Hingga saat kini Laura masih tak menyangka bahwa dirinya akan dilamar oleh Alif. Laura pun saat itu langsung bilang kepada sang ibu bahwa ia akan di lamar oleh Alif 1minggu lagi. Laura harap Alif tidak akan bohong dan akan membuktikannya.
"Kamu nanti pakai baju ini, bagus banget loh" Ucap sang ibu kepada Laura sambil menunjukkan dress yang sangat bagus sekali, dress berwarna putih yang cantik sekali apalagi jika Laura yang memakainya.
"Wahhhhh Bu, ibu sudah menyiapkan semuanya? Laura saja santai-santai saja Bu" Sahut Laura terharu melihat sang ibu benar-benar begitu peduli dan sibuk sekali menjelang lamaran sang putri satu-satunya itu.
"Kamu jangan lupa telpon paman kamu, dan kakak kamu Aldi ya. Kabari mereka bahwa kamu akan lamaran, jangan sampai kita memiliki sifat dendam meskipun orang itu sudah menyakiti perasaan kita" Kata sang ibu menasihati Laura untuk tetap menjalin silaturahmi dengan kakak dan pamannya, Pak Mahendra.
Tiba-tiba Alif datang kerumah Laura tanpa menelpon dulu. Laura kaget sekali Alif tiba-tiba datang kerumah Laura.
"Itu suara mobil Alif, Ra" kata sang ibu "cepat samperin"
Laura langsung pergi menghampiri Alif. Ternyata Alif datang kesana hanya ingin mengajak Laura keluar untuk makan-makan sekaligus mengobrol kan masalah lamaran mereka yang akan digelar 5 hari yang akan datang.
"Maaf aku tidak mengabari kamu dulu, aku kesini mau ngajak kamu makan-makan, kamu mau? Kali-kali kita jalan bareng" Ucap Alif membuat hati Laura terus berbunga-bunga. Laura merasa Alif begitu mencintainya.
"Boleh, aku siap-siap dulu ya. Kamu tunggu aja dulu disini, ya" kata Laura.
Laura pun bersiap-siap untuk pergi dengan Alif.
****************
Mereka pergi ke suatu tempat yang mungkin sudah Alif siapkan. Yaitu di suatu cafe yang sudah Alif rancang sebelumnya, cafe yang indah sekali.
Laura cukup senang dihari itu. Laura rasa diperlakukan dengan baik oleh Alif menjelang pernikahan itu. Laura menyukai hadiah dari Alif.
"Kamu suka, kan?" Tanya Alif tersenyum seraya memegang kedua tangan Laura.
Laura menganggukkan kepalanya itu artinya bahwa dirinya sangat senang sekali. Mereka langsung duduk dikursi yang sudah disiapkan itu.
"Makasih ya, Lif. Kamu sudah benar-benar membuktikan rasa sayang kamu, cinta kamu ke aku. Aku harap kamu juga bisa membuktikan apa yang sudah kamu ucapkan waktu kemarin-kemarin yang kamu bilang akan melamar aku" Kata Laura tulus.
Tiba-tiba Alif mendapatkan telpon dari orangtuanya. Alif langsung mengangkat telpon itu.
"Sebentar ya" Kata Alif menghentikan obrolannya dengan Laura.
"Hallo ... Ma" Sahut Alif
"Mama sebentar lagi sampai kerumah, kamu dimana?" Tanya sang mama (ditelpon). Ternyata mama Alif sudah pulang dari Inggris ke Indonesia.
Memang mama Alif adalah seorang pengusaha besar yang harus tinggal di luar negeri, ia adalah Bu Karina. Ia adalah seorang desainer terkenal yang sudah dipakai oleh artis-artis luar negri atau Indonesia. Maka dari itu, Bu Karina atau mama Alif harus merelakan meninggalkan rumah yang ada di Indonesia demi karirnya. Bu Karina adalah seorang janda yang sudah lama cerai dengan sang suaminya sejak Alif duduk di bangku SMP.
Alif melanjutkan telpon dari mamanya.
"Oh iya, Ma. Alif lagi sama Laura nih" Kata Alif
"Oh, calon kamu itu kan yang kamu bilang ke mama bahwa kamu akan melamarnya" Sahut sang mama Alif.
"Bawa kerumah aja, sekalian kita ketemu kan, Lif. Mama juga pengen tahu calon istri kamu" Kata sang mama yang menginginkan sekali bertemu sang calon menantunya itu.
"Sudah petang, ma. Laura juga butuh istirahat karena seharian ia bekerja, kuliah" Jawab Alif.
Laura menatap Alif dengan serius karena ia mendengar percakapan Alif dan mamanya membawa-bawa namanya itu.
Beberapa detik kemudian, percakapan Alif dan Mama nya sudah beres. Laura langsung kepo sekali dengan percakapan mereka berdua.
"Barusan bawa-bawa nama aku ada apa?" tanya Laura penasaran sekali.
"Ada deh" Ngeyel Alif. Membuat Laura jengkel sekali karena penasaran dengan perkataan yang Alif obrolkan dengan mama nya.
"Ah, kamu mah. Jangan gitu dong, Lif" Ucap Laura langsung cemberut karena ia tidak diberitahu Alif.
"Mama aku suruh aku ajak kamu kerumah" Jawab Alif.
"Mama udah pulang?" Tanya Laura
"Sudah, dia sekarang dijalan dari bandara menuju rumah" Jawab Alif sambil makan spageti yang lezat sekali.
"Jangan sekarang deh ketemu mama nya, aku malu. Aku belum siap-siap" kata Laura sangat tidak karuan. Alif cengengesan melihat Laura yang panik sendiri, ia kira ia akan bertemu sekarang dengan mama Alif.
"Tidak sekarang, Ra. Sudah petang juga, kan?" Ucap Alif memegang pipi Laura dan menatapnya.
Laura terdiam "Besok kita kerumah aku ya. Mama aku ingin sekali bertemu dengan kamu" kata Alif. Laura hanya menganggukkan kepalanya.
****************
Persiapan lamaran yang Alif siapkan begitu mewah. Alif menyiapkan sesuatu hal yang sudah ia pesan di toko emas yaitu perhiasan yang cantik sekali untuk ia berikan nanti dihari lamaran untuk Laura. Alif merasa tak sabar ingin segera meminang Laura, wanita yang selama ini ia dambakan itu, wanita yang selama ini ia sukai itu.
Alif pun diberikan sesuatu hadiah oleh Mama nya dari Inggris. Sebuah hadiah yang diberikan kepada Alif untuk dikasih lagi kepada Laura nanti saat lamaran.
"Mama punya sesuatu untuk kamu Lif. Nanti kamu kasih hadiah ini untuk Laura diacara lamaran ya" Kata sang mama sambil menyodorkan sebuah kotak besar yang sangat bagus sekali. Yaitu sebuah bongkah berlian, yaitu sebuah kalung yang sangat mewah sekali dan sebuah cincin yang polos namun elegant. Mama nya Alif membelinya husus untuk calon menantunya itu.
"Serius, ma?" Tanya Alif bahagia sekali melihat sang mama nya yang sangat baik dan peduli terhadapnya. Bahkan terhadap calon menantunya pun ia sangat baik sekali padahal mereka belum pernah dipertemukan.
"Serius dong, Lif. Kamu kasih perhiasan ini untuk Laura, ya. Dan jangan lupa ya barang-barang yang lainnya pun kamu harus segera siapkan juga" Jawab sang mama "Oh iya, kekuarga kita yang di Bandung, Jakarta, kakek nenek kamu pun akan hadir loh Lif. Kamu harus persiapan yang benar-benar baik ya"
"Baik, ma. Alif sudah mempersiapkan semuanya dengan sebaik mungkin. Nanti Alif akan suruh Pak Anton supir Alif menjemput nenek kakek di Jakarta ya, Ma" Kata Alif tersenyum. Alif merasa bangga sekali memiliki sang mama yang peduli sekali kepadanya. Karena Alif adalah anak satu-satunya jadi wajar saja Bu Karin memanjakan atau sangat peduli kepada Alif. Alif adalah anak kesayangan Bu Karin, Bu Karin pun tidak ingin kehilangan Alif, dan tidak ingin ditinggalkan Alif.