Chereads / Gadis Pengungsi Perang Vietnam / Chapter 4 - Bab. 3. Titip Sebuah Kepercayaan Buat Rindam

Chapter 4 - Bab. 3. Titip Sebuah Kepercayaan Buat Rindam

" Begini nak Rindam, saya menilai nak Rindam anak yang baek dan saya ingin menitipkan sebuah kepercayaan buat nak Rindam. Bisa kah nak Rindam, melaksanakan kepercayaan yang akan saya amanah kan nanti.

" Saya masih muda Om, saya juga masih seorang pelajar SMU. Saya takut saya tidak sanggup menjaga amanah yang akan Om titipkan kepada saya, coba Om cari orang lain saja yang bisa melaksanakan amanah Om tersebut.

" Saya seorang perwira tinggi berpangkat Jendral Bintang Dua di Negara saya, sekali saya pandang saya tau sifat dari orang yang saya lihat tersebut. Saya tidak melihat nak Rindam dari faktor umur dan pendidikan tetapi dari segi kejujuran dan tanggung jawabnya.

" Baiklah. Om". Jika Om yakin dan mempercayai saya, saya akan terima titipan tersebut. Semoga saya tetap bisa menjaga amanah dari Om, kira kira apa yang mau Om titipkan kepada saya.

" Amanah yang mau Om titipkan ke kamu, berupa emas batangan seberat 100 kilogram. Emas batangan tersebut adalah harta terakhir yang kami sekeluarga miliki. Om berharap nak Rindam bisa menjual nya dan hasil penjualan tersebut bisa nak Rindam kelola uang nya di bidang bisnis yang bisa menguntungkan nak Rindam. Om hanya ingin nak Rindam bisa memenuhi kebutuhan Om dan keluarga, saat di pengungsian nanti.

" Emas batangan?! sebanyak itu." Rindam gemetaran lho Om Kun Cun. Betapa berat nya, amanah yang Om titipkan kepada Rindam, lalu dimana Emas itu Om simpan, hingga lolos dari perompak.

" Emas batangan itu Om simpan ditempat yang aman dan tidak diduga oleh siapapun. Tugas pertama mu adalah bagaimana cara nya mengamankan kapal kayu yang kami bawa dari Vietnam.

" Kalau cuma buat mengamankan kapal tersebut, urusan sepele Om." Itu biar papa ku yang urus. Sudah banyak kapal pengungsi Vietnam yang di kelola papa Rindam buat para nelayan Tempatan.

" Bagus, itu yang paling penting." Selanjut nya nanti akan Om tunjukkan dimana emas batangan itu berada. Anggap saja kapal kayu tersebut emas batangannya. Kenapa demikian. Kalau saat ini emas batangan nya Rindam bawa secara terbuka, pasti akan disita oleh negara mu. Rindam amankan kapal nya berarti menyelamatkan emas tersebut.

" Tidak percuma Om Kun Cun, seorang Jendral bintang dua." Pemikirannya jauh ke depan. Tapi sayangnya kalah perang hahaha...

" Hahaha... kamu bisa becanda juga ya, Rindam." Menurut kamu, ketiga anak gadis om cantik cantik gak dan siapa menurut mu yang paling cantik dan mewarisi sifat Om.

" Tiga tiga nya cantik cantik sekali Om, menurut penilaian saya sepintas, Nivincu yang paling cantik dan mewarisi sifat Om. Anak itu pasti seorang siswi yang jenius di sekolah nya.

" Tepat sekali, kamu juga anak cerdas Rindam." Juga mewarisi sifat Om...hahaha. Kamu tertarik gak sama Nivincu.

" Hahaha... Om bisa saja. Terus terang Rindam Suka anak Om itu, Bisa dijadikan teman yang baik dan setia. Semoga kami bisa berteman sampai dewasa Om.

" Semoga, ya."

Mentari pagi di Flower Island, begitu indah dengan sunrise nya yang begitu menakjubkan. Aku masih menggenggam secangkir teh panas yang diberikan Rindam kepada ku.

" Enak tidur nya, ya." Kamu kedinginan ya? ini pakai jaket ku, biar kamu gak masuk angin Nivincu.

" Terimakasih Rindam, papa ku dimana?". Apa yang kalian bicara kan semalam, sepertinya serius banget

" Papa mu tidur di kapal, katanya." Papa mu cuma menitipkan kamu kepada ku. Kata papa mu, kamu anak cerdas dan paling cantik.

" Masa papa ku cuma bicara yang gak penting begitu, pada mu." Kamu bohong ya? Keliatan tuh, kamu bohong.

" Serius, kok." Minum teh nya, sebelum kedinginan. Papa mu cuma nitipin kamu, adik adik mu dan Mama mu padaku. Kamu mau ku buatkan sarapan apa, telor mata sapi, mie goreng atau roti bakar.

" Apa saja yang kamu buatkan akan ku makan, kok." Aku lapar lagi, Napsu makan ku jadi bertambah kalau liat muka mu, Rindam.

" Duh, yang lagi berduaan lupa bahwa pulau ini bukan milik berdua." Ini aku bawain sarapan buat kalian berdua, dimakan selagi hangat ya, kalau sudah dingin gak enak lagi.

" Kamu membuat aku kaget saja, Lenny." Tu kan, Nivincu. Baru saja aku omongin, sudah jadi sarapannya. Nivinci dan Nivinlu, yuk sekalian sarapannya. Papa dan Mama mu sudah dibuatkan sarapan belum.

" Mama lagi masakin buat semua, tapi sayang nya pakai bahasa Tarzan, hahaha... Mama juga lagi belajar bahasa Indonesia sama teman teman lenny yang lain.

" Bagus deh, ada untung nya mereka gak bisa bahasa Inggris, jadi bisa berbahasa Vietnam nantinya. Kartika sudah, kontak kapal belum Len. Biar jemput nya jangan terlalu sore, karena kita harus tunda kapal Nivincu ke Kabupaten.

" Tadi sih radio nya belum hidup, kok di tunda kapal nya," kenapa gak jalan sendiri saja Rindam.

" Bahan bakar nya gak cukup buat ke Kabupaten." Biar aku saja yang ngomong ke Kabupatennya Len. kalian selesai sarapan sudah boleh beberes peralatan perkemahan ya, begitu kapal jemputan datang kita langsung pulang.

Aku sangat menikmati sarapan pagi ini, rasa nya nikmat banget. Telor setengah mateng, mie goreng, roti panggang semuanya ku makan dengan lahap. Aku jadi malu, jatah Rindam juga ku habisin. Sepertinya aku kelaparan bener. Adik adik ku sampai bengong melihat nya.

" Sarapan pagi atau makan buat stok sehari Kak." Rakus amat sih. hiks

Itu celoteh dari Nivinci. Aku sendiri tidak menghiraukannya, yang penting sekarang perut ku kenyang banget hahaha...