"Gw Triton."
"Ah ketua kelas!."
* * * * *
"Jadi ngapain Lo bawa gw ke aula olahraga?."
Triton tak mendengar ia sibuk mencari sesuatu di lemari
"Ah ini dia."
"Bola basket?."
Triton mengangguk lalu mendribble bola itu dan melemparnya ke ring
"Wow, three poin. Lo jago juga ya." Puji Aria
"Hehe dulu gw sempat masuk klub basket selama 6 tahun. Setelah itu karena sebuah konflik klub gw bubar." Curhat Triton
"Konflik?. Ahh. Jadi ceritanya Lo mau ngajakin gw duel gitu?." Tebak Aria. Triton menjawab dengan anggukan
"Gw memang bisa. Tapi gak sejago Lo." Ujar Aria
Triton terkekeh. Lalu mereka pun bermain. Aria mendapat 2 skor sementara Triton 5 skor. Tapi mereka tak peduli dengan itu
"Hey Lo curang!."
"Haha yang penting menang."
"Ih Triton!."
Triton tersenyum ketika melihat Aria yang tertawa. Tanpa mereka tau, ada sepasang mata yang menatap mereka dingin
"Letta."
Seketika senyum Triton menghilang, digantikan dengan wajah datarnya
"Oh Matthew!." Aria mengajak Matthew mendekat. Gadis itu saling memperkenalkan Matthew dan Triton, padahal dia sangat yakin jika mereka sudah saling kenal
"Jadi kenapa Lo disini?." Tanya Aria
"Oh ada laki-laki anak kuliahan yang nyari lo di kelas tadi. Gw kira Lo di kantin." Jawab Matthew
'Ryan?'
Aria kembali mengingat-ingat alasan Ryan mendatanginya. Padahal sekarang masih jam belajar
* * * * *
"Lo minta bantuan gw?."
"Ya. Tolong cari kan orang yang nabrak gw. Gw yakin itu disengaja. Gw bakal kasih tau alasannya nanti."
* * * * *
"Ah iya!." Triton dan Matthew terkejut
"Gw pergi dulu. Kalian ngobrol aja ya, supaya dekat. Hehe, ok bye!." Aria melambai lalu berlari pergi
"Sampai bertemu di pertandingan nanti malam." Ujar Triton lalu pergi. Sementara Matthew hanya menatap datar
Rooftop...
"Disini Lo."
"Hah hah, bentar." Aria duduk lalu mengambil nafas panjang
Ryan menggeleng sambil menahan tawa lalu memberikan minuman kaleng. Aria dengan cepat meminumnya hingga setengah
"Mana handphone Lo?. Gw telpon dari tadi gak di angkat." Ujar Ryan
"Kelas gak boleh bawa hp. Jadi dititipin ke ruang guru dan for your info, hp gw mati." Jawab Aria
Ryan mengangguk lalu duduk di sebelah Aria. Laki-laki itu membuka laptopnya dan mengetik sesuatu
"Btw, Lo gak ngampus?." Tanya Aria
"Hm?. Dosennya lagi cuti jadi kita bebas." Jawab Ryan. Aria mengangguk lalu menatap layar laptop Ryan
'Putri ketiga dari keluarga Robinson akan dinikahkan dengan putra dari keluarga Alexandre. Tapi sehari sebelum pertunangan, putri keluarga Robinson itu melarikan diri dan sebuah mobil menabraknya. Diketahui mobil itu melakukan tabrak lari. Dan saat ini putri dari Robinson itu telah siuman, namun ia lupa ingatan atau yang biasa kita sebut ialah amnesia. Namun pernikahan akan terus berlanjut karena sudah menerima kesepakatan dari kedua pihak. Pernikahan keluarga Robinson dan keluarga Alexandre akan berlangsung pada hari Minggu di mansion Robinson'
"Jadi dugaan gw benar."
"Kalau kalian bertukar tubuh?." Tebak Ryan
"Yap." Aria merenung sambil menatap langit
"Jadi sekarang rencana Lo apa?." Tanya Ryan
"Kita kesana hari Minggu." Jawab Aria cepat
"Lo serius?. Gimana kalau nanti kita malah ngerusak acara?." Ujar Ryan
"Malah bagus sih. Ntar kalau semua ini sudah selesai, gw bakal balik." Jawab Aria malas
"Emang kenapa?. Seburuk itukah putra Alexandre?." Tanya Ryan
"Gak juga. Gw dan Ghata itu udah temanan dari kecil. Dia baik sama gw, dia seolah-olah tameng buat gw. Lo tau?. Gw dulu itu, sama kayak Letta. Lemah, gak bisa diandalkan. Sampai gw tau ... siapa keluarga Alexandre sebenarnya." Jawab Aria sambil memeluk lututnya
"Apa yang Lo maksud ini?." Ryan menunjukkan laptopnya
'VIRAL!. Keluarga Alexandre dirumorkan merupakan seorang mafia, apa itu benar?!'
"Ya. Letta dalam bahaya. Sebaik apapun keluarga itu, selama latar belakang mereka gelap ... kita gak bisa percaya sepenuhnya." Ujar Aria
"Oke. Hari Minggu, tapi bagaimana dengan undangannya?." Tanya Ryan
"He Lo lupa ya. Keluarga Leonel dan Madison itu juga keluarga penting. Kita pasti di undang."
Ryan mengangguk. Lalu bel berbunyi
"Ah gw pergi dulu. Thanks ya kak." Aria membuang kaleng bekas minuman tadi
Tiba-tiba Ryan menahan tangan Aria
"Nanti malam anggota gw main lagi. Si Matthew. Lo datang kan?. Gw ajak Vivi, biar ada alasan Lo keluar. Ntar dia jemput." Ujar Ryan
"Oh kalau begitu beres deh. Gw ke kelas ya, bye!." Lagi, Aria melambai lalu berlari pergi
Ryan menatap layar laptopnya dan menampilkan wajah miris
'Apapun yang terjadi. Lo bakal jatuh ke tangan gw. Tapi gw masih belum tau ... gw bakal pilih Aria atau Letta?'
Malam Harinya...
"Njir rame banget." Ujar Aria terkagum-kagum
"Hii, bisanya Lo malah kagum. Seram tau. Gimana kalau mereka kecelakaan?!." Sentak Vivi
"Jangan nethink plish!. Kita temui The Scorpion yuk." Aria menarik tangan Vivi lalu menuju tenda The Scorpion
"Hai guys!."
"Eh Letta?. Dan Vivi kan?. Sepupu Ryan." Tebak Jack
"Ahaha iya."
"Muka Lo kenapa pucat?."
"Ahh gapapa."
Jack dengan wajah khawatir segera memberi Vivi tempat duduk dan segelas teh. Aria menatap datar lalu menegur para anggota
"Letta?. Lo disini?."
"Hai. Kak Ryan yang ngajak. Lo parah sih gak kenal kak Ryan pas di kelas." Ujar Aria
"Ya kan supaya si ketkel itu gak curiga." Jawab Matthew
Aria mengangguk lalu menatap sekeliling, mencari seseorang
"Lo nyari bang Ryan?. Dia lagi ada ketemuan sama tim inti The Phoenix di belakang." Ujar Matthew
Aria meminta ijin untuk mendatangi Ryan. Tentu Matthew membolehkan, asal gadis itu harus memakai masker agar identitasnya tak diketahui
"Ok. Gw titip Vivi ya." Pesan Aria lalu memasang topinya dan pergi ke belakang tenda
Disana ia melihat Ryan dan leader dari The Phoenix, Jason. Aria hanya tau tentang leadernya yang bersifat terlalu emosional dan temperamennya buruk. Ada rumor yang mengatakan jika dia terpilih menjadi leader karena disogok, bahkan ia tak jago-jago amat dalam balapan. Karena dia tak suka kekalahan, mungkin ia akan balas dendam lewat pertandingan malam ini
"He malam ini Lo bakal kalah." Ujar Jason
"Ok, kita lihat saja nanti." Jawab Ryan cuek
"Cih sombong amat Lo."
"Emang kenapa?. Situ iri."
"Brengsek Lo!."
Happ...
"Ugh, lepasin tangan gw!." Gertak Jason saat tangannya ditahan oleh Aria. Tiba-tiba laki-laki itu menegang ketika melihat tatapan dingin Aria
"Oh sorry." Aria dengan sengaja mendorong Jason hingga jatuh
"Argh, siapa Lo hah?!."
"B-bos, dia perempuan yang katanya ngehajar anggota The Flame habis-habisan."
"Ha?."