Sesaat setelah mereka bersulang, Lera membuka obrolan:
"Kalian bertiga keberatan atau tidak apabila saya mengundang makan bersama di rumahku?" tanya Lera.
"Kalau itu maumu, dan keluargamu juga berkenan, gak apa-apa, silahkan!" jawab Ratis.
"Baiklah kalau begitu, nanti aku pulang langsung kasih kabar ibuku agar disiapkan jamuan yang paling enak buat kalian!" ungkap Lera.
"Kalau besok sore bagaimana?" tanya Lera lagi.
"Boleh!" sahut Angel.
"Fiko bagaimana, sanggup?" tanya Lera kemudian.
"Aku ngikut yang cewek-cewek aja. Kalau besok okey, saya juga okey. Terserah, pokoknya aku idem mereka!" jawab Fiko.
"Ya udah, kalau begitu aku pasti kan besok ya!" ucap Lera.
"Baiklah!" sahut Ratis.
Pada hari berikutnya, saat jam sekolah berakhir...
"Fiko, supaya nanti kalian gak repot, berangkatnya ke rumahku kalian kumpul di salah satu rumah siapa gitu, terus aku jemput kalian!" kata Lera.
"Oh, berarti di rumah Angel saja!" jawab Fiko.
"Ya mending di rumah kamu, kan di tengah-tengah, jadi aku maupun Angel tidak kejauhan!" ujar Ratis.
"Jangan, rumahku jelek, nanti kamu jijik lho!" kata Fiko.
"Jangan bilang begitu, aku gak lihat rumahnya, bagiku yang penting orangnya, hehehe!" ucap Ratis tertawa.
"Hm hmm, aku suka mendengarnya, bahagia rasanya!" canda Angel.
"Hhmm, kenapa ya aku gak dari dulu bersahabat dengan kalian, alangkah sombongnya aku ini!" celetuk Lera.
"Udahlah, jangan paksakan pikiranmu mengingat masa lalu, kita sekarang kan sudah ada komitmen persahabatan, sebaiknya pikirkan bagaimana kita pertahankan persahabatan ini!" ujar Angel.
"Saluuut!" kata Lera seraya acungkan jempolnya.
"Jadi, nanti kumpul di mana nih?" tegas Lera.
"Rumah Fiko saja!" sahut Angel.
Sore harinya, Angel dan Ratis datang ke rumah Fiko. Dan setengah jam kemudian Lera datang dengan mobil mewahnya. Setelah semuanya siap, mobil mewah itupun meluncur membawa mereka ke rumah Lera.
Sesampai di gerbang rumah Lera, mobil berhenti sejenak, lalu tampak di depan mereka gerbang rumah itu terbuka dan di sisi kanan dan kirinya berdiri seorang yang berseragam security.
"Waah, rasanya kita seperti mau masuk kerajaan saja, ckckckck!" celetuk Angel.
"Enak ya jadi orang kaya raya begini!" kata Ratis.
Setelah mereka turun dari mobil, tampak seorang ibu-ibu setengah tua namun masih terlihat cantik, sedang berdiri di ujung teras rumah, lalu:
"Selamat datang!" ibu itu tersenyum sembari menyalami satu persatu.
Setelah semuanya duduk, ibu cantik itu masuk, kemudian...
"Lera, ibu yang tadi itu siapa kamu?" tanya Angel.
"Yang bersalaman dengan kalian tadi?" tanya Lera balik.
"Iya!" jawab Angel.
"Ooh, itu ibuku!" jawab Lera.
"Wuaoo, masih muda ya ternyata ibu kamu!" sahut Ratis.
Sesaat kemudian, tampak ibunya Lera keluar dengan membawa nampan, lalu:
"Lera, temannya diajak minum dulu nih. Ini sudah ibu siapin buat kalian!" kata ibunya.
"Iya bu!" jawab Lera sembari angkat nampan dari ibunya.
Setelah itu...
"Ini kalian sekelas semua kah?" tanya ibunya Lera.
"Iya bu, kami semua satu kelas!" jawab Ratis.
Lalu satu persatu mereka menperkalkan diri dengan ibunya Lera. Setelah itu...
"Silahkan diminum, itu kue nya juga dimakan, ibu tinggal dulu ya... mau lanjut ngurus belakang lagi!" kata ibunya Lera sembari berdiri dan masuk.
"Iya bu, silahkan!" sahut mereka.
Selanjutnya mereka berempat ngobrol sambil menikmati beberapa hidangan makanan dan minuman, serta ada bermacam-macam buah-buahan juga.
Mereka benar-benar dijamu dengan istimewa di sana. Dan sekitar satu jam mereka ngobrol, tiba-tiba ibunya Lera keluar, lalu:
"Lera, ajak masuk itu Fiko, Ratis, dan Angel. Semua sudah ibu siapkan di ruang makan!" kata ibunya.
"Yuuk, kita masuk dulu. Ibuku sudah siapkan masakan yang dimasak spesial buat sahabatku hari ini. Yuuk!" ajak Lera.
Lera kemudian berjalan masuk dan lainnya mengikuti di belakangnya.
"Hwaaoo, mantap!" ucap Lera di depan meja makan yang berukuran cukup besar dan panjang.
"Silahkan, selamat makan... semoga kalian senang dengan masakan ibu!" ujar ibunya Lera.
Mereka semua merasa sangat senang melihat jamuan yang benar-benar istimewa, serta sambutan ibu Lera yang ramah.
Namun saat mengambil makanan, mereka tampaknya antara takut dan malu, sehingga mereka hanya mengambil sedikit, terutama Fiko.
"Fiko, kenapa makannya kok ambil sedikit sekali? Dibanyakin juga gak apa-apa kok, hehehe! Ini semua tu disediakan buat kita, habis juga boleh" kata Lera sembari tertawa.
"Ini buatku sudah cukup lah. Biasanya saya kalau makan juga tidak bisa banyak kok!" sahut Fiko.
Ketika ibunya Lera mendengar celoteh mereka, beliau langsung mendekat meja makan, lalu:
"Iya Fiko, jangan malu-malu. Kalau malu rugi lho, hehehe!" tambah ibunya.
"Ayo itu... Ratis dan Angel juga, makan yang banyak ya! Ajari Fiko nih, biar makannya banyak, hehehe!" lanjut ibunya.
"Iya bu!" sahut Ratis dan Angel.
Sore itu Fiko, Ratis, dan Angel merasa benar-benar dibuat tersanjung melalui jamuan yang istimewa dan semuanya enak, sambutan yang ramah, serta antar jemput pula.
Esok harinya di sekolah...
"Fiko, yuuk ikut, temani aku ke depan sebentar!" kata Lera sambil menarik lengan Fiko yang sedang berdiri dekat pintu kelas.
Ratis yang saat itu sedang ada di bangku kelas melihat dan cemberut. Kemudian:
"Cemburu ya, xixixiii... kalau percaya sama Fiko, dia gak bakalan berpindah ke lain hati!" kata Angel menggoda.
"Iihh, apa sih!" Ratis kerutkan dahi.
"Aku kenal Fiko dan bersahabat cukup lama dengannya, jadi... tau banget lah!" ucap Angel.
"Omong apa sih kamu ini?!" kata Ratis pura-pura tidak mengerti.
"Aku adalah perempuan juga seperti mu, bisa merasakan perasaanmu bila melihat tangan Fiko dipegang wanita lain, hehehe!" ungkap Angel seraya merangkul Ratis.
Sementara itu di saat yang sama, di warung depan sekolahan...
"Fiko, aku tadi sudah pesan dua porsi bakso. Satu untuk saya dan yang satu untuk kamu!" kata Lera pelan.
Lalu...
"Sekarang ya pak!" ucap Lera pada bapak penjual.
"Tapi...!" kalimat Fiko dihentikan Lera.
"Ssssttt, jangan pakai tapi. Aku tau kamu makan di rumahku takut dan malu. Aku ajak makan di sini, supaya benar-benar bisa menikmati!" kata Lera.
Di tengah-tengah saat mereka berdua makan dan minum, Lera merasakan Fiko yang masih agak tegang, kemudian:
"Maaf kalau kagèt. Aku sengaja hanya mengajak kamu, bukan berarti mengajak menjauhi Angel dan Ratis. Aku sekarang sudah paham kok hubunganmu dengan Angel maupun Ratis. Nanti aku jelas kan juga pada mereka agar hubungan kalian tetap baik!" ungkap Lera.
"Lalu, mengapa kamu ajak aku berdua saja di sini? Bagaimana bila ada yang tidak suka dan melihat kita?" kata Fiko khawatir.
"Agar kamu lebih yakin bahwa aku tidak seperti dulu lagi!" Lera tersenyum.
"Mau nambah silahkan. Ibuku bawain uang yang khusus untuk anggaran servies sahabatku, termasuk Fiko, hehehe!" Lera tertawa.
Setelah selesai makan, mereka masih berlanjut bincang-bincang sejenak di sana hingga kembali ke kelasnya saat terdengar bell berbunyi.
*)bersambung ___