Kejadian Sebelum Prabu Khrisna Mengikuti Pertarungan Raden Werkudara yang Dikeroyok Oleh Prabu Jarashanda dan Kedua Mahasenapati yang Juga Sang Adik Kembarnya. Sang Prabu Khrisna Yang Dikejar Oleh Asura Raksasa Denawa Prabu Kalyawan Berusaha Melarikan Diri Dari Pertarungan. Dengan Tetap Memancing Kemarahan Prabu Kalyawan,Prabu Narayana Menghantamkan Senjata Cakrasudharsana yang Bisa Berpendar kearah Semua Bagian Tubuh Sang Prabu Prabu Kalyawan dengan Menunggangi Paksi Mahambira. Prabu Narayana Memancing Prabu Kalyawan Untuk Mengikutinya Kesebuah Goa Di dalam Hutan Belantara Di Wilayah Kerajaan Kosala. Di Dalam Goa Itu Tertidur Seorang Resi Asura Ditya yang Dulunya Adalah Seorang Raja Di Kerajaan Kosala. Sang Raja Asura Ditya Nan Bijaksana Bernama Prabu Mucukhonda Putra dari Prabu Mandata. Yang Dianugerahi Umur Panjang Dengan Bersemadi dalam Posisi Tertidur. Sang Prabu Mucukhonda Yang Mempunyai Ajian Bernama Soca Marici Jenar. Ajian yang Bisa Melelehkan Apapun Baik Senjata,Makhluk Hidup Bahkan Gunung Dan Satu Kerajaan Para Dewa Sekalipun Dengan Sinar Merah Menyala Yang Keluar Dari Kedua Matanya. Tapi Kekuatan Itu Hanya Bisa Digunakan Oleh Sang Prabu Dalam Melindungi Diri Keadaan Terdesak atau Disakiti Oleh Sesuatu Dan Dikeluarkan Sesuai Keinginannya. Kekuatan Ajian Soca Marici Jenar Diberikan Oleh Batara Indra Dan Batara Wisnu Karena Sang Prabu Pernah Menjadi Mahasenapati Jagadraya Sebelum Raden Wisanggeni Lahir. Guna Menumpas Pemberontakan Asura Denawa Yang Bernama Prabu Tarkasura Dari Kerajaan Imaimantaka.
"BANGSAT KAU KHRISNA ,JANGAN KAU LARI PENGECUT…!"Teriak Prabu Kalyawan Dari Kejauhan Mengejar Paksi Mahambira yang Ditunggangi Oleh Sri Khrisna Menuju Tempat Pertapaan Prabu Mucukhonda.
Sesampai Melihat Goa Yang Dimaksud Prabu Khrisna Berbisik Kearah Paksi Mahambira.
"Hai…Mahambira.Ma'afkan Aku Sahabat,Aku Terpaksa Akan Membuatmu Tidak Bisa Bersuara Untuk Beberapa Sa'at, Sahabatku.Tapi Aku Akan Membuatmu Bisa Memandang Dalam Gelap Gulita Sekalipun."kata Sang Narayana sambil Mengelus Leher Paksi Mahambira.
Tiba -Tiba Sang Narayana Memijit leher Paksi Mahambira dengan Kedua Jari Telunjuknya. Sang Paksi Mahambira Mengangguk Seperti Mengerti arahan Sang Narayana. Paksi Mahambira dan Narendra Khrisna Terbang Memasuki Gua yang Sangat Gelap Gulita Tanpa Bersuara dengan Terbang Setengah Melingkari Goa. Kemudian Mereka Berdua Bersembunyi Di Tepian Batu Beberapa Langkah Setelah Melewati Tubuh Asura Raksasa Ditya yang Tertidur Sangat Pulas. Dengkurannya Meski Tidak Terdengar Tapi Menghembuskan Angin Sangat Dingin dan Sejuk Sampai Di Luar Goa. Prabu Kalyawan yang Mengikuti Dan Mengejar Prabu Narayana Juga Melihat Jika Sang Incaran Masuk Kedalam Goa dengan Lubang Besar Gelap Gulita Di Depannya. Sang Prabu Kalyawan Mulai Memasuki Goa Yang Sama Sambil Merangkak Perlahan Karena Pandangan Sang Prabu yang Tidak Bisa Melihat Dalam Keadaan Gelap Gulita. Sambil Berteriak Teriak Sang Prabu Kalyawan Mengumpat kepada Sang Narayana.
"BAJINGAN KAU KHRISNA...DIMANA KAU BANGSAT!KESINILAH,JANGAN SEPERTI ANAK KECIL BANGSAT…!"Teriak Sang Prabu Kalyawan Di Tengah Gelap Gulita Goa.
Tiba Tiba Sang Prabu Menyentuh Sesuatu Seperti Tubuh Makhluk yang Sedang Berbaring. Sang Prabu Meraba Semua Bentuk Tubuh Makhluk Itu.
"RUPANYA KAU DISINI,BANGSAT RASAKAN INI…!"Hardik Prabu Kalyawan Kemudian Berdiri Kemudian Menendang Sosok Yang Dikira Prabu Narayana.
"DUAAKK…!"Terdengar Tendangan Sangat Keras Membuat Sosok yang Berbaring Itu Seketika Terpental Dan …
"DUAARR…!"
Terdengar Bunyi seperti Ledakan yang Ternyata Dari Tubuh yang Terpental tadi Menghantam Dinding Goa dan Membuat Goncangan Seperti Gempa dan Membuat Banyak Batu Tajam Langit -langit Goa Menjadi Runtuh. Sosok Itupun Tertimbun Runtuhan Batu Dari Langit -langit Goa.
"HA…HA…HA…,AKHIRNYA MAMPUS KAU KHRISNA.HA…HA…HA…!!"kata Sang Prabu Kalyawan Tertawa terbahak -bahak.
Ketika Sang Prabu Kalyawan Akan beranjak meninggalkan Goa Tiba -tiba Tumpukan Batu Yang menutupi Sosok Itu Bergerak perlahan Lalu Terjadi Bunyi Ledakan Kembali. Ternyata Sosok Yang Ditendang Sang Prabu Kalyawan Bangkit. Tanpa Diduga Sosok Itu Memiliki Gerakan Secepat Kilat. Menubruk Tubuh Prabu Kalyawan kearah Luar Goa dengan Mencekik Leher Sang Prabu. Hanya Beberapa Sa'at Sosok Yang Memiliki Tinggi Mirip Prabu Kalyawan Dengan Muka Hampir Mirip Bentuk Raksasa Mahasenapati Prabakesha. Membawa Prabu Kalyawan Ketempat Bercahaya. Sang Prabu Kalyawan Seperti Tidak Mempunyai Tenaga Untuk Melepaskan Cekikan Sosok Raksasa Asura yang Mempunyai Tinggi Sama Dengannya. Sang Prabu Kalyawan Hanya Meronta -ronta Ketika Sosok Raksasa Itu Mencekik Lehernya Dengan Satu Tangan Kanannya Dan Mengangkat Tubuhnya Tinggi-tinggi. Tiba -tiba Mata Raksasa itu Menyala Mengeluarkan Sinar Merah yang Mengenai Muka Prabu Kalyawan. Sang Prabu Kalyawan Mengerang Kesakitan Ketika Sinar Itu Sedikit Demi Sedikit Membuat Mengelupas Kulit Mukanya. Dan Tiba -tiba Seluruh Kepala Prabu Kalyawan Terbakar Dengan Hebat. Kepala Sang Prabu Kalyawan Meleleh Secara Perlahan-lahan.Bau Amis Darah dan Lelehan Cairan Otaknya yang mendidih membasahi Tubuhnya.Sampai Seluruh Tengkorak Sang Prabu Kalyawan Ikut Meleleh. Sang Prabu Menjerit -jerit Sesa'at Sampai Akhirnya Genggaman kedua Tangannya yang berusaha lepas dari cekikan Raksasa itu mulai Melemah. Lalu Tubuh Sang Prabu Kalyawan Mengejang -ngejang Sebentar Meregang Nyawa. Sang Prabu Kalyawan Mati Mengenaskan Dengan Menjadi Mayat Tanpa Kepala dan Separuh Tubuhnya Hangus Seperti Terbakar. Bau Daging Terbakar Dari Sisa Sisa Mayat Sang Prabu Kalyawanpun Sampai Merebak Masuk Kedalam Goa.Sang Raksasa kemudian melempar Tubuh Prabu Kalyawan ke tanah. Sang Raksasa akhirnya Duduk Bersila Lalu Menyatukan kedua telapak tangan sambil menghembuskan Nafasnya Secara Perlahan -lahan Sebentar. Sang Raksasa Tersenyum Kemudian.
"Hamba tahu, Junjungan Hamba Berada Disini.Keluarlah Sanghyang Batara Wisnu…!"kata Sang Raksasa.
Sri Khrisna Tersenyum Kemudian Menuntun Paksi Mahambira keluar Dari Dalam Goa.
"Prabu Mucukhonda,Terima kasih Telah Menolongku…"Kata Sang Narayana Membalas Hormat Sang Raksasa Asura Ditya yang Bernama Prabu Mucukhonda.
"Aku Bukan lagi Seorang Raja,Kanda Wisnu.Aku Hanyalah Seorang Resi,Kanda Wisnu..."Jawab Sang Prabu Mucukhonda Tersenyum Kearah Prabu Khrisna. Prabu Khrisna pun Membalas Senyumnya.
"Aku Tahu,Adi Mucukhonda.Aku Ingin Memberitahukanmu Sesuatu. Agar Adi Bisa mau Memenuhi Tugas Terakhir yang diberikan oleh Sanghyang Wenang…"Kata Sang Narendra Kepada Sang Raksasa Didepannya.
"Benarkah Yang Kanda Wisnu Ucapkan?Adi Sangat BerterimaKasih Pada Kanda."Jawab Sang Resi Raksasa Tersenyum Kepada Sang Narendra Dwarawati.
"Iya…Adi,Pergilah Adi Kearah Gandhamadana.Teruskan Tapa Semedhimu Disana,Mengabdilah Pada Ayahanda Mertuaku Resi Jembawan.Jadilah Adi Salah Satu Nayakanya.Setelah Waktunya Tiba ,Kembalilah Kearah Kayangan Trembada .Untuk membantu Kakang Narada Disana … "Pinta Sang Narendra Dwarawati.
"Sendiko Dawuh,Kanda Wisnu.Adi akan Segera Berangkat…"jawab Resi Mucukhonda Kearah Sang Narayana Dengan Tersenyum.
Sang Resi Raksasa Sambil Menghaturkan Hormat dengan Menyatukan Kedua Telapak Tangannya dan Menundukkan Kepalanya Sebentar. Seketika Sang Resi Raksasa Meninggalkan Goa Yang selama ini Dia Tempati selama Ribuan Tahun.Sang Narayana Kemudian Kembali Menaiki Paksi Mahambira.
"Ayo... Mahambira,Sahabatku Kita Tinggal Menyelesaikan Tugas Satu Lagi.Yaitu Menolong Adi Werkudara."kata Sang Narayana tersenyum Kemudian Menepuk Leher Paksi Mahambira.
Seketika Paksi Mahambira Kembali Mengeluarkan Suara Lengkingan Keras Sambil Mengepak -epakkan Sayapnya. Sang Paksi Mahambira Terbang Melesat Kearah Langit Dengan Kecepatan Tinggi.