Pak Steven dan Fiko mendadak dikagetkan oleh seperti suara benturan benda keras di telepone. Dan selang hanya beberapa detik setelah itu, suara di telepone mendadak menjadi sangat berisik oleh suara orang dan klakson kendaraan.
"Pak... !" kata-kata Fiko terhenti.
Lalu...
"Fiko...!" pak Steven bicara hampir bersamaan dengan Fiko.
Mereka berdua diam, dan teman Fiko lainnya yang tadinya duduk, spontan berdiri semua, kemudian...
"Ada apa itu pak?" tanya teman Fiko pada pak Steven.
"Jangan-jangan pak Herdi...!?" Fiko tampak ragu melanjutkan kata-katanya.
"Sebentar, tolong semua hening, kita dengarkan ini?" pinta pak Steven.
Mereka semua hening, dan kemudian masing-masing menyimak suara di telepone pak Steven yang saat itu masih keadaan terhubung.
"Keluar dulu pak! .... Yang satunya pingsan! .... bisa keluar apa nggak pak?" celetuk bergantian orang-orang yang ada di sekitar.
"Sepertinya ada kerumunan banyak orang!?" kata pak Steven.
Pak Steven beserta Fiko berlima masih menyimak Hp yang keadaan tetap tersambung. Sebentar kemudian terdengar...
"Mas, tolong Hp saya di bawa pedal itu?" suara di Hp.
"Itu sepertinya suara pak Herdi yang minta tolong seseorang ambilkan Hp nya!" ucap Fiko.
"Iya, saya tau betul... itu jelas suara pak Herdi!" sahut pak Steven.
Dan sesaat kemudian...
"Pak Steven!" suara pak Herdi terdengar berat memanggil pak Steven.
"Iya pak, ini saya. Ada apa ini pak?" tanya pak Steven.
"Pak minta tolong ke sini, saya kecelakaan di jalan. Ini saya kirim denah!" kata pak Herdi di telepone.
"Baik pak, tutup dulu telepone nya, saya segera datang!" jawab pak Steven.
Setelah itu pak Steven mematikan Hp'nya, dan bersiap menuju lokasi pak Herdi.
"Bagaimana pak?" tanya Fiko pada pak Steven.
"Ini ternyata pak Herdi kecelakaan, dan barusan minta tolong agar saya ke sana!" jelas pak Steven.
"Saya ikut pak!" sahut Fiko.
"Aku juga!" kata temannya yang lain.
"Baiklah, kita ke sana semua. Yuk kita agak cepatan!" ujar pak Steven.
Dengan menggunakan mobil pak Steven, kemudian mereka berangkat menuju lokasi pak Herdi.
Dan karena lokasi agak jauh, sehingga membuat rombongan Fiko dan pak Steven tiba di lokasi agak lambat.
Sekitar hampir dua jam, rombongan mereka tiba di lokasi.
"Di mana pak lokasinya?" tanya Fiko.
"Kalau mengikuti denah yang dikirim pak Herdi, ya di jalan ini... tepatnya di depan Swalayan dekat POM Bensin!" jawab pak Steven.
"Coba berhenti di warung depan itu pak, nanti saya orang di situ!" kata Fiko.
"Baiklah!" sahut pak Steven.
Sekitar dua puluh meter berikutnya, mobil dihentikan pak Steven, lalu Fiko turun untuk bertanya pada seorang bapak yang ada di situ. Kemudian...
"Permisi pak, apa bapak lihat tadi ada kecelakaan di sekitar sini?" tanya Fiko.
"Iya mas, tadi ada di depan Swalayan itu!" jawab seorang bapak sambil menunjuk sebuah Swalayan arah kanannya.
"Bapak tau terus bagaimana ya?" tanya Fiko lagi.
"Coba mas'nya tanya ke Swalayan saja, karena tadi orang-orang sana yang menolong. Kalau mobil yang kecelakaan, sekarang masih di parkiran Swalayan itu!" jelas bapak itu.
"Baik pak, saya coba ke sana. Trima kasih ya pak!" kata Fiko.
Fiko kembali ke mobil, dan sebentar kemudian mobil bergerak menuju Swalayan ysng ditunjuk bapak di warung barusan.
Sesampai di warung...
"Itu mobil pak Herdi!" kata pak Steven menunjuk mobil di parkiran.
"Kita turun sini dulu pak, tanya info pada orang yang di sana itu!" kata Fiko.
"Betul katamu. Yuk, kita turun dulu!" ajak pak Steven.
Setelah pak Steven parkir mobilnya, mereka semua turun, lalu Fiko mendekati seorang pemuda yang duduk di depan Swalayan itu.
"Permisi mas, mau tanya. Apakah mas tadi lihat kejadian kecelakaan mobil itu?" Fiko menunjuk mobil pak Herdi yang parkir di situ.
"Iya mas, kebetulan saya juga ikut evakuasi bapak yang di dalam mobil itu. Yang satu pingsan, kemudian yang mengemudi kakinya terjepit, saya juga yang membantu keluarkan dari mobilnya!" cerita pemuda itu.
"Mas kenal dengan mereka?" lanjut si pemuda bertanya balik.
"Iya mas, tadi dia telepon adiknya, dan adiknya itu adalah teman saya. Setelah saya dengar kabar kecelakaan, saya lihat mobilnya, ternyata saya kenal mobil ini!" jelas Fiko sambil berpura-pura.
"Lantas mereka sekarang dibawa ke mana ya mas?" tanya Fiko kemudian.
"Dua-duanya sekarang dibawa ke Rumah Sakit Timur mas, diujung jalan ini. Dari sini sebelah kiri jalan!" jelas pemuda itu.
"Baik, terima kasih mas infonya. Saya mau cek ke Rumah Sakit!" kata Fiko.
"Iya mas!" jawab pemuda itu.
Setelah itu rombongan Fiko bergerak mencari Rumah Sakit Timur. Hanya beberapa menit perjalanan mereka sudah menemukan Rumah Sakit tersebut.
Pak Steven segera parkir mobilnya, kemudian bersama-sama mereka memasuki Rumah Sakit.
Saat baru memasuki ruang paling depan, yakni ruang pendaftaran pasien, tiba-tiba pundak Fiko ditarik Robi ke belakang, lalu:
"Fiko, berhenti sebentar!" bisik Robi.
"Ada apa Robi?" tanya Fiko.
"Zzzssstt, jangan bersuara keras-keras!" telunjuk Robi pada bibir memberi isyarat Fiko, lalu Robi menunjuk arah jalan samping kiri.
Fiko terkejut dan spontan terbelalak matanya melihat seseorang yang ditunjuk Robi....
"Hah, kenapa Lera ada di sini?" gumam Fiko.
Sementara itu teman Fiko yang lain bersama pak Steven terlihat menghentikan langkahnya, lalu:
"Ke mana Fiko dan Robi tadi?" tanya pak Steven.
"Saya juga gak tau pak, tiba-tiba saja tidak ada!" jawab teman Fiko.
Mereka tengok sana sini berharap melihat keberadaan Fiko dan Robi. Salah satu teman Fiko mencoba berjalan mencari, namun saat hendak melintas tembok pemisah ruangan pendaftaran...
"Zzt, zzt!" Fiko menyuarakan isyarat panggilan.
"Kenapa ngumpet begini?" tanya teman Fiko.
Fiko menarik tangan teman nya agar mendekat, lalu menuding ke arah jalan di sebelah kiri. Lalu :
"Lihat perempuan berbaju kuning di sana itu!" bisik Fiko.
"Itu kan Lera!" kata temannya.
"Iya, sepertinya mau masuk ruang UGD, biarkan Lera lebih dulu masuk, baru kita bergerak!" kata Fiko.
Sebentar kemudian teman lainnya bersama pak Steven datang ke tempat Fiko juga. Kemudian...
"Hei, kita ini mau menemui pak Herdi, mengapa malah umpet-umpetan di sini?!" pak Steven mengerutkan dahi.
"Nunggu perempuan baju kuning itu masuk ruangan, baru kita bergerak pak!" jawab Fiko.
"Ada hubungan apa perempuan itu dengan pak Herdi?" tanya pak Steven.
"Saya punya firasat perempuan itu ada hubungannya dengan kecelakaan pak Herdi pak!" jelas Fiko.
"Kamu tau perempuan itu?!" tanya pak Steven lagi.
"Dia pacar saya, dan hubungan kami sekarang sedang bermasalah!" ungkap Fiko.
"Kalau begitu, saya sekarang tanya ke bagian pendaftaran di mana ruang pak Herdi, dan saya temui pak Herdi sendiri. Setelah itu saya temui kalian di taman dekat parkiran tadi, kita atur strategi di sana!" ujar pak Steven.
"Setuju!" jawab Fiko dan temannya.
Setelah itu pak Steven menuju loket bagian pendaftaran, sedangkan Fiko dan temannya berpindah keluar menuju taman.
*)bersambung ___