Misteri ada karena ada tanya
lenyap saat terjawab
atau hilang bersama musim
yang telah lupa pada pancarobanya
Ratri Geni memandang Ki Ageng Waskita dengan penuh tanda tanya. Anak didik Ratu Laut Utara? Ayahnya pernah bercerita beberapa kali bentrok dengan orang-orang dari Istana Laut Utara. Bahkan pernah beradu ilmu langsung dengan panglimanya yang mengerikan, Siluman Karimata. Termasuk juga kisahnya yang pelik dan rumit dengan Putri Anjani, wanita sakti putri Laksamana Utara yang berubah menjadi seorang tokoh sakti mengerikan dan penuh dendam.
Gadis ini merenung sesaat. Ayahnya dulu terlibat dalam banyak petualangan hebat dan pertempuran dahsyat. Meskipun yakin bahwa ayahnya bukan orang yang suka bermusuhan dengan orang lain, namun keadaan saat itu memaksanya berurusan dengan banyak tokoh sakti. Wajar saja jika saat ini banyak anak keturunan tokoh-tokoh yang pernah dikalahkan atau tewas di tangan ayahnya mendendam hebat. Termasuk nenek sakti luar biasa tadi.
"Anak didik Ratu laut Utara berarti menerima ilmu-ilmu dari laut utara yang Kek? Tapi dia kejam dan bengis sekali. Aku tidak bisa membiarkan hal seperti itu terjadi di depan mataku. Aku tidak takut meski dia anak didik raja iblis sendiri!" Ratri Geni mengedikkan kepalanya.
Ki Ageng Waskita tersenyum sabar. Dia tahu gadis muda ini punya semangat luar biasa membela kebenaran. Ilmunya pun sudah sangat tinggi. Namun gadis ini masih jauh dari matang. Belum bertemu orang-orang licik yang bisa berbuat segala macam cara untuk mencapai tujuannya. Kakek sakti yang selalu menyembunyikan diri dan menjauhi keramaian ini berkata halus.
"Aku tahu Nduk. Kamu mewarisi sifat ayahmu sekaligus kekerasan ibumu. Ilmumu sudah lebih dari cukup untuk berhadapan dengan tokoh-tokoh persilatan di Tanah Jawa, namun kamu perlu mematangkannya. Aku akan mengajarimu beberapa hal dari ilmuku yang sedikit ini kalau kamu mau."
Ratri Geni kaget mendengar tawaran itu sekaligus senang bukan main. Kakek ini luar biasa sakti dan sudah bisa dipastikan bukan datuk dari dunia hitam. Ki Ageng Waskita melanjutkan.
"Aku tidak akan mengacaukan apa yang sudah diajarkan ayah dan ibumu. Ilmu mereka sangat tinggi dan itu sudah sangat cukup buatmu Nduk. Aku hanya akan mematangkan apa yang kau punyai. Aku akan mengajarkanmu cara memainkan seruling yang baik. Aku lihat kau punya seruling bagus."
Ratri Geni mencabut Seruling Bidadari Bumi dari pinggangnya dan menyerahkannya kepada Ki Ageng Waskita.
"Hmm, ini bukan cuma seruling bagus tapi istimewa. Darimana kau dapatkan seruling aneh dan langka ini Nduk? Aku menduga ini dibuat oleh ayahmu. Aku melihat jejak hawa Bayangan Matahari dan Busur Bintang di seruling ini."
Ratri Geni mengangguk kagum. Ki Ageng Waskita ini memang sangat luas pengetahuannya meski jarang turun ke keramaian dunia. Bisa mengenali Pukulan Bayangan Matahari dan Busur Bintang yang jarang sekali dikenali orang. Apalagi hanya lewat jejak hawa pukulannya saja.
Begitulah semenjak hari itu Ratri Geni diangkat menjadi murid Ki Ageng Waskita. Diajarkan bagaimana cara memusatkan hawa sakti dan yang paling menyenangkan bagi Ratri Geni adalah pelajaran bagaimana memainkan seruling dengan lantunan tembang-tembang indah namun juga bisa menjadikan serulingnya sebagai senjata luar biasa yang berbahaya.
-----
Ario Langit kehilangan jejak. Gadis Penebar Maut itu cepat sekali menghilang. Jalanan juga cukup ramai dengan lalu lalang orang. Para pedagang, petani, anak-anak murid, dan orang-orang lainnya berbaur di jalanan besar menuju ibukota Jipang Panolan. Ario Langit bahkan beberapa kali berpapasan dengan rombongan prajurit berkuda yang melaju dengan tergesa-gesa.
Sambil terus berjalan dan memasang mata baik-baik, pemuda ini melamunkan jalan hidupnya. Dibesarkan oleh seorang ibu angkat yang mengasuhnya semenjak umur tiga tahun, dia tidak tahu siapa ibu kandung sebenarnya. Ario Langit hanya punya ingatan samar-samar tentang rumahnya yang berada di sebuah pulau. Hidup berdua dengan kakak perempuannya yang tidak berbeda jauh umurnya. Mereka tidak pernah merasakan kasih sang ibu kandung karena seingatnya mereka berdua hanya dikelilingi oleh banyak pembantu dan penjaga.
Kemudian sebuah peristiwa besar membuat mereka terpisah. Terjadi penyerbuan besar-besaran ke pulau tempat mereka tinggal. Orang-orang berseragam prajurit yang dipimpin oleh orang-orang berkepandaian tinggi menghancurkan tempat tinggal mereka. Semua penjaga terbunuh dan pulau diratakan dengan tanah oleh para prajurit yang datang dalam jumlah besar menggunakan beberapa kapal.
Dia lolos dari maut akibat terjebak dalam kobaran api setelah diselamatkan oleh seorang wanita cantik yang membawanya pergi dari pulau dan mengangkatnya sebagai anak. Seorang wanita yang dipanggilnya Ibu Arawinda. Seorang tokoh wanita hebat yang sangat mengasihinya dan mengajarinya ilmu silat tingkat tinggi termasuk puncaknya adalah ilmu pukulan Aguru Bayanaka dan sebuah tarian dahsyat yang disebut ibunya sebagai Tarian Astadewi.
Di bawah bimbingan dan asuhan Arawinda, Ario Langit tumbuh besar menjadi seorang yang sopan dan lembut hatinya. Hanya saja peristiwa besar di pulau yang didiaminya semasa kecil ternyata menimbulkan kepedihan yang luar biasa di hati pemuda yang akhirnya juga tumbuh menjadi seorang yang sangat pemurung.
Berpisah dengan ibu angkat yang mengasihinya karena dia diminta mulai mengembara dan ditugaskan membela keadilan dan kebenaran semakin membuat pemuda ini pemurung. Dia tidak tega berpisah dengan ibu angkat yang sangat baik dan menyayanginya seperti anak sendiri. Apalagi Arawinda sudah mulai sakit-sakitan dan hanya tinggal sendiri di lembah Gunung Raung.
Ario Langit menghela nafas panjang. Hidupnya sangat sepi setelah berpisah dengan ibu angkatnya. Tapi semangat untuk melihat dunia luar dan menunaikan tugas dari ibunya membuat dirinya meneruskan pengembaraan. Di manapun dilihatnya terjadi ketidakadilan dan kesewenangan, pemuda ini pasti turun tangan. Meskipun baru setahun melakukan pengembaraan dia sudah mendapatkan julukan Pendekar Langit oleh banyak orang yang telah diselamatkan hidupnya.
Sekarang dia mempunyai tugas berat yang harus diselesaikan. Gadis Penebar Maut telah menyebar kematian di mana-mana. Ario Langit tidak bisa membiarkannya begitu saja. Gadis itu harus dihentikan. Kalau tidak, kematian orang-orang tidak bersalah akan semakin banyak. Gadis itu sepertinya punya dendam luar biasa. Membunuh tanpa berkedip dan seolah kematian orang ditangannya adalah sesuatu yang menyenangkan dan memuaskan hati.
Gila! Ario Langit belum pernah bertemu dengan orang seperti ini sebelumnya. Ibunya selalu berpesan bahwa ilmu yang dimilikinya harus dipergunakan untuk membela yang tertindas dan tak sanggup membela diri di dunia yang kejam ini. Karena itulah dia marah sekali melihat keganasan dan kebrutalan Gadis Penebar Maut. Mengejarnya kemana-mana. Bahkan pernah salah sangka menyerang Ratri Geni yang dikiranya gadis maut itu.
Ario Langit terbangun dari lamunan. Telinganya yang tajam menangkap suara pertempuran tak jauh dari tempatnya berjalan. Tubuhnya berkelebat cepat. Khawatir Gadis Penebar Maut itu menjatuhkan tangan kejinya lagi.
Namun apa yang dilihatnya berbeda. Tidak ada Gadis Penebar Maut. Tapi seorang pemuda yang menyerang dengan ganas seorang gadis yang membela diri dengan tak kalah hebat. Ilmu pemuda itu aneh dan mengerikan. Dari kedua tangannya mengepul asap hitam berbau amis. Sedangkan gadis yang berwajah cantik itu bertahan menggunakan jurus-jurus pukulan yang indah sekali seolah dia sedang menari-nari dan melukis di udara.
********