Restoran Pak Hasan yang semakin ramai membuat Laura dan keluarganya merasa bersyukur sekali. Dimana sekarang ayah Laura / Pak Hasan sudah tidak lagi bisa mencari nafkah, ada saja rejeki yang selalu mengalir. Pak Hasan tidak lagi bisa berjalan semenjak kejadian kecelakaan 1bulan yang lalu itu. Pak Hasan mengalami Stroke, sehingga membuat kaki pak Hasan dan tangannya sudah tidak bisa di gerakkan lagi.
Tetapi Laura tetap semangat sekali untuk terus berjuang menjadi penyemangat sang ibu, Laura pun ketika hari libur sekolah ia selalu membantu pekerjaan sang ibu atau bergilir menjaga ayahnya dengan ibunya.
Laura sudah menginjak kelas 3 SMK dimana ia harus benar-benar serius, setelah itu ia harus berkuliah untuk mewujudkan mimpinya.
Ketika itu Laura sedang ujian nasional, ia mendapatkan kabar tidak baik dari keluarganya.
Tiba-tiba ia mendapatkan telpon dari keluarganya bahwa Ayahnya sedang mengalami kritis dan sudah dilarikan ke rumah sakit.
Laura sangat panik, ia bingung harus bagaimana posisi ia sedang ujian dan posisi itu pun ia sednag dalam musibah. Laura panik sekali langsung pergi keluar meminta izin kepada gurunya, ahirnya ia mendapatkan izin untuk pulang. Lalu Laura merasa kebingungan sekali untuk pulang secara cepat harus bagaimana, kalau di angkot ia akan terlambat dan pasti macet sekali.
Ternyata daritadi sudah ada yang memperhatikan kepanikan Laura, yaitu Alif. Sampai-sampai Alif sama memint izin kepada sang guru untuk menolong Laura. Alif pun langsung menghampiri Laura dengan membawa sepeda motor pesva.
"Ayo naik!" Sahur Alif ikut merasa panik.
Laura kaget bahwa yang menghampirinya adalah Alif. Laura sangat cuek sekali kepada Alif.
"Ayo! Ayah kamu sedang dalam darurat!" kata Alif nada kencang.
"Pacarmu marah, Lif. Jangan ada perkelahian lagi!" kata Laura sambil berjalan kaki. Alif pun tetap merayu Laura agar Laura mau naik bersama Alif.
"Bodi amat. Sekarang kamu harus ikut aku, aku antarkan kamu ke rumah sakit. Aku juga mendengar apa yang kamu katakan kepada guru tadi pas kamu izin. Bahwa ayah kamu kritis! apa kamu tidak hawatir?" Ucapan Alif ternyata membuat luluh hati Laura.
Laura merasa jika dirinya tidak ikut dengan Alif, dia akan telat sampai ke rumah sakit. Laura pun langsung naik ke motor Alif.
Ternyata mengendarai motor pun masih saja macet. Laura sangat jengkel sekali melihat situasi tersebut. Posisi Laura sedang ada dalam masalah besar karena ia harus menerima semua kenyataan ini, ayahnya sedang berada diujung kematian. Laura menangis dimotor, Laura harap ayahnya akan baik-baik saja.
Beberapa menit kemudian
Laura sampai ke rumah sakit Medika, Laura dan Alif langsung pergi ke dalam rumah sakit mencari ruangan yang ayah tempati. Seketika sebelum sampai dipintu kamar rumah sakit yang ayahnya tempati tersebut, Laura melihat Kak Aldi dan istrinya, Ibu, Rahma dan Aulia sahabat Laura menangis semuanya. Laura melihat jeritan sang ibu sambil memeluk seseorang yang wajahnya sudah ditutupi selimut. Entah, apakah itu ayah Laura? Laura terasa lemas sekali, Laura langsung menangis dan menghampiri mereka.
"Bu? Ini ayah?" Tanya Laura panik sekali sambil menangis.
Ibu nya hanya terdiam, dan Kak Aldi pun menjawab "Iya, itu Ayah. Ayah sudah tidak bisa diselamatkan lagi, Laura" Jawab Aldi sambil menangis juga.
"Gak mungkin!!!! Gak mungkiiiiiiin Aaaaaa..." Laura teriak dan menangis kencang tidak bisa menerima keadaan tersebut. Laura merasa kecewa karena ia tidak bisa menemani ayahnya disaat menghembuskan nafas terakhirnya.
"Sudah, Laura. Kamu yang sabar ya" Ucap Rahma menenangkan Laura.
"Aku minta maaf, ayah. Aku tidak bisa menemani ayah, aku tadi kesini pun macet sekali dijalanan. Ayaaaaah" Laura menangis semakin kencang sekali. Tak tersadar Laura bersandar di pelukan Alif.
Jenazah Ayah Laura Pak Hasan, akan segera di utuskan dan pemakaman ayahnya Laura pun akan segera di proses.
****** ***** *******
"Kamu yang sabar ya" Tiba-tiba kak Dewi istri dari Kak Aldi menghampiri Laura yang masih merenungkan kejadian tersebut. Laura masih merasa sedih.
"Maafkan kakak, dan kak Aldi ya. Kami berdua pun tidak pernah menengok ayah, Kakak dan Kak Aldi sibuk terus. Kakak kira ayah pun baik-baik saja, karena kamu dan ibu pun tidak mengabari kami dijakarta bahwa kondisi ayah selama ini tidak baik-baik saja" Ucap kak Dewi menangis.
"Sudah,kak. Semuanya sudah terlanjur, ayah sudah pergi selama-lamanya. Aku dan ibu tidak ingin banyak bicara soal ini, tinggal bagaimana Kaka saja untuk memperbaikinya bersama Kak Aldi. Kenapa kita tidak pernah mengasih kabar!" Jawab Laura sangat pilu sekali.
Tiba-tiba Kak Aldi menghampiri Laura karena ia mendengar percakapan mereka.
"Kakak minta maaf, Laura. Kakak merasa bersalah, Kakak tau ibu pasti sakit hati kepada ucapan kakak saat itu. Kakak tadi kesini pun ibu menelpon saat ayah kritis, kakak langsung bersiap-siap kebandung. Karena ibu bilang tidak ada yang menemaninya, kamu sedang ujian" Sahut kak Aldi menjelaskan semuanya.
"Cukup kak, aku rasa kakak dan kak Dewi sama saja, sama-sama sibuk dengan dunia kalian. Apa susahnya ketika ayah masih hidup dan masih sehat waktu tiu, kalian tidak pernah menengoki kami semua disini. Yang kakak fikirkan adalah keegoisan. Kakak hanya bisa menyalahkan ibu, tentang persoalan nya dengan Paman Mahendra. Kakak fikir dong kak, semua itu masalalu, ibu pun sudah jauh dengan paman" Kata Laura terus menangis menjelaskan semuanya. Laura merasa kecewa karena kakak nya Aldi hanya mementingkan dirinya sendiri dan kesibukannya. Setelah ayah meninggal dia baru menyesal dan merasa kehilangan.
******* ****** *******
Seminggu sudah Pak Hasan pergi. Laura dan ibunya masih tetap berjuang bersama untuk mengembangkan restoran peninggalan pak Hasan. Laura rasa ini bisa dijadikan sebuah kehidupan yang baru yang harus ia perbaiki lagi, yang harus ia bangun kembali untuk semakin lebih maju dan membesar. Laura harap ia bisa melanjutkan usaha sang ayah yang dari tahun ke tahun semakin maju dan semakin berkembang.
Saat itu Laura sedang melihat-lihat situasi restoran nya, dengan sedang mencatat apa saja kekurangan yang ada direstoran.
Tiba-tiba sahabatnya datang Rahma dan Aulia, mereka sedang libur sekolah makanya mereka mampir ke restoran Laura.
"Hai, Laura" Sahut Aulia....
"Aduh.. ngagetin aja kalian" Ucap Laura
"Alhamdulillah ya, walaupun ayah kamu ga ada pun restoran bisa berkembang dengan baik ya. Semangat ya" Kata Rahma memberi support kepada laura.
"Bakal jadi pengusaha termdua nih, baru aja mau lulus SMK udah punya usaha yang berkembang banget lagi. Assssik" Kata Aulia tepuk tangan.
"Alhamdulillah ini berkat doa-doa kalian juga, doa ibu, doa semuanya" jawab Laura dengan penuh rasa syukur. Laura merasa semuanya adalah titipan yang harus ia jaga.