Hati ku berbunga bunga mana kala membaca sepucuk surat cinta yang ku terima dari Rindam. Apakah aku juga mulai menyukai Rindam, perhatian dan kebaikan keluarga Rindam membuat hati ku luluh padanya. Hari hari di pengungsian, membuat diriku betah dan tidak ingin kemana mana lagi.
" Ada yang lagi jatuh cinta seperti nya, Nivinlu." Kamu merasakan gak, sih.
" Sepertinya iya, tuh." Aku juga merasakannya Nivinci. yang pasti bukan aku atau kamu kan?
" Kalian berdua ngomong apa, sih." Suka usil urusan orang lain, deh. Kalaupun iya, emang nya kenapa?
" Ya, bagus lah kak, kamu ada tempat curhat." Tempat berbagi cerita, ada yang ngajak jalan jalan, yang penting ada yang ngirimin kita makanan.
" Yang terakhir itu yang gak enak, Ngirim makanan." Disini kan kita juga dapat jatah makan, walaupun seadanya, Nivinci.
" Kakak beneran suka sama Rindam, ya." Kalau kakak gak mau, Nivinlu mau kak hahaha.
Pagi yang indah ini, Cerita nya Rindam mau ngajak aku jalan jalan, tanpa Mama, Nivinci dan Nivinlu.
Aku sudah dandan cantik dengan baju yang dibeliin oleh Rindam ditambah lagi bau wangi dari parfum.
" Kita mau jalan jalan kemana, Rin." Bagaimana dengan sekolah mu.
" Kamu mau makan duluan atau mau beli baju, dulu." Atau mau yang lain nya.
" Terserah kamu saja, deh " ikut saja.
" Makan dulu saja, ya? Kamu mau makan apa? terserah aku lagi nie.
" Apa yang kamu makan, itu juga yang akan ku makan." Selera kita kan beda tipis.
" Seafood saja ya? Habis itu baru kita shoping, pakaian mu sudah pada lusuh dipakai terus. Kamu perlu baju yang baru lagi.
" Aku sih terima saja, asal kamu nya ikhlas." Apapun yang kamu berikan akan aku terima dengan sukacita.
Rindam mengajak ku, ke sebuah restoran seafood yang cukup terkenal di kota ini. Makanan nya pasti enak enak. Ada delapan menu yang dipesan Rindam, untuk kami berdua. Makan enak lagi nie, khayal ku. Tidak ku hiraukan semua mata tertuju pada kami berdua, Rindam lumayan ganteng, sedangkan aku juga cantik. Pastilah semua mata memandangi kami berdua dengan iri hiks.
Siap menuntas kan semua makanan kami pun berlalu dari tatapan mata, pengunjung restoran. Gak enak juga jadinya, semua yang dilakukan dilihat oleh orang lain, jadi kikuk juga.
Rindam memesan beberapa bungkus makanan untuk dibawa pulang. Tentu saja buat Mama, Papa dan adik adik ku. Aku jadi terharu, Rindam selalu ingat membelikan makanan buat keluarga ku.
Lagi asik asik milih pakaian, aku kehilangan Rindam. Sedangkan pakaian yang ku ambil banyak banget, ada baju tidur buat aku, mama dan adik adik. Gimana aku membayar nya, uang yang Rindam kasi kemaren mana cukup.
" Kamu liat teman yang bersama ku tadi gak". tanya ku pada pelayan.
" Oh cowok tadi ya, katanya ke WC sebentar, kamu disuruh milih pakaian saja dulu, kalau sudah selesai diantar ke kasir.
" O ya, Udah." ini tolong bawa ke kasir." Aku udahan milih nya.
Lima belas menit kemudian baru Rindam muncul, ada sebuah tas belanja kecil di tangannya.
" Nivincu, udahan milih bajunya ya " Kalau sudah yuk kita pulang.
" Dari tadi, kali." Lama sekali ke WC nya.
" Ada yang ku beli dulu tadi, yuk kita pulang." Entar makanan buat Mama kedinginan.
Tanpa jawaban, ku ikutin langkah Rindam ke parkir mobil. Karena perut ku kekenyangan, jadi gak bisa ngomong deh.
" Kamu kenapa diem, saja." Lagi mikirin apa? mikirin cowok mu yang tinggal di Vietnam ya?
" Belum punya cowok aku nya." Yang mau sih banyak hiks. Perut ku lagi kenyang banget, Rin. Jadi gak bisa ngomong banyak, deh.
" Oh, pantesan. Kamu buka deh yang di dalam tas kecil itu, ku belikan spesial buat kamu.
" Sebuah kalung dengan liontin hati, sebuah cincin berbentuk hati juga." Kamu yakin ngasi ini buat ku, Rindam. Pasti ini mahal banget, tangan ku sampai gemetaran nie.
" Itu tanda ikatan dari ku buat kamu, Nivincu." Biar gak ada lagi yang berani merebut nya dari ku.
" Makasih deh, kamu mau kucium sebagai tanda terimakasih dari ku ya?" Aku juga ada hadiah buat kamu, Rindam.
Ku lepaskan kalong emas putih berliontin hati yang terbuat dari giok, yang sudah menemani belasan tahun. Ini lah sisa satu satu nya harta yang ku miliki. Kalung itu aku pakaikan ke leher Rindam.
" ini lah harta ku satu satu nya dan susah bersama dengan diri ku belasan tahun, aku titipkan ke kamu untuk dijaga ya?" Jangan sampai hilang atau kamu kasi kan ke gadis lain. Boleh kamu kasi ke anak gadis mu, kelak.
Sebagai ganti nya aku pakai yang kamu beli tadi. Ini adalah tanda ikatan kita berdua, semoga abadi
" Terimakasih Nivincu, akan ku jaga dengan baik sampai akan ku serah kan ke anak gadis ku nanti." Kalau anak ku lelaki semua gimana?
" Kamu simpan saja dulu, buat cucu perempuan mu, nanti.
" Jadi, kita resmi jadian ya." I Love You, Nivincu.
" I Love you to, Rindam." Habis antar aku pulang kamu, langsung pulang ya? awas kalau pacaran dengan cewek lain lagi.
Tanpa ku hiraukan teriakkan Rindam, langsung ku tinggalkan dia dengan mobilnya, di pos jaga aku menyerahkan oleh oleh buat yang jaga dari Rindam. Begitu aku masuk ke ruang tidur para pengungsi, Langsung disambut oleh adik adik ku. apa lagi yang mereka buru, selain makanan. Mereka selalu lapar dan lapar, kebiasaan di Vietnam, mereka makan sambil tiduran. Mata ku ngantuk banget, Aku bobok dulu ya. Sampai jumpa ke Bab selanjutnya.