Pagi telah tiba, angin sepoi-sepoi sangat sunyi sekali dan suasana rumah Laura semakin sepi. Ditambah Alif yang sudah jarang pulang, padahal Laura sedang hamil besar. Laura menikmati segelas air teh hangat di teras rumah, sembari memikirkan kehidupannya yang penuh tanda tanya itu.
"Yaallah, mungkin ini sebuah godaan dalam rumah tangga aku. Aku pun sedang hamil mungkin semua rasa khawatir, curiga, dan kesedihan bercampur aduk pada hati aku ini adalah bawaan keadaan aku yang sedang hamil. Aku harus tetap berfikir positif" Ucap Laura dalam hati sembari melamun dengan duduk di teras rumah.
Tiba-tiba ada tamu special , yaitu Laura kedatangan sang Ibu, Kakak nya dan isteri Kakaknya. Kedatangan mereka membuat Laura sangat bahagia, membuat Laura sangat girang sekali. Karena dengan bertemu berkumpul bersama mereka adalah sesuatu hal dambaan Laura. Semenjak Laura hamil kecil sampai besar, Laura belum bertemu lagi keluarganya.
Laura langsung menghampiri Ibu, Kakak nya.
"Ibu....." Ucap Laura sambil memeluk sang Ibu dengan erat "Laura sangat merindukan ibu" .
"Ibu juga merindukan kamu, Nak. Maaf ya ibu tidak pernah menjenguk kamu, Ibu sibuk mengurusi Restoran kamu" Kata sang Ibu sambil mencium kening Laura.
"Kakak senghaja kesini bareng-bareng. Kita semua akan menginap dirumah kamu. Jika kamu mengijinkan" Ucap sang kakak.
"Yaampun, kak. Aku sangat bahagia sekali di jenguk kalian. Aku tidak merasa direpotkan. Apalagi Kakak bawa kak Dewi, dan anak kakak" Jawab Laura menjelaskan bahwa dirinya tidak merasa direpotkan.
Ibu dan Kakaknya langsung duduk di sofa mewah milik Laura. Laura mendapatkan rumah mewah itu dari suaminya, Alif. Alif juga mendapatkan nya dari sang Mama nya, bisa disebut warisan. Jadi Laura dan Alif tidak perlu membeli rumah.
Beberapa menit kemudian...
"Suami kamu kemana?" Tanya Kak Aldi.
Laura hanya diam, Laura rasa dia tidak boleh menceritakan permasalahan nya. Laura terus bersikap baik-baik saja.
"Mas Alif sibuk, dia sedang ada meeting di kantor. Sekarang ia kan tidak lagi mengajar sebagai dosen, di kampus. Karena ia di percayai oleh Mama nya untuk mengurusi kantor Mama nya, jadi Alif terpaksa harus berhenti sebagi Dosen" Jawab Laura membanggakan suaminya.
"Tapi pulang kan?" Tanya kak Dewi isteri Kak Aldi.
"Pulang kok. Cuma agak maleman" Jawab Laura singkat. Laura terus menutupinya.
****************
Malam pun tiba, waktu menunjukan pukul 19:00. Laura sudah sibuk membuat masakan untuk makan malam bersama keluarganya. Laura terus melihat jam, kenapa suaminya belum tiba juga. Laura langsung menelepon suaminya agar segera pulang.
Alif yang masih dijalan, akan pergi menuju rumah Aulia. Namun diperjalanan, ia langsung mendapatkan telepon dari isterinya.
"Hallo... Ada apa Ra?" Tanya Alif nada jutek.
"Mas... Aku harap kamu malam ini pulang. Aku mohon" Jawab Laura memohon kepada Alif agar segera pulang.
"Memangnya kenapa? Aku belum beres pekerjaan. Aku juga kayanya bakal pulang kerumah Mama, karena lebih dekat dari kantor biar gak bolak-balik. Dari rumah kita kan ke kantor jauh, jadi banyak memakan waktu untuk aku yang setiap hari meeting" ucap Alif beralasan.
"Mas, ada kak Aldi dirumah dan Ibu" Kata Laura menjelaskan.
Alif langsung terkejut. " Sejak kapan? "
"Tadi siang, mereka sampai kesini. Makanya aku tadi siang terus menelepon kamu itu aku ingin memberitahu kamu, kalau Ibu dan kak Aldi menginap" jawab Laura.
"Baik, aku segera pulang" Ucap Alif langsung mengebutkan kendaraannya untuk segera pulang kerumah. Alif tidak ingin kalau Kakak dan Ibu nya Laura tahu tentang bagaimana keadaan rumah tangganya mereka sekarang. Alif pun tidak ingin mereka tahu bahwa Alif sudah jarang pulang kerumah.
Beberapa menit kemudian...
Alif sampai kerumahnya, dengan posisi ibu dan kakak Laura sedang berada di meja makan untuk menyantap makan malam.
"Assalamualaikum" Ucap Alif membuka pintu rumah.
" Waalaikumsalam " Jawab semua orang yang berada didalam rumah.
Aldi memperhatikan penampilan Alif yang sangat berbeda dari sebelum menikah sampai awal menikah.
"Nak, ayo makan bareng" Ujar sang Ibu mengajak Alif untuk makan bersama.
Alif pun langsung duduk dimeja makan, ikut makan bersama mereka. Laura hanya bisa memperhatikan sang suaminya yang berlagak ramah sekali depan orang tuanya. Namun dibelakang, setiap pulang kerja Alif tidak pernah lagi makan dirumah.
Mereka melanjutkan obrolannya sambil makan malam.
Saat makan malam selesai, Laura langsung pergi ke dapur untuk menyimpan bekas piring kotor. Kak Dewi langsung mengambil piringnya.
"Laura, kamu sekarang ke kamar untuk istirahat ya. Kasian kamu pasti capek" ucap kak Dewi pengertian sekali.
"Tidak usah, kak. Kakak mending istirahat saja. Nanti Raja nangis kak" Kata Laura menolak.
"Memangnya kamu tidak punya pembantu, Ra? ini rumah besar banget loh" Tanya kak Dewi yang semakin aneh dengan keadaan Laura.
"Berhenti kak, karena dia sudah tua. Jadi dia sering sakit-sakitan. Aku juga sedang mencari lagi" Jawab Laura menjelaskan kepada kak Dewi.
"Hmmmm.. Jaga baik-baik kandungan kamu ya" Ucap kak Dewi sambil memegang bahu Laura.
****************
Esok hari pun tiba...
Tepat hari Minggu. Laura sedang bersiap-siap untuk menyiapkan tas kerja suaminya.
Tiba-tiba Alif memegang tangan Laura, dan menutup pintu kamar.
"Aduh mas, pelan-pelan" Kata Laura kesakitan karena pegangan Alif sangat kencang.
"Ibu dan Kakak kamu akan menginap berapa hari?" Tanya Alif bisik-bisik.
"Aku tidak tahu, mungkin mereka masih ingin menemani aku atau masih kangen sama kita" jawab Laura.
Alif merasa tidak karuhan. Alif sepertinya tidak menyukai keberadaan Kakak ipar dan mertuanya menginap ke rumahnya. Sungguh benar-benar terpengaruh sekali dengan sikap Aulia.
Tiba-tiba Ibu nya Laura mengetuk pintu kamar Laura. Ibu nya membawakan roti dan susu untuk Laura. Karena Ibunya tidak ingin jika anaknya banyak bekerja.
"tok.. tok... tok.."
"Laura.... permisi" Sahut Ibu Laura.
Posisi disana Laura dan Alif sehabis mengobrol. Laura langsung membuka pintu.
"Ibu... ada apa?" Tanya Laura tersenyum.
"Ini ibu bawakan susu dan roti untuk kamu sarapan. Kamu harus sehat. Jangan banyak kecapean" jawab sang ibu.
"Yaampun Bu, repot-repot banget. Ibu udah sarapan?" Tanya Laura kepada sang ibu.
"Sudah... Ngomong-ngomong kok hari Minggu kerja? bukannya libur ya" Tanya sang ibu tak senghaja melihat tas kantor Alif yang sudah Laura sediakan.
"Mmmmm... Ada lembur Bu" Jawab Alif spontan.
"Kenapa Alif berbeda sekali sikapnya ya" kata sang ibu dalam hati.
Ibunda Laura pun merasakan firasat yang tak enak terhadap rumah tangga anaknya. Ibunya berharap semoga tak akan ada sesuatu hal yang menyakitkan anaknya. Semoga Laura bahagia selalu, itulah doanya dari setiap sujud nya. Ibunda nya tak pernah berhenti mendoakan kebaikan untuk Laura. Karena sang ibu tahu bagaimana sikap Alif dan Laura dulu semenjak awal menikah.
Sore pun tiba, Aldi dan anak isterinya pamit pulang ke Jakarta. Rasanya cukup untuk menjenguk Laura di Bandung. Tapi perasaan Aldi masih sangat tak enak hati dan penuh kejanggalan. Aldi rasa ada sesuatu hal yang Laura simpan dan sembunyikan.
Ibunda Laura masih menemani Laura sampai lahiran. Karena perkiraan dokter Laura akan melahirkan anak pertamanya minggu-minggu sekarang. Jadi sang ibunda akan terus siap siaga menjaga anaknya.