Chereads / Laskar Dewa Series Episode II Sitija (Sang Yadawa Terakhir) / Chapter 18 - Pengkhianatan Prabu Sisupala

Chapter 18 - Pengkhianatan Prabu Sisupala

Beberapa Pekan Setelah Pengalahan Pasukan Prajathista. Prabu Sisupala Mengunjungi Kearah Kerajaan Magadha. Sang Sahabat Menerimanya dengan Lapang Dada.

"Ternyata Seorang Teman Dari Jauh yang mengunjungiku.Ha…ha…ha…!"Kata Sang Prabu Jarashanda Lantang Sambil Tertawa Terbahak -bahak Kearah Sahabatnya.

Sang Sahabat Prabu Sisupala Tersenyum Sambil Menghaturkan Hormat Kearah Prabu Jarashanda. Dengan Menyatukan Kedua Tangannya seraya Menundukkan Kepalanya. Tak Berselang Beberapa Lama Mereka Berdua Saling Berangkulan Sambil Tertawa Terbahak -bahak Bersama.

"Ma'afkan Kedatangan Adi, Kakang.Adi Yang tidak Memberitahukan Kedatangan Kepada Kakang Terlebih Dahulu,Kakang Jarashanda…"Jawab Prabu Sisupala.

"Aku Tahu,Adi Sisupala.Adi dan Aku Mempunyai Musuh Yang sama.Yaitu Narendra Dwarawati Bangsat Si Khrisna Dan Kakangnya Yang Brengsek Si Goblog Kakrasana.Anak Dari Seorang Biadab Basudewa,Yang telah membuat Kedua Putriku Kehilangan Suaminya Prabu Kangsa Menantuku…!"jawab Prabu Jarashanda Geram.

"Aku Lupa Adi Sisupala,Ayo Kita menuju kedalam Istana…"ajak Sang Prabu Jarashanda Kearah Tamunya yang Juga Sahabatnya.

Mereka Memasuki Wilayah Kerajaan Magadha Nan Megah. Sang Prabu Segera Menduduki Singgasananya dan Mempersilakan Prabu Sisupala Duduk Di Bangku Mahasenapatinya.

"Aku Sudah Menyerang Mandhura Hampir Berkali-kali,Adi Sisupala.Meskipun Sudah Beberapa Kali Menghancurkan Benteng Kerajaan ,Membunuh Pasukan Sampai Jutaan .Tapi Usahaku Serasa Sia-sia ,Hingga Akhirnya Aku Memutuskan Untuk Menarik Mundur Pasukanku.Serangan Jutaan Pasukan Magadha Berhasil Dipatahkan Hanya Oleh Dua Orang Putra Si Bangsat Basudewa.Aku Berusaha Membalaskan Sakit Hati Kita.Sa'at Pasukan Kita Juga Dibantai Habis-habisan Oleh Pasukan Prabu Bhomabomantara Di Nilakalipura.Ayahandaku dan Ayahandamu Juga Terbunuh Disana,Iya kan Adi Sisupala?Ini Semua Ulah Dari Kedua Anak Basudewa Biadab itu,Si Kakrasana dan Si Cabul Khrisna!"tegas Sang Prabu Jarashanda.

Prabu Sisupala Mengangguk anggukkan Kepalanya.

"Seranglah Mandhura kembali Kakang Jarashanda .Aku Akan Membantu Kakang,Aku Yakin Cedi dan Magadha Bisa Menghancurkan Benteng Mandhura.Aku Juga Bersekutu Dengan Kerajaan Raksasa Denawa yang Bernama Kerajaan Yawana,Prabu Kalyawan Putra Prabu Ganggia Juga Akan Menggempur Mandhura dan Dwarawati Bersama Kita Kakang…!"jawab Prabu Sisupala.

"Baiklah Adi Sisupala,Kita Akan Menghajar Mandhura dan Dwarawati Kembali…!"Kata Prabu Jarashanda.

"Kita Akan Menyerang Mereka Secara Licik dan Terus Menerus menggempurnya.Agar Pertahanan Mereka Hancur Berantakan,Kakang Jarashanda."Kata Prabu Sisupala kembali.

Prabu Jarashanda Memegangi Dagunya dengan kelima Jari Telapak Tangan Kanannya sambil Mengangguk -anggukkan Kepalanya.

"Besok Kakang dan Aku Akan Pergi kearah Kerajaan Yawana.Kita Akan Mengatur Siasat Kita Disana,Bagaimana Kakang…?"Tanya Raden Sisupala kearah Sahabatnya.

"Baiklah,Aku Akan Menuruti Permintaanmu,Adi Sisupala.Sekarang Kita Sebaiknya Mengisi Perut Dulu.Ha…Ha…Ha…"Jawab Prabu Jarashanda Seketika Beranjak Dari Singgasananya Kemudian Merangkul Bahu Kiri Sahabatnya. Mereka Akhirnya Tertawa Terbahak -bahak Bersama Sambil Meninggalkan Balai Kedaton Istana Magadha.

.........................

Sementara Di Mandhura Prabu Baladewa dan Prabu Khrisna Beserta Para Pandawa beserta Sebagian Raja -Raja Sekutu. Termasuk Kerajaan Pringgodhani dan Jangkarbhumi melakukan Perundingan Karena Terjadinya Serangan Dadakan Di Kerajaan Mandhura yang Dilancarkan Oleh Prabu Jarashanda.

"Biadab Jarashanda!Bangsat itu berusaha mengalihkan Perhatian Kita .Kita yang Sedang ingin mempersiapkan Upacara Rajasuya kearah Amarta,Malah menghadapi Hal Seperti Ini.Betul-betul BAJINGANNN…!"Ucap Prabu Baladewa Geram.

"Tenangkan Dirimu ,Kakang Kakrasana…" Ungkap Prabu Puntadewa kearah Kakang Sepupunya.

"Bagaimana Aku Bisa Tenang dengan Kejadian Seperti ini ,Yayi (Bahasa jawa:Adik)Yudisthira.Benteng Istana Mandhura sudah hampir Runtuh oleh Serangan Si Biadab Jarashanda,Yayi…"

"Aku Yakin Kita hanya bisa Bisa Bertahan dari Serangan Magadha,Tapi Untungnya Pasukan Dari Amarta, Pringgodhani dan Jangkarbhumi datang Membantu Mandhura.Terima Kasih Untuk Adi dan Semua Keponakan yang telah Membantu mengatasi kemelut Ini.Untuk Sementara Biarkan Kita Ungsikan Para Pasukan dan Penduduk Mandhura kearah Dwarawati,Kakang Kakrasana.Karena Banyak Diantara Pasukan Mandhura dan Penduduk Yang menjadi Korban Keganasan Pasukan Magadha.Biarkan Nakmas Tetuka(Guritno/Gatotkaca) ,Adi Werkudara dan Adi Arjuna yang Membantu Pengungsi kearah Dwarawati beserta Adi Udawa, Adi Setyaki dan Putra-putraku…!"jelas Prabu Narayana (Prabu Khrisna).

"Kita akan Mengatur Siasat, Dimas Werkudara dan Dimas Arjuna Kalian Berdua Akan Menyamar Menjadi Dua Orang Resi dan Bergabung dengan Penduduk Mandhura.Kakang Kakrasana Memimpin Pasukan Mandhura Di Bagian Pertahanan,Dibantu Adi Udawa, Adi Setyaki dan Lainnya.Sedangkan Nakmas Tetuka dan Nakmas Antareja Bantu Pembangunan Rumah Untuk Pengungsi Di Dwarawati. Aku Mendengar Kabar Jika Magadha Tidak Menyerang Sendirian.Ada Kerajaan Wangsa Danawa yang Akan Menggempur Kearah Kita Juga.Pasukan Raksasa dari Kerajaan Yawana.Biarkan Aku Yang akan Memancingnya Kearah Goa Di Daerah Kosala Yang Dihuni Oleh Pertapa Asura Ditya Yang Bernama Prabu Mucukhonda.Sebab Prabu Kalyawan Akan Menemui Ajalnya Oleh Kekuatan Sinar Api Yang Keluar Dari Kedua Mata Prabu Mucukhonda,Apakah Semua Mengerti…?"tanya Sang Prabu Khrisna Kearah Semua yang Berada Disitu.

"SENDIKO DAWUH ,KAKANG…!"

"SENDIKO DAWUH UWAK NARAYANA…!"

Seru Semua Yang Berada Disana Sambil Menghaturkan Hormat. Seraya Menyatukan Kedua Telapak Tangannya.Kecuali Raden Werkudara Yang Hanya Bersedekap Dan Mengangguk -anggukan Kepalanya.

...….......................

Keesokan Harinya Di Lain Tempat Rombongan Pasukan Berkuda Prabu Sisupala Dan Prabu Jarashanda Menuju ke Kerajaan Para Raksasa yang Bernama Kerajaan Yawana. Untuk Meminta Bantuan kearah Sang Raja Yang Bernama Prabu Kalayawana. Untuk Menggalang Kekuatan Pasukan Magadha dan Cedi Guna Mengoyak Pertahanan Pasukan Mandhura dan Dwarawati Bersama Semua Sekutunya.

"Sendiko Dawuh,Kakang Kalyawan…"Kata Prabu Sisupala Kearah Raksasa Denawa Berkulit Hitam Legam Bertaring Panjang Mencuat Kearah Kedua Bibirnya.

Sambil Menyatukan Kedua Telapak tangan Seraya Menundukkan Kepalanya Bersama Prabu Jarashanda.

"Iya Adi Sisupala dan Adi Jarashanda.Ha…Ha…Ha…Kuterima Hormat Kalian.Ha…Ha…Ha…!"Jawab Sang Prabu Kalyawan Sambil Duduk Diatas Singgasananya Sambil Menyantap Paha Bakar Seekor Hewan.

"Apa Adi Mau Menerima Rencanaku.Ha…Ha…Ha…!"Sambung Sang Prabu Raksasa Mereka Berdua.

"Aku Menaruh Dendam Pada Wangsa Yadawa .Karena Ayahandaku Prabu Ganggia Dahulu Adalah Seorang Pertapa Yang Selalu Dihina Oleh Kaum Yadawa,Dari kalangan Putra Basudewa.Aku Akan membalaskan Dendam Ayahandaku.Hei Putra Damagosa dan Putra Wrehadrata,Hanya Kedua Ayahanda kalian Yang Baik Kepada Ayahandaku.Hancurkan Dua Sisi Pasukan Mandhura dari Kedua Sisi. Aku dan Pasukan Raksasa Milikku Akan Menghadang Gerakan Pasukan Mereka. Dari Arah Belakang.Dengan Begitu Mandhura dan Dwarawati akan Hancur dengan Kekuatan yang Kita Miliki."jelas Prabu Kalyawan Kearah Mereka Berdua.

"Bagaimana Dengan Pasukan Pringgodhani dan Pasukan Naga Jangkarbhumi,Kakang…?"tanya Prabu Jarashanda.

"Kalian Berdua Tidak Usah Khawatir Tentang Hal Itu,Adi.Kalian Urusi Saja Musuh Kalian Berdua,Itu adalah Tanggunganku.Ha…Ha…Ha…Tapi Aku Hanya Minta Khrisna Harus Menjadi Lawanku ,Kalian Mengerti…!"jelas Sang Prabu Raksasa Asura Kalyawan Yang Mempunyai Tinggi seperti Prabu Bhomabomantara Ketika Bertriwikrama Menjadi Sosok Raksasa.

"Sendiko Dawuh,Kakang Kalyawan…!"Jawab Prabu Sisupala Dan Prabu Jarashanda hampir Bersama Sambil Menghaturkan Hormatnya. Sang Prabu Raksasa Kalyawan Menjawab Dengan Tertawa terbahak -bahak kearah Kedua Sekutunya.