Chereads / Laskar Dewa Series Episode II Sitija (Sang Yadawa Terakhir) / Chapter 13 - Asa Berujung Petaka Di Puncak Nilakhalipura

Chapter 13 - Asa Berujung Petaka Di Puncak Nilakhalipura

Nilakhalipura (Nilachali)

Prabu Bhomabomanthara yang Telah Sampai Di Nilakhalipura Bersama Jutaan Pasukan Raksasa Denawa Prajathista. Segera Melaksanakan Apa Yang Menjadi Keinginan Ratu Dewi Agnyawati. Jutaan Raksasa Bahu Membahu Membangun Candi Pemujaan Dewi Kamakhya.

"Aku Yakin Paman Mura,Paman Hayagriwa,Paman Nisundha,Dan Paman -paman Lainnya.Kita Akan Menyelesaikan Ini Sebelum Pagi Menyingsing…!"Kata Prabu Bhomabomanthara Kearah Semua Mahasenapatinya.

"SENDIKO DAWUH,SINUWUN JUNJUNGAN KAMI PRABU BHOMABOMANTARA…!"Seru Semua Mahasenapati, Anikhadipati, Birudanapati Pasukan Prajathista kearah Sang Raja.

"Sinuwun Prabu Bhomabomanthara,Bentuk Dari Candi Ini Sesuai dengan Keinginan Dewi Agnyawati.Bersumber Dari Ilmu yang Bermuatan Antara Hubungan Laki-laki dan Wanita.Bentuk dari Lingga dan Yoni akan Terukir Di Banyak Bagian Candi."kata Mahasenapati Mura Selaku Perancang Bangunan Candi Yang Diinginkan Dewi Agnyawati.

"Kita akan Membuat dan Membangun Tangga Kearah Puncak Bukit Dahulu,Sinuwun Prabu.Hamba Yakin Dengan Puluhan Juta Pasukan Raksasa Prajathista,Kita akan menyelesaikan Pekerjaan ini Sebelum Fajar Menyingsing,Sinuwun Prabu.Seperti Susunannya Candi Ini Terbagi Menjadi Empat Bagian.Bagian Pertama Candi yang didalamnya terdapat Empat Garbagriha.Di dalam Garbagriha Terdapat Tangga Menurun Didasarnya Terdapat Celah batu yang Berbentuk Yoni.Yang dinamakan Calanta (Pintu Utama) Candi dan Pancharatna.Pada Bagian Yoni yang Diisi Oleh celah MataAir Seperti Tempat tinggal Sang Dewi Kamakhya.Disetiap dalam Akan Diukir Oleh Beberapa Ahli pahat.Ukiran Dewa Ganesha dan Para Dewa dan Dewi Lainnya. Sang Paduka Prabu" jelas Sang Mahasenapati Mura.

"Aku serahkan Apa yang Menurut Paman Mura menjadi yang terbaik…!" Kata Sang Prabu Bhomabomanthara.

"Semua Sudah Sesuai Rencana Sinuwun Prabu Bhomabomanthara."Jelas Mahasenapati Mura.

Mereka Tak Menyadari Bahwa Di kedalaman Tanah Percakapan Sang Raja Prajathista dan Seluruh Mahasenapati dan Anikhadipatinya Telah Dimata -matai Oleh Teliksandi Kerajaan Jangkarbhumi. Para Teliksandi itupun Meneliti Dari Kedalaman tanah Setiap Prajurit yang Bekerja Membangun Candi Batari Kamakhya. Lalu Kelima Teliksandi segera Melesat Kembali Menuju Kearah Istana Trajutrisna. Untuk Melaporkan Apa yang Mereka Dapati Di Nilakhalipura kearah Sang Ratu Trajutrisna Dewi Agnyawati.

Sementara Sang Ratu Yang Gelisah berharap agar rencana Sang Prabu Bhomabomanthara gagal. Meminta Pertimbangan Kearah Ketiga Apsari yang Menjadi Pendampingnya.

"Bagaimana ini Bibi Supraba,Bibi Urwasi dan Bibi Wilutama,Aku Bingung!Apa yang harus Aku lakukan untuk Membuat Kakang Bhomabomanthara tidak bisa menikah denganku?"tanya Sang Ratu Agnyawati kearah Bibi Apsarinya.

"Tenanglah,Ndoro Ayu Kamakhya.Kita akan Menunggu Sebentar lagi…"kata Dewi Wilutama menenangkan kegundahan Hati Sang Ratu.

"Kakang Mbok ,Bulan Purnama Sudah Hampir Bergeser Kearah Timur .Sebentar lagi ,Bagaimana Kita semua Bisa Tenang!"kata Dewi Urwasi cemas.

Tiba -tiba dari Dalam Tanah Muncullah Lima Sosok Tubuh Lelaki Perperawakan Kekar. Dengan Sekujur Tubuhnya Dipenuhi Sisik Berwarna Biru Kehijauan. Dengan Lambang Bintang Kejora Di dadanya. Mereka Adalah Anikhadipati Kerajaan Jangkarbhumi. Yang tadi senja hari Diutus Sang Raja Prabu NagaBaginda (Raden Antareja).Untuk Mengawasi Pembuatan Candi Di Nilakhalipura yang dikerjakan Oleh Prabu Bhomabomanthara. Dan Ketika Mereka Mendekati Sang Ratu Dewi Agnyawati. Seketika Kulit Sisik dan Mata Ularnya Segera Memudar. Dengan Bersimpuh dan Menghaturkan Hormat. Para Teliksandi Anikhadipati Jangkarbhumi Segera Duduk Bersila Dihadapan Sang Ratu.

"Sendiko Dawuh,Sinuwun Kanjeng Ratu Dewi…"Kata Salah Seorang Diantara Mereka.

"Akhirnya Paman -paman Kalian Berlima Datang .Ada Sesuatu yang Mungkin Sangat Penting,Tolong Paman …Katakanlah…!?"Kata Dewi Agnyawati Bertanya Dalam Keadaan cemas Kearah Teliksandi Jangkarbhumi.

"Sendiko Dawuh,Kanjeng Ratu .Kami Berlima Ingin Memberitahukan Bahwa Jika Kanjeng Ratu Tidak Melepaskan Ajian Pangabaran,Sekarang.Maka Pembangunan Candi di Nilakhalipura Sebentar Lagi Akan Memasuki tahap akhir."Kata Salah Satu Anikhadipati Jangkarbhumi.

"Baiklah Paman,Bibi ...Aku minta Tolong ,Carikan Aku, Seekor Ayam Jago …!"Kata Ratu Dewi Agnyawati kearah Dayang Istana Trajutrisna.

"Sendiko Dawuh,Sinuwun…!"jawab Para Dayang Istana Berpamitan dan Segera Berlalu. Dengan Tidak lupa menghaturkan Hormat terlebih Dahulu kearah Junjungannya.

Sementara Para Puluhan Ribu Akshohini Kaum Yadawa dari Berbagai Kerajaan,Kaum Naga dan Kaum Ditya Bersiap Berangkat Kearah Bukit Nilakhalipura. Dipimpin Oleh Narendra Dwarawati Beserta Sang Istri Dewi Satyabhama. Para Raja Memerintahkan Para Pasukan Untuk Segera Bergerak kearah Bukit Nilakhalipura. Prabu Khrisna, Sang Permaisuri, Raden Guritno Mengikuti Pergerakan Ratusan Juta Pasukan Dari Berbagai Kaum Di Angkasa. Tapi Akhirnya Raden Guritno Berpamitan Lalu Membelokkan Arah Terbangnya. Raden Guritno Terbang Kearah Istana Trajutrisna.

"Setelah Fajar menyingsing,Seperti rencana semula Kita akan Menyerang Pasukan Prajathista Di Bukit Nilakhalipura.Sedangkan Putraku Samba akan Menuju kearah Trajutrisna. Mengambil Haknya Sebagai Suami Dewi Agnyawati.Nakmas Tetuka,Sebaiknya Nakmas Tetuka dan Nakmas Antareja Kembalilah Kearah Trajutrisna,Jagalah Kakang Sepupumu Yaitu Raden Samba ,Lindungi Putraku dan Calon Kakang Mbokmu,Nakmas…!"Perintah Sang Prabu Khrisna kearah Mereka Berdua Yaitu Raden Guritno dan Raden Antareja Sebelum Memberangkatkan Pasukannya.

"Sendiko Dawuh,Uwak dan Uwak Putri.Tapi Kenapa harus Merubah Rencana Uwak ?"Tanya Raden Guritno dan Raden Antareja Bersamaan Sambil Menghaturkan Hormat.

"Ngger…,Prabu Bhomabomanthara Bukanlah Lawan yang Bisa Kalian Hadapi Dengan Mudah.Bahkan Cakra Sudarshana Milikku Digabungkan dengan Ajian Upas Anta, Braja Musthi, Braja Dentha,Braja Wikalpa dan Braja Lamatan Milik Nakmas Tetuka,Beserta Milik Ksatria Nagapun Tidak akan Bisa Melukainya. Bhomabomanthara Tidak Akan Pernah Bisa Dikalahkan Oleh Ratusan Dewa berikut Senjata Saktinya.Nasib Bhomabomanthara Sudah Ditakdirkan Oleh SangHyang Wenang. Diujung Anak Panah Naracha.Pergilah Kalian Berdua, Ngger.Temani Kakang Sepupumu!"Perintah Sang Uwak kearah Keponakannya.

"Jika Itu Keinginan Uwak,Baiklah…Hamba dan Adi Tetuka akan Menurutinya…"Jawab Raden Antareja.

Di waktu yang Hampir Bersamaan Sang Ratu Dewi Agnyawati yang Telah mendapatkan Seekor Ayam Jago. Segera Menyatukan Kedua Telapak Tangannya Seraya Memejamkan Kedua Matanya. Sang Ratu Merapal Mantra Ajian Pangabaran. Ajian Yang Bisa Mempengaruhi Makhluk Hidup Untuk Menjalankan Keinginan Sang Pemakai. Ketika Sang Ratu Membuka Matanya. Kedua Bola mata Sang Ratu Seketika Berubah Warna Menjadi Kehijauan.

Lalu Sang Ratu Mendekati Ayam Jago Didepannya.

"Ayam Jantan,Kumohon Berkokoklah…!"Bisik Sang Ratu Dewi Agnyawati Sambil Memegang Leher Sang Ayam.

Tak Berselang Lama Sang Ayam Jago Segera Berkokok Keras. Dari Berbagai Penjuru Tiba -tiba Terdengar Suara Kokok Ayam Jago. Semua Ayam Jago Di Semua Wilayah Nirmukhana dekat dengan Bukit Nilakhalipura Pun Berkokok Bersaut -sautan. Prabu Bhomabomanthara yang Mengetahui Bahwa Seluruh Ayam Jago Berkokok. Dengan Gusar Memerintahkan Seluruh Prajurit Prajathista Untuk Menghentikan Pembangunan.

"SUDAH-SUDAH HENTIKAN-HENTIKANLAH…AKU GAGAL ,PAMAN. KITA GAGAAALLL…!"Teriak Sang Prabu geram Kearah Semua Prajurit Prajathista. Beserta Seluruh Mahasenapati dan Anikhadipatinya.

"Ini Masih Bisa Kita Rampungkan,Sinuwun.Matahari masih belum Keluar,Kurang Sedikit lagi Kita akan menyelesaikannya,Sinuwun.Hamba mohon jangan Dihentikan Sinuwun Jangan Patah Semangat…!"kata Mahasenapati Mura Berusaha Menenangkan Junjungannya.

"SUDAH…PAMAN…SUdah,Aku menyerah-Aku Menyerah Paman, Aku Menyerah…"jawab Sang Prabu terduduk lesu sambil memegangi dahinya. Seraya menggeleng -gelengkan Kepalanya sambil menitikkan Air matanya.