Chereads / Misteri Kubus Kekosongan / Chapter 19 - Tidak, Tidak, Jangan Berpikir Seperti Itu

Chapter 19 - Tidak, Tidak, Jangan Berpikir Seperti Itu

Pedang yang menembus jantungku, membuatku merasa tak hidup. Aku mulai berpikir.

"Apa ini yang dinamakan kematian? Akhir dari cerita hidupku? Tak ada yang bisa kulakukan jika seperti ini jadinya" kataku yang terasa sudah tenggelam ke dalam dasar lautan, mengambang tak tahu arah tujuanku akan kemana.

Aku memang terasa macam mengambang, tapi saat kubuka mataku. Aku, ya diriku, melihat sebuah pintu di ruangan gelap.

"Masuklah" kata seseorang yang memanggilku dari balik pintu itu.

"Kau mau masuk untuk hidup atau tidak?" Tanya dia dengan nada agak jengkel.

Aku membuka pintu itu dengan alasan aku ingin hidup untuk melindungi empat orang yang masih berada di dunia khayalan itu atau bisa dibilang dunia nyata.

"Ternyata kau benar-benar masuk. Apa kau punya alasan yang jelas untuk masuk ke sini?" Tanya orang dengan wajah yang sedikit keriput macam kakek-kakek. Dia bertanya sambil duduk di sofa kecil seperti cara orang elegan yang sedang menunggu seseorang.

"Ada" jawabku dengan rasa percaya diri yang mantap.

"Apa itu kalau boleh tahu?" Tanya dia penasaran.

"Hidup, untuk melindungi seseorang" jawabku dengan rasa percaya diri lagi.

"Melindungi saja? Naif sekali, berarti kau ini tak memedulikan dirimu. Tapi orang lain ya? Tak peduli itu laki ataupun perempuan? Padahal hidupmu juga berada di ujung tombak loh".

Banyak pertanyaan darinya, aku tak tahu yang mana dulu harus kujawab.

"Tak ada alasan lain lagi begitu? Seperti..., nah, ingin melihat kekuatan aslimu mungkin?" Tanya dia membuatku penasaran.

Tapi mungkin itu juga alasan yang bagus sih. Baiklah aku ingin melihatnya.

"Ya, itu juga termasuk" jawabku lagi.

"Bagus".

"Oh, maafkan aku tak memperkenalkan diriku dahulu".

Oh ya, aku juga lupa.

"Perkenalkan, namaku Gior, aku penjaga "Neongeosis Room" tak ada yang spesial disini".

"Perkenalkan juga, namaku William Jackster, hanya seorang murid biasa".

"Baiklah".

"Ehm.. cewek yang berdiri di sebelahmu itu siapa?" Tanyaku.

"Dia? Oh, aku lupa memperkenalkannya ya?".

"Dia Nigia".

"Salam kenal" kata cewek itu dengan suara yang terdengar lembut dan feminimnya.

"Sa-salam kenal juga".

Dia tersenyum kepadaku sambil menutup matanya dengan manis. Aku tak sengaja kaget lalu menutupi wajahku dengan tanganku.

"Hei, cewek ini berbahaya kalau senyum" kataku ke Gior.

Gior hanya menggelengkan kepala dan menghela nafas.

"Jadi, apa kau percaya dengan sebuah takdir ataupun kenyataan?".

"Sedikit" jawabku.

Dia tiba-tiba mengeluarkan tiga kartu dengan memakai sulap dan menaruhnya di meja depan. Lalu membalik satu kartu.

"Baiklah, takdir mu untuk hari ini adalah mengeluarkan 30% kekuatan mu, jadi, kembalilah ke dunia nyata sekarang, sampai ketemu lagi, selamat tinggal".

Aku langsung tersadar di tengah-tengah banyak orang yang sedang menyeru-nyerukan nama si

raja.

"Hidup Yang Mulia Nogeir Haynman! Hidup Yang Mulia Nogeir Haynman!" Seru banyak orang yang berada di situ.

Raja itu mulai tertawa dengan sombongnya.

"Wahahah, terimakasih, terimakasih. Aku menghargai pujian kalian padaku".

Aku bangun dari tidur ku di lantai sambil menyapa raja itu lagi.

"Jadi namamu Nogeir Haynman ya? Raja dungu sialan?".

"Hah?" Jawab raja itu macam tak peduli dengan orang yang hampir mati.

"Apa-apaan ini? Pedang nya masih menancap di tubuhku?".

Aku menarik pedang besar itu dan melempar ke raja itu.

Dan.. ya tentu, dia menangkapnya dengan rasa percaya diri.

"Majulah, aku juga akan membuatmu berada di kuburanmu sendiri" kataku dengan tanganku yang menantangnya.