Aku mengikuti jalan yang dia tuju yaitu ke kamar ku.
"Baiklah, anda bisa melihat ke dalam isi kamar nya" sambil membukakan pintu dan mempersilahkan aku masuk.
Setelah aku masuk, aku melihat Kima, Miltia, dan Antarisk sedang pesta minum soda sambil main perang bantal. "Jadi..? Apakah kalian bersenang-senang? Hah..?".
Mereka menjadi kaku, lalu menoleh ke arah ku "He-heh? Kau, kenapa bisa banging dari biusnya? Eh, salah ha-harusnya mantra kan?" sambil gemetaran.
"Tu-tuan.., sudah bangun ya? Yang benar? Ini cuma mimpi kan?" kata mereka bersamaan dengan gugup, "Sekarang, Jawab yang benar, apakah kalian yang merencanakan ini semua selagi aku pergi?". Pertanyaan yang menyebalkan ini keluar lagi dari mulutku, apakah tak ada pertanyaan lain? Pikirkan.
"Tu-tuan.. ja-jangan marah, kami cuma bercanda.. tak ada maksud lain kok" jawab mereka seperti menyembunyikan sesuatu "Haish, tak ada alasan lain lagi kemarilah kalian bertiga jangan kabur dariku". Aku mengejar mereka bertiga sampai seisi kamar berantakan, "Wahh! Ja-jangan kejar aku tuan, aku cuma ikut-ikut!" Teriak Antarisk ketakutan sambil berlari di atas kasur, "Wi-William!!! Jangan jadi orang cabul! Kau kan tahu aku cuma ikut-ikutan!" teriak Kima dengan ketakutan. Berarti satu tersangka yang aku harus interogasi, "Miltia!" teriak ku "A-aduh... ke-ketahuan deh.., tu-tu-tuan, jangan marah, kami cuma ingin berpesta tanpa terganggu sama sekali!".
Aku tidak peduli lagi dengan alasan yang lain dan menangkap mereka bertiga "Antarisk! Kenapa kau minum-minum tanpa seijin ku!" kataku sambil memarahi mereka "Tu-tuan, aku cuma ikutan", jawabannya selalu sama. "Lalu, Kima! Kau itu masih umur 17 loh!" kataku ke Kima, tapi jawabannya tetap sama seperti si Antarisk.
Gantian aku menoleh ke Miltia "Terutama dirimu! Jangan mengajak anak-anak seperti mereka ke jalan yang sesat!". Dia malah cemberut ke arah diriku.