Chereads / The Little Mother / Chapter 18 - Konflik Internal

Chapter 18 - Konflik Internal

Tidak bisa. Ia berharap hanya untuk saling menyakiti, kehidupannya bukan untuk memperbanyak sebuah harapan.

"Distrik 2." ujar Sean menjawab pertanyaan Athena.

"Baiklah, kita akan kesana. " Athena bersiap-siap untuk segera pergi ke distrik 2, tempat dimana sedang terjadi baku tembak.

"Kesana? Kau yakin? "

"Ini tentang harga diri Camorra. " Athena tak bisa hanya duduk menunggu hasil, tidak jika mereka tak menginjak-injak Camorra.

Sekitar 10 mobil hitam menyusuri jalanan dan berhenti di sebuah tempat pembuangan barang rongsokan. Segerombolan orang-orang yang berani menantang Camorra. Mereka secara diam-diam menggunakan nama Camorra untuk memeras dan merebut distrik 2 dari genggaman Camorra, hal ini tentunya sama dengan menginjak harga dirinya.

Begitu baku tembak di mulai Athena tengah duduk santai di dalam mobil anti peluru. Agar ia tidak menunjukkan identitas nya kepada orang-orang tak berguna itu.

Sebagai gantinya Sean memimpin bersama dengan anggota lainnya.

Drrtt...drrtt..ponsel Will bergetar, melihat wajah panik Will membuat Athena penasaran.

"Ada apa? " tanya Athena.

"Kau, lari dari sana! Polisi datang ke lokasi! " informasi dari Will membuat Athena segera memberi tembakan peringatan dengan segera untuk segera menyelamatkan diri.

"Sean! " Sean yang tengah menyerang langsung masuk ke dalam mobil namun tanpa di duga, saat akan memasuki mobil Sean tertembak.

"Sean! " Athena yang melihat hal itu langsung menarik Sean masuk ke dalam mobil. Mobil melaju meninggalkan distrik 2, dan samar-samar mulai terdengar suara sirene polisi. Untung nya kepergian mereka tidak di sadari oleh polisi.

Athena berusaha menghentikan pendarahan di kaki Sean yang tertembak, raut wajah khawatir yang tidak bisa ia sembunyikan.

"Tidak bisakah kau lebih berhati-hati ?'' pekik Athena, luka tembak yang sedikit membuat ngilu.

"Maafkan aku, " rintih Sean menahan rasa sakit di kakinya.

Athena mengeluarkan beberapa obat dan alat yang ia butuhkan dengan cepat dan mulai mengobati kaki Sean.

"Diamlah, aku akan mengeluarkan pelurunya." Athena menyirami kaki Sean dengan antiseptik lalu mulai mengeluarkan peluru yang letaknya tidak terlalu dalam. "Mulai berhitung. " perintah Athena.

"Apa? Tak ada obat bius? " mulai berhitung sama dengan mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang tak terbayangkan.

"Tidak, " jawab Athena seadanya.

"Baiklah. Satu..dua.. " Sean mulai berhitung sambil menggigit kuat lengan bajunya, menahan rasa sakit.

Athena mulai fokus.

"Arghh..lima..enam.. " Sean berhitung dengan mata terpejam sambil menahan rasa sakit.

"Selesai. "

"Selesai? " di bukanya sebelah mata untuk memastikan. Hal seperti ini sudah tergolong biasa bagi mereka, membuat mereka tak terlalu panik.

"Selesai. " luka tembak itu telah di balut perban dengan rapi.

"Kerja Bagus, Athena. "

Athena tak langsung pulang ke kediaman keluarga Zilgasta, karena ingin menghirup udara segar. Tak jauh dari rumah keluarga besar terdapat tempat yang sangat cocok untuk memandangi suasana kota di malam hari. Pikiran nya terlarut, menatap bintang yang bertaburan bebas di atas langit.

"Bisakah kau pulang tepat waktu? " baru saja Athena memasuki rumah, Monica sudah menghampiri nya dengan berbagai jenis ocehannya.

"Tidak. " jawaban singkat yang membuat Monica naik darah.

"Kau itu seorang wanita! Seharusnya kau diam di rumah, bukannya pergi dan pulang larut malam seperti ini! " nada bicaranya tinggi.

"Sejak kapan kau mempedulikan hidupku, dan aku sedang tak ingin meladeni ocehanmu." ujar Athena acuh.

"Ocehan? Hah! Seperti ini kah Isran mengajarimu tentang etika? Sangat tidak bermoral! "

"Jangan membawa nama Daddy. " peringatan Athena agar ia bisa lebih menahan amarahnya.

"Kenapa? Kau tak senang? Nyatanya Isran adalah orang yang lebih tak bermoral-"

Plakkk..

Tamparan panas yang tepat.

"Kau tahu apa yang bisa aku lakukan dengan posisi ku yang sekarang? Aku bisa membungkam mulut ini tanpa jejak sekalipun. " tatapan tajam yang begitu mengerikan, mencengkeram kuat rahang Monica, menunjukkan betapa mengerikan dirinya.

"Athena! Hentikan." Felix datang begitu mendengar suara tamparan. "Ma, kau tak apa? " pria itu langsung mendorong Athena untuk menjauhi ibunya. "Apa yang kau lakukan?!" melihat bekas tamparan di pipi Monica membuatnya sangat marah.

"Felix, jika kau tak bisa mengajarkan ibumu tentang sopan santun, aku dengan senang hati membantu. " Athena berbalik meninggalkan mereka.

"Apakah harus seperti ini? " langkah Athena terhenti. "Bisakah kau pergi dari sini?! "

Athena tak peduli, ia melanjutkan langkahnya menuju kamar.

<<<<<

Camorra merajai tempat-tempat hiburan malam, kasino-kasino dan juga narkoba. Bisnis turun temurun keluarga Zilgasta yang hanya segelintir orang mengetahui hal ini.

Pilihannya hanya dua, dikenal sebagai orang dermawan atau dikenal sebagai orang penuh kejahatan. Isran memilih dikenal sebagai orang penuh kejahatan, namun ia lah yang menghandle Zilgasta Group secara tidak langsung.

Athena tidak memilih, ia memilih pilihannya sendiri. Mengendalikan Zilgasta dan Camorra secara langsung, walau cara ia mengendalikan Camorra secara tersembunyi. Jika ia menunjukkan wajahnya berarti itu akan jadi hari akhir bagi mereka. Demi menjaga nama baik Zilgasta.