Chereads / Sang Dewi Menuju Tahta / Chapter 4 - Mengawasi Diam-Diam

Chapter 4 - Mengawasi Diam-Diam

Hotel Xi Wu

Taiwan, Bumi

Shafira memandangin dirinya yang sedang dirias sama Mimi Banci perias nomor satu di Kerajaan Dewa Pengawas. Vikael khusus mendatangkan Mimi untuk merias atau treatment kecantikan Shafira, sejak Vikael mengetahui Shafira putri semata wayang Andrew Kaisar Agung Kerajaan Dewa 13 Alam.

'Siapa Tuan Andrew itu?' tanya hati Shafira teringat pertemuannya dengan Andrew, "Kenapa dia menanyakan banyak hal pribadi mengenai kehidupanku? Lalu juga kulihat Papa Vikael seperti sudah mengenal lama Tuan Andrew. Aku juga mendengar Papa Vikael mengatakan aku adalah putrinya Tuan Andrew. Kenapa Papa mengatakan itu? Aku putrinya papaku yang bernama Markus Sygar.' Dia bicara sendiri dalam hatinya, sebab semenjak bertemu Andrew, nuraninya terusik ingin tahu siapa Andrew dan apa ada hubungan dengannya.

Mimi berhenti memoles foundation flawless ke wajah Shafira, merasa ada yang Shafira pikirkan.

"Nona besar." Mimi menegur Shafira. Shafira tidak merespon, masih larut dalam pikirannya. "Nona besar. Nona." Dia sedikit menyentuh lengan Shafira.

Shafira terkesiap akibat sentuhan tangan Mimi, memutar pandangannya, melihat ke Mimi.

"Ya Mimi?"

"Ha eh, Nona melamun." Desau Mimi, "Nona kenapa melamun?" dia duduk di tepi meja rias, menghadap Shafira. Shafira memperlakukan dia seperti saudara, tidak masalah dia duduk di tepi meja saat mengobrol sama Shafira.

"Tidak ada apa-apa, Mimi." Desau Shafira, "Hanya merasa hari ini tidak seperti biasanya."

"Maksud Nona?"

"Saya bertemu Tuan Andrew Wishar."

"Tuan Andrew Wishar, Nona?"

"Iya Mimi." Shafira lalu menjentikan satu kali jari tangan kanannya, lalu diarahkan ke Kaca Rias, di sana muncul sosok Andrew. "Itu Tuan Andrew, Mimi." Dia minta Mimi melihat Andrew di kaca tersebut.

Mimi segera melihat Andrew, sejurus kemudian dia tersentak kaget, segera turun dari tepi meja ini, spontan saja mengenggam kedua telapak tangannya, diletakan disisi pinggang kanannya, lalu menurunkan badannya setengah berlutut.

"Salam Yang Mulia Kaisar Agung." Dia pun memberi salamnya.

Shafira terheran mendengar ini,

"Mimi!" ditegurnya Mimi, "Maksud Kamu apa?" tanyanya menyolek Mimi.

Mimi terlonjak kaget,"Astaga Nona!" serunya memandang Shafira dengan wajah terkaget.

"Hais kamu ini!" Shafira menghela nafas melihat Mimi seperti ini, "Kamu tadi ngapain? Kok melihat Tuan Andrew langsung kaget, dan memberi salam ala hamba di Kerajaan-Kerajaan Cina dalam film kungfu?"

JLEB.

Mimi menelan salivanya. Dia sudah dipesan Vikael untuk tidak menyinggung mengenai Kerajaan Dewa 13 Alam ke Shafira. Untuk sementara waktu sih. Sampai Vikael siap membawa Shafira menemui Andrew di Kerajaan Dewa 13 Alam. Sebab saat Vikael bertemu Shafira pertama kali, Vikael melihat Six Sense Shafira dilock, lalu juga multitalenta yang dimiliki Shafira tidak dikembangkan, dan juga Shafira tampak penuh luka hati.

Jadi Vikael memutuskan untuk merehabilitasi dulu Shafira, agar dihadapan Andrew semua yang dilihatnya tidak terlihat. Ini juga agar Lydia tidak kena dimarahin Andrew, kenapa tidak baik mengurus Shafira di Bumi.

Dan selama proses rehabilitasi, tidak ada yang boleh menyinggung mengenai Kerajaan Dewa 13 Alam di depan Shafira. Hal ini juga berlaku bagi Kelvin, Ninetta, dan Rieni. Ini pun agar kedua anak Vikael dari pernikahannya dengan Ninetta tidak tahu bahwa Vikael adalah Dewa di Kerajaan Dewa 13 Alam. Kedua anak itu masih berusia 10 tahun dan 8 tahun. Dikhawatirkan bila mengetahui adalah anak Dewa, mereka akan pamer depan teman-teman mereka. Bisa membuat mereka kena diperolok-olok, sebab manusia di Bumi tidak mengetahui adanya Kerajaan Dewa 13 Alam.

Meski sebagian dari manusia menyembah Dewa, namun sebenarnya hal itu tidak dibenarkan adanya. Manusia wajib menyembah Yang Maha Kuasa Pencipta Alam Semesta ini. Dewa adalah ciptaan Beliau, tidak patut disembah.

Lalu kenapa Shafira memakai Six Sense Dewanya? Karena Vikael sekeluarga tidak merahasiakan mengenai Six Sense itu. Vikael juga menjelaskan apa itu Six Sense ke Shafira, bahwa kemampuan main setting menggerakan apa pun atau melakukan apa pun tanpa menyentuh objek tertentu. Dengan Six Sense pun bisa melakukan gerakan kungfu seperti dalam film-film kungfu yang dibikin Manusia Bumi.

"Mimi."

"Anu, Nona." Mimi memutar otak cerdasnya, agar bisa memberi jawaban yang masuk di akal Shafira yang super cerdas. "Anu Nona." Dia gegarukan kepalanya yang tidak gatal ini, merasa tidak menemukan jawaban yang tepat untuk Shafira.

"Sayang!" terdengar suara Kelvin memanggil Shafira, lalu muncul sosoknya mendekati Shafira.

Mimi menghembuskan nafas, merasa lega Kelvin datang.

"Ada apa ini?" tanya Kelvin saat berada di antara Shafira dan Mimi, "Lalu kenapa ada sosok Tuan Andrew di kaca?" ditunjuk pula gambar hidup Andrew di kaca rias. Dia kemari menjemput Shafira, sebab mereka sekeluarga di undang resmi Party Dinner oleh Panitia Studi Banding.

Sebab Vikael salah satu donatur Studi Banding, sekaligus Dewan Pengasuh Himpunan Mahasiswa se Asia Pasific. Vikael boleh dikatakan Dewa multi kemampuan. Baik bisnis, musik, seni, sampai menjadi Dosen pembina Mahasiswa. Vikael putra semata wayang Lord Raphael Von Gallen mantan Kaisar Dewa Pengawas Daratan di Kerajaan Dewa Pengawas.

"Tidak ada apa-apa, Kak." Shafira melambaikan sekali telapak tangannya ke arah kaca rias, dan hilanglah Andrew dari sana. "Kakak ada perlu sama Fira?" tanyanya memandang Kelvin yang sudah rapih, meski belum memakai jas suit.

"Mimi." Kelvin tidak menjawab pertanyaan Shafira, "Lekas dandanin Fira, ini Fira belum sama sekali dandan." Ditegurnya Mimi yang dirasa lambat mendandanin Shafira.

"Baik Tuan muda." Sahut Mimi kembali merias Shafira.

Kelvin duduk di tepi meja rias, mengamati Shafira. Tampak olehnya Shafira tidak cerah. Disentuh ujung dagu Shafira, minta Shafira melihatnya.

"Iya Kak?" Shafira menegur Kelvin.

"Kamu memikirkan apa? Kamu kan sudah tampil prima tadi di pembukaan acara Studi Banding."

"Fira tidak memikirkan itu, Kak."

"Lalu?"

"Tidak ada apa-apa."

Kelvin menghela nafas, 'Kebiasaan deh, kalo ada yang berat dipikiranmu, kamu telan sendiri. Sama seperti aku.'

+++

Restoran Shanghai

Taiwan, Bumi

Rombongan Vikael yang memakai kendaraan pribadi berhenti tepat di depan teras Retoran Shanghai ini. Tempat Party Dinner yang disewa Panitia Studi Banding malam ini. Dari dalam dua Jeep Ajudan yang berada di depan dan belakang Jeep SUV mewah berisikan Vikael, Ninetta, Shafira, Kelvin, dan Sampir Driver, turun Flatter Assisten Vikael, Guan Assisten Kelvin, Maria Dayang Ninetta, Rosi Dayang Shafira, dan beberapa Pengawal.

Flatter dan Guan membukakan pintu kabin depan dan tengah, lalu berdiri disisi pintu. Dari mobil turunlah Vikael, Ninetta, Shafira, dan Kelvin. Ninetta memegang lengan kanan Vikael, dan Shafira memegang lengan kanan Kelvin. Kedua perempuan itu tampak menawan malam ini dalam balutan dress simpel berwarna hitam dan biru dongker.

Di kejauhan, tampak Raja Arthur dan Armagon mengawasi Shafira yang diberitakan Armagon adalah putrinya Andrew sang Kaisar Agung Kerajaan Dewa 13 Alam.

"Yang Mulia." Armagon menegur Raja Arthur yang gagah pisan memakai stelan jas berwarna biru tua. "Itu Dewi yang hamba laporkan ke Yang Mulia." Ditunjuknya Shafira.

Raja Arthur mengamati Shafira, dan merasa kesemsem dengan paras cantik seksi menggemaskan yang dimiliki Shafira.

"Yang Mulia." Armagon menegur Raja Arthur, "Yang Mulia." Ditegur lagi, sebab merasa Raja Arthur tidak menghiraukannya.

"Hais berisik kamu." Raja Arthur sedikit menghardik Armagon dengan suara pelan, "Aku lagi mengamati Dewi itu." Ujarnya, "Ternyata sangat cantik, berbeda dari Dewi-Dewi di Kerajaan Dewa 13 Alam yang pernah kulihat."

TUING-TUING

Armagon mengerucutkan bibirnya, 'Mata Yang Mulia kalo melihat yang bening, langsung kesemsem.'

TUK.

Raja Arthur menjitak kening Armagon, tahu Armagon mendumelinnya.

"Kebiasaan kamu ngedumelin aku dalam hatimu." Raja Arthur memandang gemas Armagon, "Dewi itu memang sangat cantik, melebihi kecantikan para Dewi-Dewi di Kerajaan Dewa 13 Alam."

"Yang anda lihat di Bumi?"

"Iyalah. Memang Aku plesiran ke Kerajaan Dewa 13 Alam? Hais, yang ada aku jadi bubur."

"Tapi Yang Mulia tidak jadi bubur saat ke Menara Barat dan Gunung Kramat yang berada di wilayah Kerajaan Dewa 13 Alam."

"Itu tempat beda, Armagon. Bangsa Black hanya bisa sampai di 4 Menara dan Gunung Kramat. Tempat lainnya tidak bisa. Gimana sih Kamu? Sudah ribuan tahun menjadi Bangsa Black tidak paham hal itu?" Raja Arthur kembali menjitak kening Armagon yang kadang pinter, kadang bloon.

Armagon cengegesan.

Raja Arthur kembali mengamati Shafira yang menyalami Joshua sebagai team penyambut tamu.

"Kalo benar Dewi ini putrinya Andrew." Raja Arthur bicara ke Armagon, "Tapi benar kah ini putrinya Andrew? Setahuku putrinya Andrew dari Fatima Manusia Bumi yang dibunuh Demon Rock tiga tahun silam, tidak secantik ini. Dan putrinya bukan Dewi Kerajaan Dewa 13 Alam, meski lahir dari Andrew yang Dewa Kerajaan Dewa 13 Alam."

"Rasa saya sih, Yang Mulia Andrew punya istri lain, Yang Mulia. Istrinya itu Dewi di Kerajaan Dewa 13 Alam."

"Andrew punya istri lain?" Raja Arthur memandang Armagon dengan heran.

"Hais Yang Mulia ini. Yang Mulia Andrew kan pria normal, Kaisar Agung pula, sangat bisa punya istri lebih dari satu. Anda saja yang Raja Iblis, punya puluhan istri dan selir. Meski setia sama Yang Mulia Ratu Viletta."

"Tapi kan setahu aku, para Kaisar Agung di Kerajaan Dewa 13 Alam hanya punya satu istri. Mereka menjunjung kesetiaan cinta."

"Ah siapa bilang itu Yang Mulia. Nyatanya Yang Mulia Brylee punya istri selain Yang Mulia Ratu Selini."

"Brylee punya istri lain?"

"Punya Yang Mulia. Ibu dari Yang Mulia Putri Selina."

"Selina adiknya Andrew yang kinyis-kinyis manis tapi galaknya kek Viletta?"

"Iya. Yang Mulia Putri Selina tidak lahir dari Ratu Selini. Tapi lahir dari seorang Dayang di Istana Utama Kerajaan Dewa 13 Alam."

"I see." Raja Arthur paham, "Apa istri muda Andrew juga Dayang di Istana Utama Kerajaan Dewa 13 Alam?"

"Rasa saya tidak, Yang Mulia."

TAP.

Sebuah telapak tangan menyentuh pundak Raja Arthur dari belakang.

"Hais Armagon!" Raja Arthur menghardik Armagon, mengira itu tangan Armagon, "Kamu ngapain sih pakai menyentuh pundak saya dari belakang?"

Armagon melongo mendengar ini, karena dia kan berada di sisi Raja Arthur, bagaimana menyentuh pundak Raja Arthur dari belakang? Lalu mata Armagon memutar mencari tahu siapa yang menyentuh pundak Raja Arthur.

TUING-TUING

Armagon menjadi ciut saat melihat siapa yang menyentuh pundak Raja Arthur.

Tangan itu kini menepuk sedikit keras pundak Raja Arthur dari belakang.

"Hais Armagon!" Raja Arthur mengira Armagon lagi yang bikin ulah, "Kamu kenapa sih? Sekarang pake menepuk pundakku? Aku di sisimu, ngga perlu kamu tepuk pundakku dari belakang." Diomelin Armagon, bahkan dikeplak kepala Armagon dengan gemas.

Armagon mengerucutkan bibir, lalu jari telunjuk tangan kanannya menunjuk ke arah yang menepuk pundak Raja Arthur. Raja Arthur melihat hal ini, dan tampak Ratu Viletta berkacak pinggang memandang Raja Arthur dengan gemas.

+ TO BE CONTINUE +