"Mas sakit banget. Ayo cepetan mas!!!" Ucap Laura menangis kesakitan di mobil.
"Iya sabar dong, aku panik nih" Kata Alif panik sekali melihat isterinya kesakitan. Alif pun langsung ngebut menuju rumah sakit untuk membawa sang istrinya yang akan melahirkan.
Beberapa menit kemudian..
Sampailah Laura dan Alif dirumah sakit. Alif pun langsung membawa Laura ke ruang operasi bersama suster dan dokter, karena akan melakukan Cesar.
Alif pun langsung menelepon sang mama nya untuk memberitahukan bahwa isterinya akan melaksanan lahiran Cesar dirumah sakit. Alif pun langsung menelepon mama nya.
"Hallo Ma" sahut Alif menelepon mama nya dengan nada panik.
"Ada apa Lif? kamu kenapa?" Tanya balik sang mama kepada Alif ikut khawatir karena Alif menelepon dengan nada panik.
"Mama segera ke rumah sakit pelita ya ma, Laura akan lahiran sekarang juga. Aku tunggu ya, Ma" kata Alif memberitahukan bahwa Laura akan melahirkan.
"Oke sekarang mama kesana ya, Lif. Tunggu dulu, mama ini dikantor soalnya" Jawab sang mama ikutan panik juga. Mama Alif menghentikan pekerjaannya demi menemani sang anak dan tak sabar ingin menyambut sang cucu pertamanya.
Sesudah menelepon mama nya, Alif pun langsung menelepon ibu Laura. Untuk memberitahukan bahwa sang putrinya akan melahirkan hari itu juga.
Sudah 5 menit Alif menelepon sang ibu, tapi Alif tidak mendapatkan respon sama sekali. Di WhatsApp pun tidak di balas juga.
"Ibu kenapa ya gak dibales terus" ucap Alif dalam hati
Alif pun masih tak mendapatkan balasan dari ibu Laura. Alif pun langsung pergi ke ruang operasi untuk segera menemani sang istri lahiran.
----------------
"Mas rasanya sakit sekali" ucap Laura kepada Alif sembari memeluk sebelum lahiran.
"Iya, sabar ya sayang. Kamu berdoa dan istighfar" Alif coba menenangkan Laura agar Laura tetap sadar.
Tiba-tiba Alif menangis ketika Laura sudah terbaring lemas di atas kasur operasi. Laura tertutup kain hijau besar tersisa kepala saja, Laura akan segera dioperasi.
"Maafkan aku ya, sering marahi kamu, sering tidak memanjakan kamu. Aku banyak sekali salah kepada kamu" ucap Alif memeluk Laura sambil mencium kening Laura dan manenangis.
Laura sudah bisa tenang tidak kesakitan lagi setelah di suntik bius. Laura hanya bisa membalas ucapan Alif dengan senyuman.
30 menit kemudian...
Lahir lah seorang bayi tampan dan cantik, bayi kembar yang sangat sehat dan lucu. Telah lahir kedua anak Laura dan Alif, Alif pun dan Laura sangat lega sekali ketika bayi sudah keluar lahir. Meski melalui Cesar, namun sakit dan perjuangan Laura sama saja karena Laura sudah berjuang untuk melahirkan sang buah hati.
Mama baru saja sampai di rumah sakit pelita. Mama nya Alif langsung bertanya-tanya kepada suster dirumah sakit, menanyakan ruangan operasi disebelah mana.
Setelah menanyakan, tak lama Mama Alif pun langsung menemui ruangannya. Mama Alif masih menunggu diluar menunggu suster atau dokter keluar ruangan.
Tiba-tiba Dokter keluar, Mama Alif langsung bangun dari duduknya.
"Dok, ini yang lahiran Cesar atas nama Laura kan?" Tanya Mama nya Alif.
"Betul, mereka sedang didalam. Bu Laura sudah melahirkan, baru selesai dijahit. Silahkan jika mau ke dalam" Ucap sang dokter dan langsung pergi.
Mama nya Alif pun langsung masuk ke ruangan operasi. Tak sabar ingin melihat sang cucu nya.
"Assalamualaikum" sahut sang mama
"Waalaikumsalam, masuk" jawab Alif.
Mama Alif langsung berlari memeluk Laura yang sedang terbaring lemas diatas kasur rumah sakit.
"Laura!!!!" Mama Alif langsung memeluk Laura dan mencium pipi kanan kiri nya Laura.
"Mama, terimakasih ya Mama sudah meluangkan waktu Mama untuk melihat aku" kata Laura banyak terimakasih kepada sang Mama.
"Iya sama-sama. Kamu harus sehat lagi ya, sementara mama akan menemani kamu dirumah kamu. Alif kan kerja. Ibu kamu juga pasti sibuk" jawab sang Mama.
"Ya Allah, aku lupa gak ngabarin ibu. Mas, ibu telepon" Sahut Laura yang spontan menyuruh Alif menelepon Ibunda nya.
"Sayang, aku tadi sudah menelepon ibu. Bahkan WhatsApp nya juga. Tapi Ibu tidak merespon sama sekali, telepon tidak diangkat, WhatsApp tidak dibales" kata Alif menjelaskan bahwa ibu nya belum bisa dihubungi.
"Mungkin Ibu sedang ada pekerjaan yang lain, Ra. Kamu Positif saja ya" kata Mama Alif menenangkan Laura.
****************
Esok hari kemudian...
Laura masih berada dirumah sakit, Laura juga tidak dibolehkan untuk pulang jika masih belum stabil berjalan. Karena luka diperut nya masih basah sekali.
Laura banyak dikunjungi oleh teman-temannya. Teman-teman di kampus nya, teman-teman kantor Alif pun sampai datang juga. Laura senang sekali atas kedatangan mereka semuanya, dengan membawakan kado banyak sekali begitupun membawa bingkisan yang mewah-mewah sekali, Laura sangat bahagia dan bersyukur sudah banyak sekali yang peduli.
"Repot-repot gini harus bawa ini itu" Ucap Laura kepada tamu nya "Sebelumnya terimakasih ya"
"Tidak apa-apa, Ra. Kami disini sangat senang sekali melihat kamu sudah melahirkan" ucap Selina teman sekampusnya.
"Bayi nya lucu ya, yang satu ganteng yang satu lagi cantik. Masya Allah" ucap Reno yang masih teman sekampusnya juga.
"Nanti bawa ya Ra, ke kampus hehehe" sahut Fitri teman sekampusnya yang paling kocak.
Laura penuh dengan tawa, dan banyak obrolan sekali hari itu dengan teman-teman nya. Laura banyak terimakasih kepada mereka yang sudah menjenguk bayi nya. Tak lama Reno, Fitri dan Selina pamit pulang.
Bergantian waktu, tidak lama teman-teman kantor Alif datang untuk menjenguk istrinya, terutama Akbar juga datang. Tapi tidak dengan Aulia, Aulia tidak datang untuk menjenguk sahabatnya sendiri. Padahal sekarang ia sudah menjadi bagian kantor Alif.
Laura diberikan banyak kado dan bingkisan, Laura tak henti ucapkan syukur. Karena sang buah hati telah lahir, banyak sekali yang mendoakan dan menjenguk. Padahal ia belum pulang kerumah, namun orang-orang terdekat sudah datang untuk menjenguk nya.
Ada suatu hal yang membuat Laura berhenti tersenyum, yaitu ketika ia teringat sang ibu tidak mendampingi nya saat melahirkan. Laura kira Ibunda nya lah yang akan berada di sisi nya selain suaminya saat melahirkan. Namun, untuk membalas pesan dari Laura pun ibu nya tidak membalas. Entah kemana dan ada apa, sungguh membuat Laura khawatir.
Laura rasa ibu nya perlu dijenguk kerumah nya, untuk memastikan keadaannya baik-baik saja atau bagaimana. Laura belum tenang jika belum ada kabar dari sang ibu.
Menelepon kasir restoran nya pun sama sekali tak ada respon. Semuanya membuat Laura sedih.
Laura langsung telepon sang kakak nya yang berada di Jakarta.
"Hallo, kak Aldi" Kata Laura
Aldi langsung menjawab telepon dari Laura, posisi Aldi sedang berada dikantor. Namun Aldi menghentikan pekerjaannya, untuk mengangkat telepon dari Laura.
"Hallo, Ra ada apa?" Tanya Aldi
"Kak, Alhamdulillah aku sudah lahiran. Kakak doain ya. Semoga kakak dan kak Dewi senantiasa bisa ke Bandung" jawab Laura memberitahukan bahwa dirinya sudah lahiran.
"Masya Allah, serius? Wahhh, Kakak punya keponakan baru. Anak nya sehat? Kapan kamu lahirannya?" Tanya Aldi terkejut dan bahagia mendengar sang adik sudah melahirkan.
"Bayi nya sehat kak, bayi nya juga kembar. Cowok cewek loh kak, aku sangat senang sekali diberikan buah hati sekaligus dua" jawab Laura sambil tersenyum.
"Masya Allah, kakak ikut bahagia ya. Semoga kakak bisa kesana, sekarang kak Dewi lagi sakit, kakak juga lagi ada urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Kakak hanya bisa mendoakan dulu ya. Ibu sudah ada kan?" Ucap Aldi mendoakan Laura.
"Entah lah, ibu kemana. Di WhatsApp tidak ada balasan, ditelepon tidak diangkat" jawab Laura kembali bersedih nada bicaranya berubah.
"Masa sih?" Tanya kak Aldi
"Iya kak, aku aja sampai sekarang nungguin terus. Paling juga besok Alif suruh kerumahnya aja, suruh bawa ibu kerumah aku. Rasanya aku sedih tidak didampingi ibu saat lahiran. Ibu kan janji, akan menemani aku jika aku lahiran" jawab Laura sambil menangis tersedu-sedu.
"Hmmmm, sudah-sudah jangan nangis. Kakak yakin, ibu tidak senghaja melakukan ini. Mungkin ibu sedang sibuk mengerjakan pekerjaan kamu, sekarang kan Restoran kamu sudah makin maju saja. Kamu positif thinking aja ya. Kalau gitu sudah dulu ya, kakak lanjut kerja lagi" kata Aldi sedikit menenangkan Laura, meskipun Laura masih bersedih.
Laura tetap tenang dan postif thinking, tidak banyak fikiran jelek kepada sang ibu. Laura hanya berdoa saja semoga Ibunda nya baik-baik saja.