Pernikahan Alif dan Laura sudah mencapai 3 bulan. Laura dan Alif semakin romantis sekali menjalani rumah tangganya.
"Aduh enak banget ya masakan kamu, bakal betah nih makan dirumah terus" Ucap Alif yang sedang makan makanan yang sudah Laura siapkan. Namun Laura terlihat lesu sekali, mukanya pucat.
"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Alif khawatir sekali melihat kondisi sang isterinya.
Tiba-tiba Laura pingsan di atas kursi meja makan. Alif langsung kaget melihat sang isterinya pingsan. Alif segera membawanya ke mobil dan pergi ke rumah sakit untuk mengecek kondisi nya.
Beberapa menit kemudian...
Alif pun sampai ke rumah sakit untuk membawa Laura. Alif sungguh panik sekali karena Laura mendadak sakit.
"Dok tolong bantu isteri saya, lakukan yang terbaik" Kata Alif kepada dokter dengan raut wajah panik.
"Baik, Pak. Bapak tunggu diluar saja ya" kata dokter berharap Alif bisa tenang untuk menunggu diluar ruangan IGD.
Alif sangat tak karuhan, Alif bolak-balik ke kanan ke kiri memikirkan sang isteri yang masuk IGD. Alif hanya bisa berdoa untuk isterinya, semoga tidak ada hal apapun yang terjadi menimpa isterinya.
"Yaallah, jangan sampai istriku kenapa-kenapa. Tolonglah dia yaallah" ucap Alif dalam hati sambil berdoa memohon kepada yang diatas.
Beberapa menit dokter pun langsung membuka pintu keluar. Alif pun langsung menghampiri sang Dokter.
"Bagaimana dok keadaan isteri saya?" Tanya Alif panik sekali. Tapi Dokter nya senyum-senyum sendiri melihat Alif yang sangat kepanikan itu. Alif pun kebingungan melihat Dokter itu merespon pertanyaan Alif malah hanya dengan senyuman.
"Selamat ya pak, hari ini bapak akan menjadi seorang ayah" Jawab Dokter. Membuat Alif terkejut bahagia mendengar kabar tersebut.
"Menjadi seorang ayah?" Tanya Alif terkejut terus memastikan kepada Dokter tentang berita tersebut.
"Iya, isteri bapak hamil. Dia kelelahan, dia mungkin tidak tahu bahwa dia hamil. Kebanyakan bergerak ahirnya mengakibatkan kurang darah dan kurang imun didalam tubuhnya" ucap dokter menjelaskan sekali lagi kepada Alif "Sekali lagi selamat ya pak. Saya permisi dulu"
Alif langsung masuk ke dalam ruangan IGD. Alif langsung memeluk sang isteri yang masih terbaring.
"Mas, kamu kenapa?" tanya Laura sambil senyum-senyum dan membalas pelukannya.
"Kamu hamil kan, sayang?" Tanya Alif dan langsung mencium kening isterinya "Aku bahagia banget, pokoknya ini adalah berita yang baik dibulan sekarang" Alif bahagia sekali atas kabar kehamilan isterinya itu.
"Mas, aku juga bahagia sekali. Aku akan jaga baik-baik anak kita ini mas" kata Laura dengan bahagia sekali. Laura bahagia karena ia akan memiliki anak.
****************
Esok hari...
Saat di kantor, Alif dihampiri oleh sekertaris barunya itu. Alif yang sedang bekerja menyelesaikan tugasnya tiba-tiba Aulia datang.
"Permisi" ucap Aulia sambil mengetuk pintu ruangan Alif.
"Masuk saja" Jawab Alif
Aulia masuk membawa berkas laporan kerjanya. Lalu Aulia duduk dikursi.
"Saya kesini mau nganterin ini, pak" kata Aulia "Dan kalau bapak mau saya mau ajak bapak makan siang ke kantin sambil ada yang harus saya bicarakan ke bapak soal pekerjaan. Bapak bisa kan?" Ucap Aulia kepada Alif yang sedang bekerja, membuat Alif seketika berhenti mengetik Laptop nya.
"Gimana ya, saya....." jawab Alif kebingungan
Padahal Alif memiliki janji kepada Laura bahwa jam siang dia akan pulang untuk mengajak Laura menginap kerumah ibunya. Tapi Alif pun tidak enak sekali kalau harus menolak ajakan Aulia, karena Aulia adalah sekertaris barunya yang mungkin ingin mengerjakan tugas pekerjaan di kantin sambil makan siang.
"Kalau bapak tidak bisa tidak apa-apa pak, saya pamit dulu" kata Aulia berdiri terbangun dari kursi. Tiba-tiba Alif menghentikan Aulia untuk tidak pergi.
"Jangan dulu pergi! Saya mau kok. Kamu duluan saja nanti saya kesana" ucap Alif menerima ajakan Aulia.
"Hahaha, Berhasil!!! Gue udah berhasil ajak Alif makan siang" Ucap Aulia dalam hati sambil ketawa senang karena ia merasa berhasil telah mengajak Alif.
----------------
"Aku siap-siap dulu, mungkin mas Alif sebentar lagi beres dan jemput aku. Aku gak sabar pengen cepet-cepet kasih tau kabar baik ini sama ibu. Ibu pasti senang akan punya cucu baru" ucap Laura sambil prepare bajunya untuk menginap kerumah ibunya.
1jam kemudian...
"Loh ko belum ada kabar juga ya. Aku telpon mas Alif dulu deh" Kata Laura mulai kesal.
Seketika Alif dan Aulia masih sedang mengobrol di kantin. Aulia memanfaatkan waktu untuk terus berlama-lama dengan bos nya itu.
Tiba-tiba Alif mendapatkan telepon dari istrinya, Laura.
"Kriiiiing..... Kriiiiing..... Kriiiiiiing"
"Saya angkat telepon dulu, ya" Kata Alif kepada Aulia. Seketika Aulia kesal sekali karena dia merasa terganggu oleh Laura yang menelpon Alif.
"Hallo, mas.. Kamu dimana sih katanya kamu akan mengantarkan aku kerumah ibu. Ini udah lewat dari jam nya Lo mas" Ucap Laura kesal
Alif tidak bisa berbicara apapun, Alif bingung harus bilang apa kepada Laura.
Tiba-tiba Aulia merasa kesakitan kepalanya. Aulia merencanakan kebohohan untuk tetap bersama Alif. Dan Alif akan terus bertengkar dengan Laura.
Alif melihat Aulia yang kesakitan itu langsung mematikan telepon, dan langsung memegang badan Aulia yang hampir jatuh dari kursi.
Alif pun mematikan telepon dari isterinya itu. Laura memanggilnya dalam handphone karena tiba-tiba mati.
"Aulia, kamu kenapa?" Tanya Alif panik
"Saya sakit kepala pak" Jawab Aulia berpura-pura kesakitan.
"Yasudah saya antarkan kamu pulang ya, kamu hari ini tidak usah bekerja" Alif langsung membawa Aulia kedalam mobil. Dan membawanya pulang ker kosan nya.
Akbar, teman Alif melihat Aulia di gandeng oleh Alif kedalam mobil.
"Itu kan Alif sama Aulia!!! Mau kemana mereka?" Ucap Alif yang seketika melihat Aulia dan Alif masuk kedalam mobil.
Tiba-tiba Laura menelpon kepada Akbar, menanyakan suaminya.
"kriiiiing... kriiiiing.... kriiiiing"
"Hallo" Akbar mengangkat telepon dari Laura.
"Bar kamu lihat mas Alif?" tanya Laura kepada Alif yang baru saja Akbar lihat bahwa Alif pergi bersama Aulia. Tapi disitu pun Akbar tidak langsung memberitahu bahwa Alif suaminya pergi bersama Aulia. Alif akan tahu dampaknya seperti apa dan bagaimana jika sampai Laura tahu.
" Dia sedang meeting " jawab Akbar singkat
" Aku tadi nelpon, dia ga jawab pertanyaan aku lagi dimana dan lagi apa dikantor. Dia malah matiin tiba-tiba teleponnya " Ucap Laura sedikit kesal menjelaskan kejadian tadi.
Akbar hanya terdiam tidak lagi bisa menjelaskan. Akbar tahu bahwa Alif pasti berbohong kepada Laura.
"Mungkin dia sedang bertemu kliennya, kamu positif aja. Tadi aja saya WhatsApp belum dibales-bales" ucap Akbar sedikit menenangkan Laura.
****************
Beberapa jam kemudian...
Sudah pukul 18:00 petang. Laura masih tidak percaya bahwa suaminya sedang melaksanakan meeting dikantor. Laura merasa aneh, tidak biasanya mas Alif bersikap seperti itu.
Laura merasa pusing sekali dan mual. Laura langsung mengambil kayu putih dan selonjoran diatas sofa. Agar badannya terasa enakan.
"Nak, kamu harus sehat-sehat dan baik-baik saja ya didalam perut. Jangan sampai ketika bunda sedang ada fikiran atau tidak sehat, kamu malah ikutan kena" ucap Laura sambil meneteskan air mata. Laura mengusap-usap perutnya itu.
Beberapa menit kemudian Alif pun datang.
"Assalamualaikum..." Ucap Alif membuka pintu dan langsung menghampiri isterinya. Alif langsung memeluk Laura dan mencium nya, Alif merasa bersalah sekali karena baru pertama kali ia mengingkari janjinya. Tidak seperti biasanya.
"Maafkan aku, sayang. Aku tadi...." kata Alif. Perkataan Alif dipotong langsung oleh Laura.
"Tadi apa? Tadi kamu habis apa? Meeting? Aku seharian nunggu kamu, mas!!! Aku sudah kabari ibu akan datang kerumahnya. Ibu sudah masak banyak, ibu sudah nungguin aku juga, mas. Tapi kamu malah tidak pulang!!! Jangan kan pulang, telepon aku saja kamu matikan!!! Tidak biasanya kamu gini mas!!" Ucap Laura sambil menangis tersedu-sedu. Laura kecewa kepada Alif yang dari tadi ditanya tidak menjawab sama sekali, malah terdiam.
"Kamu juga tidak memikirkan bagaimana kondisi aku sekarang, aku sudah hamil mas, kondisi sekarang beda lagi dengan waktu aku belum hamil!! Aku banyak sensitif nya, aku banyak pengen diturutinya, banyak pengen di temenin nya. Karena sekarang aku banyak kelelahannya, mas. Aku dirumah sendirian" Laura semakin kencang menangis, emosinya semakin tinggi juga.
Laura langsung berlari meninggalkan Alif ke kamar. Alif hanya diam saja, karena bagi Alif jika ia menjelaskan Laura malah akan menambah kemarahannya.