"Baiklah, karena aku sudah dipercaya oleh tuan William, maka, aku akan memberikan petunjuk lainnya di dunia ini" kata Joaquir dengan nada tenang nya.
"Yang benar?" Tanyaku.
"Benar, tuan".
Baiklah. Tak ada jalan lain selain mengikuti saran seseorang.
Sebelum dia menunjukkan arah jalan, tiba-tiba ada segerombolan pasukan kerajaan yang datang.
"Oi! Kalian ini siapa? Dan pakaian itu tak terlihat familiar di akademi kerajaan kami".
"Ap-apa?".
"Jangan malah, apa".
"Lah? Lalu aku harus bilang apa jika tak tahu apapun?" Kataku bertanya ke salah satu pemimpin mereka.
Mereka memelototiku dengan rasa marah di hati mereka.
"Hei. Kenapa kalian memelototi orang yang tak tahu apapun seperti mereka?". Kata salah satu pemimpin mereka yang memiliki suara mirip perempuan.
"Tunggu sebentar, tuan dan nyonya ini hanya kesalahpahaman. Saya dan keempat orang ini hanya melakukan perjalanan jauh. Tapi malah kena sial, karena tiba-tiba tertangkap oleh sekumpulan bandit gunung, maka dari itu kami tak membawa tas dan perlengkapan. Untungnya kami bisa melarikan diri dari mereka".
Beberapa prajurit dan pemimpin tidak terlalu percaya dengan perkataan Joaquir, tapi hanya satu orang yang percaya. Orang dengan suara mirip perempuan.
"Hmm, hmm, begitu.. alasan yang masuk akal sih. Tapi kenapa baju kalian tidak ada kotoran sama sekali?" Tanya nya dengan sedikit intimidasi.
Joaquir bingung harus menjawab apa. Akhirnya aku yang menjawab pertanyaan itu.
"Itu karena kami... saat perjalanan untuk mencari bantuan kami bersembunyi dua hari di sebuah pondok tua tak berpenghuni. Dan kami juga menemukan sebuah aliran sungai yang air nya jernih jadi kami mencuci baju kami disana. Begitu". Aku tak tahu jawaban ini benar atau tidaknya, dipercaya atau tidaknya aku tak tahu. Tapi yang pasti aku akan berusaha membantu Joaquir dan lainnya untuk tidak terlibat masalah apapun di dunia fantasi ini lalu mencari informasi yang berguna.
"Oh? Tidak salah juga sih. Aku biasanya juga seperti itu kalau sedang mengintai musuh". Seperti nya dia ini sedikit paham dengan perkataan ku ini.
"Jadi?". Tanyaku memastikan sesuatu.
"Ha? Jadi apanya?". Orang ini otaknya sedikit miring atau memang bodoh?.
"Kami dilepaskan bukan? Iyakan?".
"Oh itu? Tidak, tidak.. kalian berlima ikut kami ke kerajaan dulu, sementara kalian tinggal di kerajaan, kami akan mencari sebuah penginapan yang cukup untuk kalian bertiga".
Tidak, tidak, bukan itu yang ingin kudengar. Tapi kenapa Joaquir, Miltia, Kima dan Antarisk malah berekspresi senang? Apa mereka tak punya skill pembaca pikiran? Aku tahu.
Para prajurit dan pemimpin nya ini ingin kami menjadi budak mereka.
Malah menjadi sial menyuruh si Joaquir mengemban tanggung jawab seperti ini ternyata. Padahal kan dia ahli strategi. Sudahlah pokoknya, sial, sial, sial, sial, sial, dan sial.