Gelang yang terpasang di lengan kanannya."

Harlan menghela nafas, feeling Hung Lee bukan Kepala Suku biasa. Sebab Hung Lee bisa dengan tepat mengungkap Identitas asli Harlan hanya dengan mengamati Gelang di lengan kanan Harlan. Lalu Harlan merasa profiel wajah Hung Lee ada mirip Profiel wajah Kaisar Liu Xing Pemimpin Kerajaan Rubah Putih dan Merah milik Kerajaan Dewa 13 Alam.

"Astaga!" Chen Long segera berlutut di sisi Hung Lee, "Chen Dong, lekas berlutut. Tuan Harlan ini Lord Harlan Stanley, Keluarga dari Yang Mulia Perdana Menteri Hutaman yang adalah kesayangan Yang Mulia Kaisar Agung."

"Tidak perlu." Harlan cepat menghentikan, "Kalian berdua berdirilah. Kita tidak sedang di Kerajaan Dewa 13 Alam." Titahnya tegas.

Kepala Suku Hung Lee menghela nafas, sifat Harlan sama persis dengan Hutaman, low profiel. Beliau dan Chen Long berdiri.

"My Lord, bagaimana keadaan Yang Mulia Putri Mahkota?" Hung Lee bertanya dengan sopan ke Harlan mengenai keadaan Shafira.

"Untuk sementara ini lukanya sudah ditanganin Chen Long." Sahut Harlan, "Tapi masih belum sadarkan diri."

"Lalu kenapa Anda meninggalkan Beliau sendirian?"

"Saya mau ke Chen Long, dari mana Dia mendapatkan bahan-bahan obat yang diraciknya untuk mengobati Fira tadi."

"Maaf Yang Mulia," sela Chen Long, "Apakah ada yang salah dan memperburuk luka Yang Mulia Putri Mahkota?"

"Tidak ada. Racikanmu perlahan mengeringkan Luka Fira. Saya mau tahu dari mana Anda mendapatkan bahan-bahan obat itu? Setahu Saya, sebagian bahan-bahan itu hanya tumbuh di Kebun Tanaman Obat milik Imam Bentley Imam Kepala di Kerajaan Dewa 13 Alam."

"My Lord," Hung Lee bicara kini, "Maaf boleh Saya yang menjawab pertanyaan Anda?"

"Silahkan."

"Chen Long lama bekerja sebagai Tabib di Istana Yang Mulia Raja Ji Meng Raja Kerajaan Binatang Daratan. Di sana ada beberapa tumbuhan obat yang berasal dari Kebun Tanaman Obat milik Tuanku Imam Bentley. Yang Mulia Raja Ji Meng menyuruh Chen Long menanam tumbuhan itu di Kebun Obat milik Chen Long di belakang rumah ini. Tujuannya untuk mengobati warga di Perkampungan ini yang kesulitan berobat gratis ke Rumah Sakit di luar Gunung Jong."

"Kesulitan karena Kalian Dewa Dewi Level D dan Level E, yang mana tidak bisa diobatin Manusia Bumi?"

"Betul."

"Oke, Saya paham." Harlan paham, "Hung Lee apa Anda mau membesuk Fira?"

"Betul, sekiranya Anda memberi izin."

"Mari Saya temanin Anda."

"Terima kasih, My Lord."

Harlan kemudian menggiring Kepala Suku Hung Lee masuk ke dalam kamar Shafira, tanpa Chen Long dan Chen Dong.

"Hung Lee, ini Fira." Harlan menunjuk Shafira yang masih tidak sadarkan diri berbaring di Tempat Tidur.

Hung Lee pelan sedikit lebih dekat ke Shafira, diamatin Shafira. Astaga, bisik hatinya, kenapa Aku seperti melihat Liu Sha Lang adik perempuanku yang sudah meninggal berabad lalu?

+ TO BE CONTINUE +