Ketika bergadang menemani kedua anak nya, memberikan susu untuk anak nya, memandikan anak nya, itu suatu hal perjuangan Laura sebagai sang ibu. Laura kini telah merasakan yang ibu nya rasakan dulu, ketika sang ibu menjaga dan mengasihi Laura sejak kecil.
Seketika Laura terus teringat sang ibu. Semalaman Laura tak tidur memikirkan sang ibu, ada firasat lain dari hatinya bahwa ibu nya sedang tidak baik-baik saja.
Laura akan pastikan bahwa pagi nanti suami nya akan pergi ke rumah ibu nya.
Alif pun terbangun dari tidurnya, melihat Laura yang masih duduk di kasur dan mata yang masih melek.
"Kok belum tidur?" Tanya Alif
"Aku tidak bisa tidur, mas. Aku kepikiran ibu terus" jawab Laura bersedih.
"Hmmmm" Alif langsung bangun dari tidurnya dan duduk di dekat Laura "Kan nanti pagi aku akan pergi ke rumah ibu, kamu jangan khawatir. Aku akan pastikan bahwa ibu memang baik-baik saja" kata Alif menenangkan Laura.
"Tapi ini beda lagi, mas. Rasanya berbeda sekali, perasaan aku tidak enak" Ucap Laura sembari menangis.
"Iya tapi semakin kamu berfikiran negatif, semakin banyak perasaan kamu yang sakit karena memikirkan ibu" Kata Alif tegas. Alif juga tidak mau jika istrinya terus merenung kesedihan memikirkan sang ibu yang belum tentu keadaannya tidak baik-baik saja.
Alif pun langsung memeluk Laura dan menenangkan nya. Dan mereka berdua kembali tertidur.
****************
Pagi pun tiba, cuaca sedikit gemercik hujan namun tak lebat. Tapi Alif sudah bersiap-siap untuk pergi kerumah ibu nya. Waktu menunjukan pukul 06:00 pagi, tapi Alif sudah bersiap akan pergi.
Ketika Laura turun tangga, dengan mata yang sembab. Laura melihat sang suami nya sudah rapi akan kerumah ibu nya.
"Mas, kamu berangkat jam segini? Pagi banget kamu belum sarapan kan" tanya Laura kepada Alif sambil turun dari tangga.
"Iya senghaja, daripada di nanti-nanti kan takut hujan nya makin lebat" Jawab Alif sembari memakai sepatu.
"Makan dulu ya, biar gak laper di jalan" kata Laura
"Tidak apa-apa, barusan aku sudah makan roti" jawab Alif
"Yasudah kamu hati-hati ya" kata Laura sambil mencium tangan suaminya.
Laura di rumah ditemani dengan mama nya Alif dan suster. Laura memilih memakai suster karena anaknya kembar, jadi pasti akan kewalahan saat menjaganya, apalagi ditambah dengan keadaan Laura yang belum sehat.
----------------
30 menit kemudian ...
Alif pun sampai di depan Restoran dan rumah sang ibu Laura. Restorannya tertutup, rumahnya sepi, sama sekali tidak ada siapa-siapa disana.
"Loh, pada kemana ini?" Kata Alif dalam hati
Alif menanyakan kepada tetangga disana.
"Maaf Bu, say mau menanyakan keberadaan pemilik Restoran ini kemana ya? Kok tutup ?" Tanya Alif kepada ibu-ibu yang lewat depan Restoran.
"Oh, pemilik Restoran ini sudah 3 hari tidak buka. Dengernya sih dilarikan kerumah sakit karena sakit jantung, dan keadaannya sudah koma" jawab sang tetangga.
"Memangnya dirumah sakit mana ya Bu?" Tanya Alif
"Dengarnya sih dirumah sakit Islam Bandung. Saya pamit dulu ya" jawab tetangga.
Alif sangat kaget mendengar berita tersebut. Rasanya seperti mimpi namun nyata. Alif tak sanggup memberitahu soal ini kepada Laura. Alif takut Laura semakin drop.
Alif langsung menelepon Kak Aldi memberitahukan bahwa ibu nya koma di Rumah sakit.
***kriiiiing... kriiiiing... kriiiiing***
Sedikit lama sekali Kak Aldi mengangkat telepon dari Alif. Tapi akhirnya di angkat juga.
"Hallo, Lif. Ada apa?" Tanya Aldi
"Hallo kak, maaf mengganggu. Saya ingin memberitahukan bahwa ibu koma di rumah sakit. Kenapa tidak ada kabar sama sekali kepada kita, apalagi Laura. Laura setiap hari memikirkan sang ibunya" Kata Alif menjelaskan.
Tapi Aldi hanya terdiam , Aldi tidak sama sekali menjawab penjelasan Alif.
"Kak kenapa diam?" Tanya Alif kebingungan.
Ternyata sebenarnya Aldi memang sudah mengetahui keadaan sang ibu nya. Tapi kenapa Aldi tidak memberitahukan keadaan Ibu nya ketika Laura menanyakan saat Laura di rumah sakit ketika sudah lahiran. Aldi seolah tak tahu apa-apa.
Ternyata Aldi senghaja tak memberitahukan Laura dan Alif. Karena amanah dari ibu nya sebelum di larikan ke rumah sakit. Ketika sang ibu sudah dijumpai oleh Laura saat Laura bermain ke rumah nya saat 4 hari yang lalu, ibu nya memang sudah terasa sakit dada nya.
Ketika Laura pamit pulang, malam nya Ibu nya langsung terserang jantung dan mendadak parah. Ibu nya senghaja tak memberitahukan Laura, dan lebih memilih menelepon Aldi dan Dewi istrinya.
Karena sang Ibu tahu, bahwa Laura akan Drop jika mendengar keadaan ibu nya. Apalagi keadaan Laura yang sedang hamil besar yang akan segera melahirkan saat itu.
Aldi menceritakan semuanya kepada Alif agar tidak ada kesalahpahaman. Padahal Alif sangat kecewa sekali, namun Alif tidak memasukannya kedalam hati. Alif juga mengerti, namun sekarang Alif bingung bagaimana caranya ia bilang kepada Laura, Laura pasti akan kecewa sekali.
"Maafkan kakak ya Lif, sekarang kakak cemas sekali dengan keadaan ibu. Dokter pun sudah tidak sanggup lagi" kata Aldi sembari menangis ditelepon.
****************
Alif datang kerumah dengan badan yang lesu dan kusut. Laura dan mama nya yang sedang berada di teras sungguh terkejut melihat Alif yang sangat kusut.
"Kamu kenapa? Kusut banget sih" Tanya Mama nya dengan terkejut.
"Iya loh kamu kenapa sih mas? Tidak ada apa-apa kan?" Tanya Laura cemas melihat keadaan Alif.
"Kamu harus kuat ya mendengar kabar ini" jawab Alif sambil memegang pundak Laura.
"Kenapa? Ada apa dengan Ibu ku?" Tanya Laura langsung terkejut dengan nada kencang karena khawatir akan keadaan sang ibu.
"Ibu koma" Jawab singkat Alif dengan nada yang lemas dan mata sayup.
Laura langsung duduk terkejut dan lemas sekali. Laura merasa hati nya hancur sekali rasanya mati rasa. Mendengar sang orang tua yang satu-satunya Laura miliki kini sedang berhadapan dengan kematian.
"Kamu jangan panik dulu, kita langsung kerumah sakit ya. Anak kita mama dulu dan suster yang pegang ya" Ucap Alif dekat langsung memegang tangan Laura karena Laura sudah terasa lemas sekali.
"Iya biar mama pegang Nathan dan Nathalie. Jangan sampai kamu kepikiran anak kamu akan dengan siapa. Kamu harus pergi melihat ibu kamu ya, ayo cepat siap-siap" kata sang Mama Alif sambil menggendong Nathalie. Nathan yang sedang tertidur dengan Suster.
Alif dan Laura pun langsung pergi ke Rumah sakit Islam untuk menjenguk sang Ibunda. Laura menangis terus disepanjang jalan. Alif hanya bisa bertutur kata lembut untuk tetap menenangkan Laura.
----------------
1 jam kemudian Alif dan Laura sampai di Rumah Sakit. Selama diperjalanan macet sekali.
Laura sepanjang jalan Rumah Sakit dituntun oleh suaminya, Alif. Alif dan Laura pergi menuju ruang ICU.
Sampailah di ruangan ICU, Laura melihat Kakak nya Aldi menangis pilu dengan istrinya Dewi. Laura lemas sekali melihat Kakak nya menangis di luar ICU.
"Kak, Ibu mana? Aku boleh kedalam?" Tanya Laura kepada sang kakak.
Kak Dewi istrinya Aldi langsung memeluk Laura sambil menangis kencang.
"Ada apa ini? Kenapa menangis? Ada apa dengan ibu? Kenapa kalian tidak memberitahukan aku?" Ucap Laura menangis kencang.
Laura menangis kencang karena merasa kecewa kepada sang kakak yang tidak sama sekali memberitahukan keadaan sang Ibu. Kakak nya sudah berbohong kepada Laura.
"Ibu meninggal Laura" Jawab sang Kakak sambil memeluk Laura.
Laura langsung duduk dilantai depan ruangan ICU Laura terbaring lemas. Laura merasa kecewa terhadap semuanya. Laura tak sempat meminta maaf kepada sang ibu, karena Laura rasa pasti ada saja dosa besar dan kecil kepada ibunya. Laura menangis kencang.
"Ibuuuuuu...." Teriak Laura menangis kencang
"Sudah, ayo kita masuk melihat jenazah ibu" kata Alif memegang tangan Laura.
Laura dan yang lainnya masuk kedalam ruangan ICU. Laura menghampiri sang ibu dengan keadaan lemas sekali. Padahal Laura masih merasakan luka jahitan Cesar saat melahirkan waktu 5 hari yang lalu. Tapi Laura tidak terasa apapun yang Laura rasa hanya sakit hati nya dan batin nya.
"Bu, aku minta maaf ya. Ibu kenapa tidak ada saat aku melahirkan, ibu kan berharap bertemu dengan cucu ibu. Ibu kenapa pergi, aku belum siap kehilangan ibu" Ucap Laura menangis kencang memeluk jenazah sang ibu.
Semua yang ada di ruangan itu menangis juga melihat Laura tak kunjung henti menangis memeluk sang ibunda tercintanya.
"Maafkan kakak, ya. Kakak salah sudah tidak memberitahukan kamu saat kamu lahiran bahwa sebenarnya ibu memang sudah ada dirumah sakit" ucap sang kakak menangis meminta maaf kepada Laura.
Namun Laura malah memarahi kakak nya, Laura benar-benar kecewa sekali dengan sikap kakak nya yang salah.
"Salah, Kakak salah. Memangnya aku ini siapa? Aku juga sama anak ibu. Aku juga berhak dikasih tahu, kak. Kakak benar-benar tidak punya hati" Laura marah kecewa terhadap sang kakak.
"Tapi ini amanah ibu, Ra. Ibu tidak membolehkan kamu tahu, karena ibu khawatir kamu sedang hamil besar bahkan akan melahirkan harus tahu peristiwa ini. Ibu yang menyuruh kakak, Laura" Ucap sang kakak menjelaskan semuanya.
"Tapi kakak salah, kakak kenapa ikuti perintah ibu? Orang sakit itu tidak perlu dituruti akan hal seperti ini. Kakak harusnya tetap mengabari aku. Tidak perlu ikuti perintah ibu. Aku benci sama kakak" Kata Laura dengan nada emosi.
Jenazah sang ibu langsung di urus oleh pengurus jenazah. Dan Laura menunggu didepan ruangan Jenazah.