"Tidak ada cemberut-cemberutan!" kataku sambil memukul kepala Miltia.
Dia kesakitan lalu menoleh ke diriku lagi dengan wajah menahan tangis, aku mencoba mengeluarkan belati ku "Dagger Of Time" dan menghadapkan ujung nya ke Miltia "Ayo, menangis lagi. Kalau kau menangis, ujung belati ini akan tepat ke matamu itu", pikirku "Baguslah dia terintimidasi, rencananya sesuai dengan yang kuinginkan". Aku berpikir rencana membuat mereka bertiga terintimidasi itu sangat bagus agar mereka mau mendengarkan ku.
"Jadi? Kau pikir aku, Antarisk, dan Kima akan terintimidasi dengan mudah? Salah besar. Karena kau lah yang sudah masuk ke perangkap kita bertiga" sambil menundukkan kepala dan tertawa sedikit pelan. "Joaquir! Tangkap dia!" teriaknya ke arah kakek-kakek itu, tentu saja aku langsung kaget dan menoleh dengan cepat.
"Jadi. Kakek-kakek itu bernama Joaquir?!". Aku langsung terdiam sejenak karena ada belati yang mengarah ke diriku.
"Hahaha... terbohongi itu tidak enak kan? Lucu sekali" si Miltia berkata sambil tersenyum lalu mendekatiku sambil menundukkan kepala.
Sambil mempertahankan pose ku yang menghindar dari belati itu "Kugh.., kau sedang bercanda ya sialan?" saat aku sedang serius-seriusnya Miltia mengangkat kepala nya "Kejutan! Hahaha.." .
Tentu aku kaget tapi kenapa malah dia aneh-aneh sih, begitu pikirku karena kakek-kakek itu sangat menuruti kata-kata Miltia.
"Hah?" tanyaku karena pikiranku penuh pertanyaan yang banyak dan aneh-aneh juga.