Chereads / The Little Mother / Chapter 19 - Kunjungan Rumah Masalalu

Chapter 19 - Kunjungan Rumah Masalalu

"Sekitar lima orang melihat wajahmu saat berada di distrik 2,"

"Hal ini tidak dapat di perbincangan kan melalui uang. " mengorbankan kehidupan orang lain demi kehidupan nya, sangat egois? Athena tak peduli.

Mobil pribadinya berhenti di salah satu kasino pusat kota, salah satu bisnis miliknya. Wanita itu datang berkunjung untuk melihat perkembangannya, mendengar ada begitu banyak kecurangan dalam bisnis miliknya.

Athena di antar ke salah satu ruang VIP dimana orang-orang kalangan atas tengah sibuk bermain.

"Ah, Shit! Aku bertaruh sepuluh juta dolar! " tak main-main angka yang di taruhkan.

Ia tak ikut bermain hanya duduk santai menikmati segelas cocktail.

"Jadi kecurangan apa yang kau maksud, Dyna?" Dyna adalah mata-mata yang di tugaskan langsung oleh Athena.

"Penyeludupan Wine dan mereka juga mengambil hasil dari kasino. " jawabnya seraya menuang beberapa minuman pada pelanggan lainnya, bartender cantik yang banyak menarik perhatian.

"Seperti yang aku katakan sebelumnya, Wine itu di selundupkan dan di jual ke salah satu pelelangan dengan harga tinggi. Asal kau tahu banyak masalah disini, "

"Ah, ya. Belum lagi masalah wanita tua bangka itu. " Dyna menyambung kalimatnya.

"Wanita tua? " heran Athena.

"Ya, aku sudah memintanya untuk berhenti namun dia tidak mau. Sudah lebih duapuluh tahun wanita itu bekerja disini-''

"Masalah apa yang diperbuat nya? "

"Vas seharga ratusan juta dolar milik crazy rich prancis di jatuhkan olehnya, katanya tak sengaja. Dan kami pusing memikirkan masalah ini. "

Vas? Kembali mengingat dirinya saat berumur 10 tahun. Jika saja saat itu Donella tak melempar kesalahan nya pada Athena, apakah ia akan memimpin Camorra?

"Kau apakan wanita itu? "

"Aku memecatnya, untuk di jualpun tak akan laku. " tangannya tak berhenti mengelap gelas-gelas kaca yang terlihat sangat mahal.

Athena jadi ingin berkunjung ke rumah lamanya, yah walau tak pantas di sebut sebuah rumah. Namun disinilah dia, berdiri di depan gang sempit yang dulunya selalu ia lalui. Berjalan menyusuri jalan sempit dengan mengenang beberapa masalalu yang seharusnya ia lupakan.

Langkahnya terhenti di sebuah rumah kecil, dengan pohon besar tumbuh di perkarangan. Dan terlihat dari kondisi rumah yang kotor dan tak berpenghuni, sepertinya Donella tak tinggal disini lagi. Begitu masuk ke dalam, begitu banyak barang-barang lama yang dibiarkan begitu saja.

Pandangannya menemukan dinding yang dulunya tempat nya di siksa, bekas telapak tangan yang terbentuk dari darahnya. Noda darah itu sudah tak terlihat jelas karena wallpaper terkelupas.

"Cukup untuk melihat-lihat. " sedikit terkejut begitu melihat kedatangan Sean secara tiba-tiba.

"Kenapa kau disini? " bagaimana bisa Sean menemukannya di tempat seperti ini.

Sean menarik lengan Athena agar keluar dari rumah itu, wajah dinginnya tampak tak bisa di ajak bicara.

"Kau kenapa? " Athena melepas kan tangannya dari cengkraman Sean.

"Ada masalah di Camorra. " dari nada bicara Sean tampak sangat berbeda, seolah menahan sesuatu.

Seorang detektif memasuki ruangan atasannya, Hery adalah atasannya. Kapten dari unit narkotika.

Mereka baru saja kehilangan dua anggota yang tengah menyelidiki kasus narkoba. Hery yang baru mengetahui hal itu tentu sangat marah.

"Saat itu mereka memindahkan tahanan pembunuhan yang merupakan saksi dari jenis narkoba ini, dan ketika di perjalanan mobil yang mereka bawa di tabrak truk. Dan terdapat luka tembakan di badan korban, termasuk saksi. " jelas Manny.

"Bagaimana dengan rekaman kamera dasbor?" semakin lama kasus ini semakin rumit.

"Kamera itu rusak akibat tabrakan. "

Klekk..

Athena memasuki markas besar Camorra, yang letaknya akan sangat mustahil untuk di lacak oleh polisi. Begitu ia masuk, semua menunduk hormat.

"Pimpinan! " wajahnya penuh dengan luka dan darah, wajah yang tak begitu jelas bentuknya. "Aku benar-benar tidak bersalah, saat aku membuka mata setelah tertembak barang-barang itu sudah tidak ada. Aku tak akan pernah menyentuhnya kecuali aku sudah gila. " ujarnya membela diri.

Athena duduk di atas kursinya, melihat pria malang itu tanpa ekspresi.

"Percaya lah padaku, " ia menatap penuh harapan agar Athena mengampuninya.

Bugghh.. Sean menendang kuat tulang rusuk pria itu.

"Bawa dia pergi. " ucap Athena, Sean memberi kode kepada bawahannya agar membawa pria itu keluar.

"Baik. "

"Kurasa bukan salah satu dari kita yang membocorkan informasi. '' ucap Sean dengan pasti.

"Apakah karena tikus-tikus itu? "

"Pastinya ini bersangkutan dengan kematian Josh. " Josh adalah pria yang dulunya memakai jasa Camorra untuk menghabisi seseorang, kini ia tertangkap dan mati ketika akan di pindahkan ke pusat penahanan. Saksi yang akan memberi petunjuk bagi polisi.

"Jika begini terus kita akan di tuduh membunuh Josh juga. " sambung Sean.

Athena mencoba memikirkan solusinya, bagaimana caranya ia akan menangkap tikus-tikus itu.

"Tarik semua produk kita dari pasaran, jika masih ada yang menjual produk kita berarti mereka salah satu dari tikus itu. " perintahnya. "Bunuh mereka semua. " sambung Athena serius dengan ucapannya.

"Baiklah, "