Chereads / Laskar Dewa Series Episode II Sitija (Sang Yadawa Terakhir) / Chapter 11 - Legenda Cinta Bhomabomanthara Bag II

Chapter 11 - Legenda Cinta Bhomabomanthara Bag II

Mahasenapati Hayagriwa, Mahasenapati Satruntapha dan Mahasenapati Nisundha Telah Sampai Di Kerajaan Trajutrisna. Didepan Gerbang Istana Trajutrisna Mereka Bertiga Disambut Oleh Pengawal Istana Trajutrisna. Kehadiran Mereka Juga Diterima Oleh Sang Ratu Dewi Agnyawati.

"Sendiko Dawuh…Sinuwun Ratu Degwi Agnyawati!"Kata Mahasenapati Satruntapha mewakili Mereka Bertiga.

"Hormat Paman Satruntapha Hamba Terima ,Paman..."jawab Sang Ratu Agnyawati.

"Kedatangan Hamba Kemari Karena Diutus Oleh Junjungan Hamba Prabu BhomaNarakasura,Sinuwun Kanjeng Ratu.Guna menyampaikan Keinginan Raja Kami Prabu BhomaNarakasura,Yaitu Melamar Sinuwun Kanjeng Ratu Agnyawati."Jelas Mahasenopati Satruntapha Kepada Ratu Agnyawati.

"Benarkah Kakang Sitija yang menyuruh Paman…?"Tanya Sang Dewi Agnyawati tersenyum kearah Mahasenapati Satruntapha.

"Benar Kanjeng Sinuwun Ratu,Titah Dari Prabu BhomaNarakasura adalah Sinuwun Ratu Mau Menerima Lamaran Untuk Dipersunting Oleh Raja Kami ,Prabu Bhoma Narakasura untuk menjadi Permaisuri Raja Kami,Sinuwun Kanjeng Ratu…"Kata Mahasenapati Satruntapha sambil Menghaturkan Hormat kearah Sang Ratu. Dengan Menyatukan Kedua telapak tangannya.

"Aku Mau Menjadi Permaisuri Kakang Sitija,Paman Semua.Asalkan Kakang Sitija Mau memenuhi Ketiga Permintaanku Sebagai Syarat Untuk Menikah Denganku."Kata Dewi Agnyawati.

"Katakanlah Keinginan Sinuwun Ratu Nanti Kami Bertiga Akan Memberitahukannya Pada Junjungan Kami,Kanjeng Ratu…"Jawab Mahasenopati Satruntapha Kepada Sang Ratu Didepannya.Sambil Menyatukan kedua telapak tangannya.Seraya Menundukkan Kepalanya Kepada Sang Ratu.

"Baiklah Paman...Katakanlah Pada Kakang Sitija.Syarat Pertama Aku ingin Memiliki Dua Pusaka,Pertama Adalah Sumping Dewi Aditi Dan Aku juga ingin Memiliki Padma WijayaMulya.Kedua Aku Tidak Ingin Mempunyai Suami Yang memiliki Banyak Selir,Paman.Dan Yang Ketiga Buatkan Aku Candi Di Bukit Yang Bernama NilakhaliPura dalam tempo Satu Malam.Apakah Ketiga Paman Mau Menyampaikan Syaratku ini Kepada Kakang Sitija,Paman…"jelas Sang Dewi Agnyawati tersenyum kembali kearah Ketiga Mahasenapati Prajathista.

"Sendiko Dawuh,Jika Itu Keinginan Kanjeng Ratu .Hamba akan Menyampaikan Keinginan Kanjeng Ratu Kepada Junjungan Kami Prabu Bhoma Narakasura…"Kata Mahasenapati Hayagriwa Tersenyum Mewakili Mereka Bertiga Berpamitan Mohon diri kearah Sang Ratu Trajutrisna.

............

Sang Narendra Khrisna dan Dewi Satyabhama Yang menunggangi Paksi Wilmuna dan Paksi Wildata. Telah Sampai di Padepokan Gandamadhana. Disambut Oleh Putra Mereka Raden Samba, Raden Arya Gunadewa dan Resi Jembawan. Sedangkan Daruki Dengan Ringan tangan Meminta Ijin Untuk Membantu Pasukan Yadawa yang Membangun Tenda Bermalam Di Bawah Bukit Rewataka.

"Ngger…,Putra dan Putriku.Raja Dwarawati dan Permaisurinya,Dewi Satyabhama."sambut Resi Jembawan Kearah Sang Narendra dan Permaisuri nya.

"Sendiko Dawuh,Kanjeng Rama Jembawan…"jawab Sang Narendra Menghaturkan Hormat kearah Mertuanya.

Sang Raja Dwarawati Sambil Menyatukan Kedua Telapak tangan serta menundukkan kepalanya. Disertai Sang Istri Dewi Satyabhama yang Menghaturkan hormat. Dengan cara yang sama seperti Sang Suami kepada Ayahanda Marunya Dewi Jembawati.

"Masuklah…Kearah Gubug Ayahandamu Ini Putra dan Putriku…!"Ajak Resi Jembawan Membalas Hormat Menantu dan Istri dari Maru Putrinya.

Kemudian Mereka Berlima Memasuki Balai Dan Duduk Bersila Bersama. Kecuali Dewi Satyabhama yang Diambilkan Sebuah Bangku oleh Para Nayaka Gandhamadana.

"Sendiko Dawuh Kanjeng Rama,Kanjeng Ibunda dan Eyang Kakung…"Seru Raden Samba dan Raden Gunadewa kearah Ketiga Orang Tuanya sambil tak lupa Menghaturkan Hormat.

"Putraku Raden Samba dan Raden Gunadewa.Apakah Ada Sesuatu yang Akan Nakmas Utarakan?"kata Dewi Satyabhama kearah Putranya Raden Samba.

"Begini…Kanjeng Rama dan Kanjeng Ibunda Kemarin Hamba dan Adi Gunadewa telah sampai kearah Kerajaan Trajutrisna.Dan Hamba dan Dinda Agnyawati sudah menyusun Rencana Untuk menakhlukkan Kekuatan Pasukan Prabu Bhomabomanthara.Nanti Menurut Teliksandhi Trajutrisna,Menjelang Petang Prabu Bhomabomanthara akan Menyerahkan Sumping Dewi Aditi Beserta Padma WijayaMulya kepada Dinda Agnyawati.Beserta juga Tawanan Enam Ribu Putri yang Kerajaannya telah Dihancurleburkan Oleh Prabu Bhomabomanthara,Kanjeng Rama dan Kanjeng Ibunda.Setelah Itu Pada Pertengahan Malam Nanti Prabu Bhomabomanthara dan Semua Pasukannya akan Menuju kearah Nilakhalipura . Sang Prabu Dan Semua Pasukannya Akan Dikerahkan Untuk Membangun Candi dalam Waktu Semalam disana.Sebagai Syarat Menikah dengan Dinda Agnyawati.Setelah Mereka Mengerjakan Candi itu Hamba akan Membawa Dinda Agnyawati kearah Gandhamadana,Kanjeng Rama dan Kanjeng Ibunda.Setelah itu-"Kata Raden Samba Tiba -tiba Terhenti Dikarenakan Sang Narendra Menyela Pembicaraan Putranya.

"Tugas Nakmas Selesai ,Nakmas Samba akan Menikah dengan Dewi Agnyawati Disini.Selanjutnya Adalah Menjadi Urusanku dan Urusan Kanjeng Ibundamu Satyabhama.Kita Akan Mencari titik lengah Mereka ,Ketika Mereka Agak Lelah Kita Akan Menghajar Mereka Habis-habisan Dengan Pasukan Kita,Ngger.Putraku Gunadewa Pergilah Kearah Bawah Bukit,Katakanlah pada Kedua Adik Sepupumu dan Semua Eyang,Uwak dan Pamanmu.Kita Dalam Waktu Dekat akan Menuju Nilakhalipura .Memulai Serangan Kearah Prabu Bhomabomanthara…"perintah Sang Narendra Khrisna kearah Sang Putra Lainnya Raden Gunadewa.

"Sendiko Dawuh Kanjeng Rama..."Raden Gunadewa Menghaturkan Hormat Kemudian Berlalu Mengikuti Perintah Sang Ayahanda.

"Ngger,Samba Cucuku.Kemarin Lusa Aku diajak Ayahandamu Menyembunyikan Sesuatu Di daerah Gandhamadana ini. Sesuatu Yang bisa Untuk menyelamatkan Calon Istrimu dari kejaran Prabu Bhomabomanthara.Mari Ngger Ikutlah Denganku…!"Kata Resi Jembawan kearah Cucunya. Kemudian Sang Resi Berwujud Beruang Itu Berdiri Diikuti Oleh Prabu Khrisna, Raden Samba Beserta Dewi Satyabhama.

Mereka Berempat Menuju Ke Istal Padepokan dimana terdapat Banyak Ratusan Kuda Pilihan. Hingga Mereka Akhirnya Tiba disebuah Kandang Kuda Kosong. Lalu Sang Resi Mencari Sesuatu di lantai Kandang Kosong terdapat Pintu Kearah Bawah Tanah. Beserta Tangga menuju Kekedalaman Tanah. Mereka Berempat Akhirnya Sampai Di sebuah Kandang lain. Kandang Tersendiri Yang Berbau Anyir Bangkai.Terdapat Puluhan Tulang Hewan Seperti Rusa Hutan Berserakan. Resi Jembawan Segera Menunjukkan Sesuatu Yang Ternyata Adalah Seekor Burung Elang Raksasa. Sosok Burung Elang Raksasa yang Berperawakan Seperti Wilmuna dan Wildata.

"Inilah Sesuatu yang akan Menyelamatkan Angger dan Calon Istrimu,Ngger.Elang Raksasa Bentuk dari Mantra Ajian 'Manunggaling Kawula Marang Gusthi(Bahasa Jawa:Doa Seseorang/Sosok Makhluk yang menyatukan Jiwa dan Raga Dirinya. Dengan Ketaatan Yang Dia Miliki kepada Sang Pencipta Semesta)' Mantra dari Adik Sepupumu Raden Wisanggeni,Ngger.Kanjeng Ramamu Juga Menyarungkan Busur dan Anak panah Narayanastra Dan Kasurapha yang Tidak ada Habisnya Jika Kau Lesatkan kearah Jutaan Makhluk Sebesar Raksasa Sekalipun, Cucuku.Ini Semua Untukmu Cucuku.Gunakanlah Dengan Bijaksana Apa yang Kanjeng Ramamu Berikan Untukmu,Ngger…!"jelas Resi Jembawan Kearah Cucu Kesayangannya.

"Matur Sembah Nuwun(Bahasa Jawa:Terima kasih Banyak )Eyang,Kanjeng Rama,Kanjeng Ibunda…"Kata Raden Samba Segera Bersimpuh Seraya menghaturkan Hormat kearah Ketiga Orang Tuanya.

Raden Samba Dengan Menyatukan kedua telapak tangan dan menundukkan kepalanya kearah Mereka. Sang Eyang, Sang Ayahanda dan Ibundanya Segera mengangkat Tubuh putranya kemudian Mereka berempat Berpelukan.

"Ngger ,Ambilah Pelananya Pakaikan Kepada Paksi Itu,Paksi itu Aku Memberikan Nama Mahambira.Yang Artinya Perwujudan Tulus Untuk Sang Pencipta...!"jelas Sang Resi kearah Cucunya.

…............

Menjelang Petang Sang Prabu Bhomabomanthara Beserta Keenam Mahasenapatinya Bersama Jutaan Dayang beserta Pasukan Raksasa Denawa Prajathista yang Dipimpinnya. Tiba Di Kerajaan Trajutrisna Dengan Disambut Oleh Sang Ratu Dewi Agnyawati. Sang Ratu Disertai Oleh Tiga Apsari Penasehatnya Yaitu Dewi Urwasi, Dewi Wilutama dan Dewi Supraba. Didampingi Oleh Kedua Putra Mereka Yaitu Raden Prabakusuma dan Raden Wilugangga.

"Sugeng Rawuh,Kakang Sitija…!"Kata Raden Prabakusuma tersenyum kearah Prabu Bhomabomanthara yang Memang Sejatinya menyamar Menjadi Raden Sitija.

Dengan Menghaturkan hormat kearah Sang Prabu. Seraya menyatukan kedua telapak tangan sambil menundukkan kepalanya.

"Iya…Terima kasih Adi Prabakusuma dan Adi Wilugangga…Hormatmu Aku terima…"jawab Sang Prabu Bhomabomanthara.

"Apakah Semua Persiapan, Seperti Peningset dan Uborampe (Perhiasan syarat Lamaran Adat Jawa) .Yang Diminta Oleh Calon Istri Kakang,Sudah Kakang Penuhi Semuanya?"kata Raden Wilugangga kembali Menghaturkan hormat kearah Sang Prabu Bhomabomanthara.

"Sudah Adi Wilugangga dan Adi Prabakusuma…"jawab Sang Prabu Lalu Memerintahkan Mahasenapati Mura Yang Untuk Menyuruh Seluruh Dayang Istana Prajathista Membawa Persyaratan yang Diminta Oleh Sang Ratu Agnyawati.

Lalu Sosok Wanita Cantik Muncul memberikan Kotak Kearah Raden Wilugangga. Raden Wilugangga Meminta Ijin Sebentar Kearah Sang Ibunda untuk Melihat isi Kotak Kayu Berukir Untuk memeriksa isi didalamnya.