Dia menantang ku dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi. Aku muak dengan tantangan seperti ini.
"Tapi kita bukan bertarung di sekitaran kerajaan loh, tapi di arena akademi. Jadi jangan sampai kau kalah, karena kau akan dipermalukan oleh anak-anak akademi" kata raja tersebut dengan meledek ku.
"Tak peduli, jadi? Siapa namamu? Agar nanti saat bertarung aku bisa membuatkan batu nisan untukmu, dan juga kuburanmu" kataku yang juga meledek nya.
Dia terlihat sedikit jengkel lalu dia mengajakku ke arena akademi untuk bertarung.
Banyak anak akademi yang melihat pertarungan ku dengan raja dungu itu, tentu saja bukan? Dia itu yang mulia wahahah.
Saat aku melihat-lihat sekitaran, suara terompet terdengar keras yang tandanya pertarungan dimulai.
Aku melihat ke arah depan dan si raja sudah berada di depan wajahku.
"Jangan melamun! Kau jangan melihat ke arah lain!" Dia sambil memakai kuda-kuda, bersiap untuk menusuk tepat di jantungku.
"Jleb!" Suara pedang besar yang menusuk ke jantungku sampai menembus dari depan sampai bagian belakangku.
"Gah!" Suara ku yang merasa kesakitan karena pedang besar dan panjang itu menembus jantungku.
Saat aku pingsan ada suara yang bersorak-sorai karena kematian yang akan datang padaku.
Aku berpikir.
"Ahhh.. jadi ini yang namanya kematian?".