Beberapa hari kemudian...
Laura sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah ibunya, bersama suaminya. Kini Alif bisa meluangkan waktunya untuk mengantar Laura pergi kerumah ibunya. Laura ingin sekalian mengecek keadaan Restorannya yang berada dirumah ibunya itu. Laura rasa pergi dengan suaminya hanya dengan keluar untuk pergi mengecek Restoran, bertemu ibunya, itu sudah membuat Laura bahagia.
"Makasih ya, mas. Sudah meluangkan waktu untuk aku pergi berjalan-jalan meskipun kerumah ibu" ucap Laura mengucapkan banyak terimakasih kepada suaminya.
"Iya sama-sama" jawab Alif sambil menyetir mobil.
Selama diperjalanan, Laura dan Alif tidak ada percakapan sedikit pun. Laura merasa jenuh sekali, namun Laura tak menanggapi nya. Laura hanya membiarkan saja.
****************
Beberapa menit kemudian...
Sampailah dirumah sang ibu, ibu Laura kebetulan sedang berada di Restoran. Semua karyawan menghampiri Laura dan memeluknya.
"Mbak, Laura. Aku kangen banget" Ucap Selina kasir Restoran yang memang dekat banget dengan Laura.
"Iya, Mbak juga sama kangen. Oh iya Rijal kemana? Dia masih jadi kasir kan?" Tanya Laura kepada Selina.
"Rijal sudah tidak bekerja disini, dia sudah berhenti. Entah apa alasan ia berhenti" Jawab Selina sedikit bersedih, karena memang Rijal adalah karyawan yang baik sekali.
Laura langsung masuk ke dalam rumah dengan di pegang tangan dan pundaknya oleh sang ibu. Begitu perhatiannya seorang ibu yang sangat penuh sekali, agar sang anak dan calon cucu nya sehat selalu.
"Nak, kalau kau istirahat kamu bisa istirahat dulu sebelum pulang" Kata ibu kepada Alif.
"Iya, Bu. Alif istirahat dulu ya, pegal-pegal sekali badan ini" ucap Alif, langsung pergi ke kamar Laura.
Laura langsung duduk dekat sang ibu di ruang tv, Laura menunjukkan kesedihannya kepada ibunya. Laura ingin sekali bercerita tentang persoalan rumah tangga nya itu.
"Kamu kenapa? ada masalah?" Tanya ibu
Laura menggelengkan kepalanya "Tidak apa-apa ibu, Laura rasanya pengen cepat-cepat lahiran" Laura beralasan karena ia masih tetap menutupi nya, bahwa sebenarnya Alif sudah berubah.
"Oh iya, sabar ya. Kamu harus banyak berdoa, semoga bayi kamu sehat dan selamat" jawab sang ibu sambil mengelus perut putrinya.
"Bu, dulu saat ibu mengandung apakah ibu selalu punya tantangan berat ? Godaan gitu" Tanya Laura kepada sang ibu seolah-olah Laura ingin bercerita namun hanya mengalihkan cerita.
"Mmmmm banyak banget, dulu ibu suka sering marah-marah sama ayah kamu sampai membuat ayah kamu bosan sama ibu. Padahal saat itu ibu sudah hamil besar, namun kenapa ibu sering sekali membuat ayah kamu marah, kesal, karena sikap ibu" Jawab sang ibu menceritakan masa lalu nya saat dulu ketika ia hamil.
"Memangnya ibu kenapa suka marah-marah?" Tanya Laura
"Karena ibu maunya dimanja terus, sedangkan ayah kamu sibuk terus. Tapi sesibuk nya ayah, ayah tidak pernah lupa waktu. Dan itu yang membuat ibu tidak lama marah-marah nya. Ya mungkin karena hormon, saat hamil kan pasti begitu mood nya naik turun" Jawab sang ibu membuat hati Laura tersentuh atas kebaikan sang Almarhum ayah nya, yang masih saja bisa meluangkan waktu meskipun sibuk.
Seketika Laura meneteskan air mata.
"Kamu kenapa nangis? Ada yang salah sama ucapan ibu, nak?" Tanya ibu khawatir.
"Nggak Bu, Laura terharu aja. Laura ga nyangka ayah sebaik itu, meskipun ibu sering marah-marah tapi ia selalu membuat cara untuk tetap baik. Dan selalu mencari cara bagaimana agar ibu tidak marah-marah. Dengan cara memenuhi keinginannya" Jawab Laura. Laura langsung memeluk sang ibunya.
Yang dirasakan oleh ibunya adalah, ada sesuatu kejanggalan dari Laura. Laura sering kali bersedih, dan sering sekali bersikap aneh dengan menanyakan hal tentang berumah tangga.
----------------
Seharian Laura dirumah sang ibu, Laura kini pamit pulang. Karena Laura tidak bisa menginap, hanya menjenguk saja.
"Ibu, Laura pamit ya" Ucap Laura mencium tangan Ibu nya.
"Alif juga pamit ya, Bu" Alif juga mencium tangan sang mertua.
"Kalian hati-hati ya, dijalan. Jangan ngebut-ngebut ya Lif" ucap ibu.
Laura dan Alif langsung masuk ke mobil. Alif mengajak kontrol kehamilan Laura. Tiba-tiba Alif membuat Laura senang sekali, karena sudah perhatian terhadap kandungannya.
"Sebelum pulang kita ke dokter kandungan dulu, ya. Cek kesehatan kandungan kamu" Ucap Alif sambil menyetir mobil.
Laura langsung sumringah bahagia sekali "Boleh mas, lagian kan udah waktunya kita cek kandungan. Aku juga lagi gak enak banget perut nih dari tadi" jawab Laura sambil mengelus-elus perutnya.
****************
Sampailah di rumah sakit, Laura dan Alif langsung masuk ke ruangan kandungan. Laura di cek perutnya lalu melakukan USG.
"Masya Allah, anak nya kembar" Ujar sang dokter terkejut.
"Beneran dok?" Tanya Alif terkejut wajahnya terlihat bahagia sekali
"Yaampun, mas. Anak kita kembar" ucap Laura memegang tangan Alif.
"Selamat ya. Anaknya cowok dan cewek. Tapi harus Cesar" Kata dokter
"Tidak apa-apa. Lakukan yang terbaik untuk dua-duanya dok ibu dan anaknya yang penting sehat selamat. Memangnya kapan waktunya dok?" Tanya Alif
"Besok kalian kesini lagi untuk melakukan Cesar. Karena Bu Laura sudah merasakan sakit perut, jadi harus segera dilakukan tindakan. Karena ini tidak bisa lahiran normal" Jawab dokter menjelaskan keadaan kandungan Laura.
"Baik, dok. Terimakasih banyak ya" ucap Alif
Alif dan Laura pun bahagia sekali mendengar kabar anak nya yang akan lahir kembar. Ibu dan mama dari Laura dan Alif pasti akan bangga dengan mendengar kabar tersebut.
----------------
Beberapa menit kemudian...
Laura dan Alif sudah sampai dirumah. Laura merasakan kehangatan lagi didalam diri Alif. Laura harap tidak ada lagi perubahan apapun dari Alif. Laura fikir, mungkin Alif waktu kemarin sedang kelelahan dan banyak fikiran.
"Mas diminum dulu air teh hangat nya" Laura membuatkan air teh hangat untuk Alif. Alif yang sedang menonton tv.
"Makasih ya, sini duduk" ucap Alif tiba-Tiba menyuruh Laura duduk di dekatnya.
"Ada apa mas?" Tanya Laura sambil duduk di dekat Alif.
Alif membenarkan kaki Laura untuk selonjoran di sofa dan Alif langsung memijit kaki Laura.
"Mas, jangan. Kamu juga kan capek" Sontak Laura langsung menurunkan kaki nya.
"Kasian kamu pasti capek juga, aku rasa kamu dari sekarang harus butuh istirahat banyak. Besok kan kita akan bertemu dengan buah hati kita. Ayo sini kaki nya naik kan lagi" Kata Alif tersenyum.
Laura sangat bahagia sekali, hari itu Alif tidak marah-marah, Alif tidak cuek lagi. Laura harap setelah ia lahiran nanti, Alif tidak berbeda lagi.
Laura dan Alif sambil melanjutkan ngobrol dan bercanda bareng, Laura bahagia sekali dengan momen hari itu. Laura merasa bahagia karena Alif sudah banyak meluangkan waktu untuk dirinya.