Chapter 4 - CHAPTER 03

Motor milik Ryan berhasil menerobos garis finis terlebih dahulu. Setelah itu banyak terdengar suara komplen

"Lo bawa orang!. Gak adil!."

The Scorpion, terlebih Ryan, sudah menatap mereka berdua dengan mengintimidasi. Aria membuka helmnya dan membiarkan rambutnya terurai, mungkin karena oleng tadi membuat ikat rambutnya hilang. Orang-orang terkejut saat tau itu perempuan

Brakk

All terkejut saat Aria melempar helm Ryan ke tanah dengan kasar lalu mendatangi anggota The Flame yang masih di motor, namanya Rangga

"Turun Lo bang*at!."

Aria dengan kuatnya menendang motor Rangga hingga jatuh. Aria segera menduduki perut Rangga dan menghajar wajahnya habis-habisan. Orang-orang tampak terkejut. Jack dan anggotanya hendak melerai, begitupun anggota The Flame. Tapi sang leader, Ryan dan Eric, sama-sama menahan membiarkan gadis itu melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Yap mereka tau maksud gadis itu

Aria memukul wajahnya dadanya lalu menginjak perut tangan kaki Rangga. Tak ada yang berani melawan

"Cuman berani main curang?. Mati aja Lo." Sekali lagi Aria menghantupkan kepalanya dengan kepala Rangga dengan keras, sehingga Rangga pingsan

Aria berdiri dan menarik nafas. Ia menatap semua orang dengan seringaiannya

"Balap liar boleh. Tapi tolong ... jangan ada kecurangan, itu namanya ... Lo pecundang."

Setelah mengatakan itu Aria memutuskan untuk pergi. Dan tentu Ryan mengejar. Sampai di mobil, Aria berhenti sebentar sambil menatap tangannya yang gemetar

"Ar?." Panggil Ryan

"Gw ... mukul orang. Gak bakal dipenjara kan?." Tanya Aria takut-takut. Sementara Ryan hanya terkekeh geli

"Kok ketawa sih?!."

"Udah ah, gw antar yuk. Kepala Lo pasti pening." Ryan duduk dikursi kemudi dan Aria sama sekali tak masalah karena memang kepalanya sedang pening

Saat sudah duduk dengan nyaman. Aria memutuskan untuk tidur dan dengan cepatnya terlelap. Ryan tersenyum kecil lalu menyelimuti Aria dengan jaketnya. Laki-laki itu menatap lama wajah tidur sang gadis

Sebenarnya dari awal ia sudah mengenal Letta karena dia merupakan sahabat Vivi. Itulah alasannya membiarkan Letta (Aria) untuk mengetahui tentang dirinya. Tapi dia tak berani melakukannya pada Letta yang dulu, karena gadis itu sangat polos melebihi adik sepupunya

"Thanks Ar." Bisik Ryan lalu ia segera menginjak gas. Sungguh itu adalah malam terlelah

Keesokan Harinya...

"Eunghh, hari Minggu enaknya ngapain ya." Aria menatap langit kamarnya lama dan hanyut dalam pikirannya sendiri sampai terdengar suara dari handphonenya

Tingg...

Unknown

Hai, Letta kan?

Lettaheree_

Ya, Lo siapa?

Dapat dimana nomor gw?

Unknown

Dari bang Ryan hehe

Gw Matthew

Gw cuman mau bilang terimakasih karena semalam Lo nolongin gw

Lettaheree_

Oh elo

Gapapa gw sng bisa bantu

Tpi betulan ni cmn buat terimakasih?

Unknown

Hehe

Kalau Lo mau save jga gapapa

Lettaheree_

Aura-aura modusnya keluar ni wkwk

Ok sudah gw save

MattheWAR

Thankss

Oh ya kayaknya gw bakal pindah ke sekolah besok

Lettaheree_

Oh ya? Yippie

Sampai ketemu bsk ya ^^

MatthewWAR

Sip 👍👍👍

Aria terkekeh saat membaca pesannya ulang. Itulah dirinya, dia itu sangat mudah mendapat teman karena positif vibesnya. Tapi jika ada yang diam-diam menusuknya dari belakang, ia tak akan segan-segan menusuk balik

Hahaha...

Seketika senyum Aria menghilang. Tapi tiba-tiba sebuah bohlam muncul dari kepalanya. Dia pun segera memulai aksinya

"Oh ada si Medusa." Ucap Aria dan langsung dijawab dengan tatapan tajam

"Letta, jangan begitu." Ujar Leon dengan nada dingin dan penekanan

"Apa sih Lo jamet." Aria cuek lalu pergi ke dapur

Dia memang sedang kelaparan saat ini. Dan orang-orang itu tengah membeli makanan delivery tanpa membaginya. Aria membuka kulkas dan menemukan berbagai daging, sayur, makanan kaleng, dan mie instan

"Biarlah. Masak sendiri lebih sehat." Aria mengambil bahan-bahan dan peralatan

Di rumahnya, Aria adalah ibu kedua. Ia dapat mengerjakan pekerjaan rumah dengan sangat bagus dan tepat waktu, serta masakannya sangatlah lezat. Tapi hal itu justru menjerumuskannya ke jalan yang tak diinginkannya. Kedua orang tuanya berpikir bahwa Aria sudah siap menjadi seorang ibu, makanya dinikahkan. Apa hubungannya anjir?!. Dia perempuan ya tentu harus bisa mengerjakan tugas rumah!

Aria melanjutkan acara memasaknya. Aroma masakan yang menyerbak membuat seluruh orang di ruang tengah menengok dengan tatapan lapar. Melihat itu, si Medusa langsung menjalankan aksinya

"Letta lagi masak ya?. Mau aku bantuin?."

"Lo kan tau jawaban gw. Jauh-jauh. Gw gak mau makanan spesial gw kena racun dari Lo." Ucap Ari sarkas

"Letta dia baik-baik mau bantuin Lo!." Gertak Nanda

Aria menatap malas dan dengan sengaja memercikkan sedikit minyak ke tangan Nanda. Nanda berteriak heboh. Hana pun panik dan langsung mengambil kotak p3k

"Bangke lu!."

"Lah situ siapa yang nyuruh dekat?. Dah tau orang lagi masak. Dengar selama Lo ngaku punya otak tolong dipake. Dan satu lagi. Tolong gobloknya jangan diambil semuanya." Aria menaruh hidangannya ke piring lalu menjauhkannya dari mereka

Terlihat 5 laki-laki itu yang ingin menyantap hidangan Aria. Sementara Aria membuat minuman dengan mencampurkan susu kopi dan cream, serta remahan Oreo dan wafer sebagai topping

"Njir gw jijik liat liur lu pada." Aria membawa makanannya ke kamarnya

"Ck udahlah, ayo balik main game!."

Leon menahan tangan Randy dan membiarkan yang lain kembali ke ruang tengah. Mereka melihat wajan bekas Aria masak tadi yang masih terdapat sisa makanan, dan ada kertas pesannya

'Cuman buat Abang titik gak pake koma'

Sekilas Leon tersenyum kecil. Sementara Randy membuang kertas itu dan bergabung dengan yang lain. Dan Aria memperhatikan dari atas. Disini ia tau kalau Leon masih bisa diambil dalam waktu dekat, tapi Randy tidak. Walau begitu, mau cepat ataupun lambat Randy akan berada digenggamannya