Keberadaan Laura dan Alif di Bali sudah mencapai hari ke 3, sepertinya mereka harus segera pulang ke Bandung. Karena pekerjaan dan tugas kuliah mereka banyak sekali yang harus diselesaikan, jadi mereka berdua pun hari itu harus segera pulang ke Bandung.
Laura sedang prepare barang-barang yang kemarin ia bawa. Lalau Alif menghampiri Laura dikamar sambil membawakan sebuah air teh hangat.
"Ini diminum. Kamu pasti capek ya udah beres-beres" Ucap Alif sambil memberikan air teh.
"Aduh ngerepotin banget, Mas. Makasih ya" Jawab Laura tersenyum.
Alif pun rebahan di kasur sambil membuka laptopnya, seperti biasa Alif mengerjakan kerjaannya separonya di laptop.
Tiba-tiba ada yang menelepon ke Alif. Alif langsung mengangkat telepon itu.
"Hallo" Ucap Alif
"Hallo, Lif. Ini gue Akbar. Gue mau ngasih tau sama Lo, kalau barusan gue udah nemuin yang mau gantiin Mbak Vera dikantor untuk jadi sekertaris lo." Kata Akbar. Akbar adalah teman Alif sekaligus manager atau kepercayaan Alif dikantor.
"Oh ya? Syukur deh. Jadi gue gak perlu capek-capek nyari sekertaris baru" Jawab Alif
"Oke, besok dia sudah bisa langsung masuk ya" Kata Akbar.
"Iya, Lo atur aja. Besok gue masuk kerja" Ucap Alif dan langsung mematikan teleponnya.
Laura langsung menanyakan hal yang Alif obrolkan dengan Akbar.
"Kamu ganti sekertaris baru, Mas? Mbak Vera kemana?" Tanya Laura serius.
"Mbak Vera dimutasi ke kantor lain. Jadi mau tidak mau aku harus cari sekertaris baru. Dan Alhamdulillah nya si Akbar udah nemuin tuh" Jawab Alif.
****************
Beberapa jam kemudian...
Laura dan Alif sudah sampai di Bandung, tapi Laura meminta kepada Alif sebelum sampai kerumah untuk mampir dulu ke toko kue. Karena Laura ingin mampir dulu kerumah sang Ibunya. Laura merasa rindu sekali belum bertemu sang ibu, dan belum tahu kondisi ibunya. Laura pun ingin sekalian mengecek Restoran yang dirumahnya.
Laura pun turun di sebuah toko kue yang besar sekali, disana banyak bermacam-macam kue yang super enak-enak sekali, khas Bandung.
Laura masuk ke toko kue itu, memilih-milih kue apa saja yang akan dia bawa ke rumah ibunya. Dan kue apa saja yang akan dia bawa untuk sang mertuanya.
Seketika Laura tak senghaja menyenggol seseorang yang berada didepannya.
"Yaampun, Maaf" Kata Laura kepada seseorang yang ia senggol tersebut. Pas ia melihat ke wdajah orang tersebut Laura langsung kaget, ternyata itu adalah Aulia dan Rahma. Sahabatnya dari kecil itu yang pergi sekolah dan kuliah ke Bandung yang bersamaan seperti Laura, dari Medan juga. Tapi kenapa semenjak Laura nikah sikap teman Laura itu beda sekali, yaitu Aulia. Tapi Rahma tidak berbeda, Rahma selalu ramah dan baik kepada Laura.
"Laura? Aduh kangen banget udah lama gak ketemu" Rahma langsung memeluk Laura dengan erat. Tapi Aulia diam saja.
"Kamu baik-baik aja , Aulia?" Tanya Laura kepada Aulia.
"Baik, kok" Jawab Aulia tersenyum tipis, seperti terpaksa.
Seketika Alif menghampiri Laura yang sedang belanja.
"Sudah beres belum?" Tanya Alif menghampiri Laura yang sedang mengobrol dengan sahabatnya "Oh ada temen-temen kamu, Aulia dan Rahma" Ucap Alif kepada Aulia dan Rahma lalu bersalaman. Tatapan Aulia kepada Alif suami Laura itu tajam sekali.
"Aku ke kasir dulu ya, Aulia, rahma. Buru-buru soalnya" Kata Laura. Langsung pergi ke kasir untuk membayar kue yang ia pesan. Laura pun dan Alif segera pergi.
"Tunggu tanggal mainnya, Lo akan menderita Laura! Lo penghianat!!!. Selama ini Alif adalah orang yang gue tunggu, sewaktu SMK Alif dan gue pernah dijodohkan oleh keluarga, keluarga kami akan merencanakan pernikahan nanti setelah gue dan Alif kuliah akan dinikahkan. Tapi Lo malah mencuri hatinya. Selama ini gue gak pernah bilang sama Lo kalau gue pernah dekat dengan Alif bahkan keluarganya" Ucap Aulia dalam hatinya berbicara. Hatinya kesal sekali melihat Laura dan Alif semakin bahagia.
****************
Malam pun tiba, suasana rumah ibu Laura sangat sepi. Dengan kedatangan Laura dan Alif ke rumahnya sungguh membuat sang ibu bahagia sekali. Laura memberikan oleh-oleh banyak sekali untuk sang ibu tercinta.
Seketika Alif, Laura, dan sang Ibu sedang duduk di sofa. Sambil membuka-buka oleh-oleh dari yang Laura bawakan.
"Bu, Restoran baik-baik aja kan?" Tanya Laura
"Alhamdulillah kemarin tutup buku, omsetnya makin meningkat saja. Kamu harus lebih tingkatkan lagi kualitas usaha mu ya, nak" Jawab sang ibu.
"Wah, Alhamdulillah ya bu" Kata Alif ikut bahagia.
"Terimakasih ya Bu, sudah banyak aku repot kan" Kata Laura sambil memeluk ibunya.
"Tak apa-apa" jawab sang ibu tersenyum.
Waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 malam hari. Semuanya langsung tertidur karena besok banyak sekali aktifitas yang harus dikerjakan.
----------------
Esok hari pun tiba, Laura bersiap-siap masak menyiapkan makanan untuk suaminya sarapan. Karena hari ini adalah hari pertama Alif kerja lagi dikantornya.
"Mas, sarapan dulu" Sahut Laura memanggil Alif yang masih dikamar.
Alif pun datang menghampiri Laura lalu duduk di meja makan.
"Ayo dong kamu juga ikut sarapan" Kata Alif
"Iya sebentar, Mas. Kamu dulu aja aku belum beres" Jawab Laura yang sedang sibuk menyiapkan makanan untuk Alif bawa ke kantor.
"Makasih ya udah jadi isteri yang baik buat aku, kamu selalu mengutamakan suami dulu daripada kerjaan" Kata Alif memuji Laura. Alif rasa Laura sudah menjadikannya raja di kehidupannya. Karena Laura sungguh baik melayani sang suaminya.
"Sudah kewajiban aku, Mas" Jawab Laura tersenyum.
Alif pun langsung berangkat ke kantor mengendarai mobil nya. Laura pun hanya mengantarkan nya sampai ke pintu.
"Hati-hati ya, Mas.." Ucap Laura kepada Alif sambil mencium tangannya.
Beberapa menit kemudian....
Alif pun sampai ke kantornya, Alif langsung turun dan masuk kedalam kantor. Banyak sekali karyawan-karyawan nya yang mengucapkan selamat pagi kepada Alif.
Alif langsung masuk ke kantornya dan membuka Laptop. "Hmmmmm apa dulu ya yang aku kerjakan. Bingung banget numpuk gini kerjaan" Kata Alif merasa kebingungan.
Tiba-tiba Akbar mengetuk pintu ruangan Alif.
"Permisi" Ucap Akbar
"Buka saja" Jawab Alif yang sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya.
"Maaf Lif, ini sekertaris baru udah datang" Kata Akbar memberitahu bahwa Sekertaris baru sudah sampai dikantornya.
"Oh iya suruh masuk aja" Jawab Alif. Alif tidak fokus untuk melihat Akbar, Alif terlalu fokus melihat laptopnya.
Sekertaris baru itu masuk ke ruangan Alif. Dan Akbar meninggalkannya.
Seketika Alif menoleh ke wajah sekertaris itu Alif kaget sekali. Ternyata sekertaris yang Akbar bawakan itu adalah teman dari Laura, yaitu Aulia. Baru saja kemarin Alif melihat Laura dan Aulia bertemu, bahkan dirinya pun sempat bersalaman. Tapi kenapa kemarin Aulia tidak memberitahu bahwa dia yang akan menggantikan Mbak Vera.
Alif melihat Aulia beda sekali, kenapa penampilan Aulia beda seperti yang kemarin. Bahkan berbeda sekali dengan yang ia kenal sejak SMK.
"Ayo duduk!" Alif mempersilahkan duduk kepada Aulia.
Aulia duduk dan tersenyum kepada Alif. Sehingga membuat Alif menjadi salting. Alif malu karena ia pun pernah dekat dengan Aulia. Tapi Alif tetap akan bersikap profesional.
"Jadi kamu yang akan menggantikan Mbak Vera. Kamu sudah siap disini?" Tanya Alif serius, kepada Aulia.
"Siap dong. Apalagi dikantor ini" Jawab Aulia membuat Alif menjadi heran dengan sikapnya. Aulia bertingkah seperti orang yang belum kenal dengan Alif.
"Baik, kalau begitu. Sekarang kamu sudah bisa mulai kerja" Kata Alif "Dan ruangan kamu ada di sebelah samping ruangan saya"
"Oke. Jadi kerjaan aku apa? Setia menemani bapak?" Tanya Aulia mendekati tatapannya kepada Alif. Laura semakin berani mendekati Alif. Laura memancing Alif agar Alif betah dan suka kepadanya. Karena niat ia bekerja sebagai sekertaris hanya ingin merebut hatinya dari Laura.
"Ah, bukan. Ya pokoknya nanti juga kamu tau apa saja pekerjaannya. Nanti kamu tinggal kerjakan saja pekerjaan yang ada di meja kamu. Nanti bila ada yang tidak mengerti bisa tanyakan" Jawab Alif mengalihkan pandangannya kelaptop.
Aulia pun langsung pergi keluar dari ruangan Alif. Alif langsung memikirkan sikap Aulia yang sungguh berbeda dan terlalu agresif itu.