" Kalian bertiga siapa? Dari mana? Kenapa muncul seperti hantu", malam buta begini?
" Aku Nivincu dan ini adik adik ku, Nivinlu dan Nivinci." Kami pengungsi dari Vietnam Selatan yang terdampar di pulau ini. Apakah kalian bisa bantu kami, bertemu dengan kedutaan besar Vietnam yang ada disini.
" Nama ku Rindam, Ketua kelompok pecinta alam". ini Flower island, pulau terluar dari wilayah Indonesia bagian utara. Sedangkan kedutaan Vietnam ada nya di Ibukota Jakarta. Jarak antara Ibukota dengan tempat kita berada ini 1.100 kilometer. Begini saja, besok kalian kami antar ke pos pengungsi yang ada di Ibukota Kabupaten. kalian ada berapa orang pengungsi.
" Terimakasih saudara Rindam, ada delapan orang lelaki dan enam orang wanita, sekarang mereka lagi istirahat di gubuk di ujung sana.
" Kenapa pakaian kalian pada basah kuyup begitu? Apakah kalian tidak membawa pakaian ganti saat mengungsi. Nanti masuk angin lho. Perkenalkan aku Lenny.
" Saat kami dalam perjalanan, kapal kami di hadang bajak laut, Lenny." Semua harta benda
dan pakaian kami mereka bawa, termasuk makan dan minuman. Sekarang kami tidak punya apa apa lagi, untuk dimakan dan pakaian.
" Lenny. Kamu ajak mereka mandi disumur sana, Terus kasi baju kamu, Lifia dan Kartika. Kurasa baju kalian bertiga cocok dengan mereka. Aku akan siapkan makanan buat mereka bertiga.
" Oke Bos, siap laksanakan".
Kami bertiga diajak ke sumur sama Si Lenny, untung nya Rindam dan Lenny bisa berbahasa Inggris jadi tidak susah bagi kami berkomunikasi. Siraman air dari sumur membuat badan ku yang lengket oleh air asin menjadi segar sekali. Dengan perlengkapan mandi punya Lenny, kami pun menjadi bersih dan harum apa lagi mengenakan pakaian yang mereka berikan menjadikan kami bak bidadari kembali.
" Terimakasih Lenny, Kartika dan Lifia." pakaian yang kalian berikan pas sekali pada kami, Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian ini.
" Sesama manusia kita harus saling tolong menolong." Apalagi seperti kalian yang mesti lari dari negara mu, karena perang saudara. Kalau sudah selesai mari kita ke tenda lagi, mungkin makanan yang di masak Rindam susah masak. Kalian pasti belum makan.
" Sudah tiga hari kami tidak makan, nasi." Saat kami sampai di pulau, terpaksa mencuri buah kelapa untuk mengisi perut. Kami harap pemilik dari pohon kelapa tidak marah ya.
" Nanti biar Rindam yang urus, soal kelapa yang kalian ambil". Sekarang kalian makan dulu, sudah itu masak lagi, buat teman teman kalian di sana.
" Makan seadanya ya, besok di Ibukota Kabupaten baru makan enak dan sepuasnya". Sekarang nikmati saja, yang ada ya?".
" Terimakasih Rindam, kenapa teman teman kalian pada bengong, tidak ada yang mau bicara.
" Pertama mereka tidak bisa berbahasa Inggris seperti kita kita, kedua mereka masih kaget dan terpana oleh kecantikan kalian bertiga hahaha.
" Kamu bisa juga menghibur aku dan adik ku yang lagi frustasi ya, Rindam." Kami biasa saja seperti kalian kalian juga. Cuma kulit kami agak kuning dan mata sipit hehehe, kalian kalian juga ganteng ganteng dan cantik cantik kok.
" Makasih pujian nya, Nivinlu." Nivinci, gak bisa bahasa Inggris ya.
" Bisa kok, Kalau aku ikutan ngomong Ntar kamu bingung mau jawab yang mana, Lenny. Kami bertiga biasa berbahasa Inggris kalau dirumah.
Selesai kami bertiga makan, tau tau nya semua yang tadi kami tinggal di gubuk pada nyusul semua. Termasuk papa dan mama ku serta anak buah papa ku.
" Perkenalkan Rindam dan kawan kawan yang lain." Ini Papa dan Mama ku.
" Selamat datang di Flower Island dan Indonesia Om dan Tante, saya Rindam." Kebetulan kami lagi kemping di pulau ini.
" Saya Papanya Nivincu, Nivinci dan Nivinlu." terimakasih atas sambutan dan kebaikan kalian pada kami semua.
" Sama sama Om dan Tante, Besok kami antar ke Pos Pengungsian di Ibukota Kabupaten." Malam ini kita menginap dulu disini ya, karena kapal yang jemput kami besok siang baru kemari. Om dan Tante dan yang lain silakan makan apa ada nya ya.
" Terimakasih Nak Rindam, ya." Semoga kelak kamu menjadi anak yang berguna bagi bangsa mu. Boleh kita ngobrol berdua saja nak. Ada beberapa hal yang ingin Om tanyakan, padamu.
Papa ku dan Rindam ngobrol ditempat yang agak jauh dari kami semua. Entah apa yang mereka bicarakan aku sendiri tidak tau juga.
Kulihat mama ku makan dengan lahap nya, padahal cuma makan nasi sama mie dan telor. Kasian mama, di usia senjanya malah mengalami kesusahan di pengungsian. Biasa nya mama hidup enak dan makan enak, sebagai istri perwira tinggi Vietnam Selatan. Sekarang kami sudah tidak punya apa apa, mungkin harta benda kami di sana sudah di jarah atau di ambil oleh pemenang perang. Biar lah mungkin di negara ketiga kami masih bisa berkembang lagi.
Malam ini kami tidur di tenda Rindam dan kawan kawan, sebagian anak buah papa ku tidur di kapal kayu. Kami telah banyak merepotkan Rindam dkk, semoga tuhan membalasnya nanti.
Papa lama sekali ngobrol nya bersama Rindam, apa yang sedang mereka bicarakan ya. Nampak nya serius banget, aku jadi penasaran juga. Setelah mereka selesai bicara mereka berjalan menuju ke kapal kayu yang kami bawa dari Vietnam. Mesti nya papa mengajak ku juga saat bicara sesuatu bersama Rindam, bagaimanapun juga aku yang pertama kali ketemu sama mereka. Tapi biarlah, mungkin papa tidak ingin aku mengetahuinya. Sebelum mereka selesai bicara, diriku merasa sulit untuk tidur, padahal aku capek banget dan kedinginan. Selimut yang diberikan oleh Lenny hanya cukup buat mama dan adik adik ku saja. Aku butuh sesuatu yang bisa menghilangkan rasa dingin nya, angin malam di pulau ini. Memeluk mama ku mungkin bisa mengurangi dingin nya tubuh ku, barangkali juga bisa membuat diri ku tertidur lelap.