Dua hari setelah Ratis pulang dari Rumah Sakit...
"Bagaimana yang kamu rasakan sekarang? Kalau masih terasa lemas atau terasa pening, libur dulu saja, biar ibu pamitkan ke sekolah!" ujar ibu Ratis.
"Libur dulu aja bu. Saya kalau kelamaan duduk kadang masih agak pening!" jawab Ratis.
"Ya udah, besok ibu bikin surat ijin ke sekolah!" kata sang ibu.
Fiko ketika tidak melihat Ratis di sekolah, dia berencana bertandang ke rumah nya.
"Biar saya yang menyampaikan surat ijin itu ke sekolah juga gak apa-apa kok bu!" kata Fiko pada ibunya Ratis.
"Baiklah, kalau begitu ibu siapkan sekarang, agar bisa kamu bawa sekalian kalau pulang!" sahut ibu Ratis.
"Ya bu!" kata Fiko.
Sementara ibu Ratis siapkan surat ijin untuk sekolahan, Fiko lanjut ngobrol dengan Ratis.
Beberapa hari selama Ratis masih istirahat di rumah, teman ngobrol Fiko berganti dengan Angel. Sebagai sahabat lama, antara mereka kelihatan sangat akrab sebagaimana saudara sendiri.
Dan pada suatu hari keakraban antara Fiko dan Angel itu mengundang perhatian Lera. Lera yang masih menyimpan kebencian terhadap Fiko memutar otak berusaha mencari cara merusak hubungan mereka berdua.
Hingga pada suatu saat, ketika Fiko hanya berdua bersama Angel...
"Fik, aku kangen makan bakso yang dulu itu lho, dekat tempat kita kursus!" kata Angel tiba-tiba.
"Oh iya, aku ingat. Tapi sayang bapaknya sudah meninggal karena sakit, dan usaha dagang diteruskan saudaranya, sehingga beda rasanya!" kata Fiko.
"Kita makan di depan situ aja yuuk... lumayan juga kok rasanya!" ajak Fiko.
Ketika Fiko di warung bakso, Lera memanfaatkan situasinya untuk sebarkan isu, bahwa Fiko berpacaran dengan Angel.
Sebagian teman Fiko mempercayainya. Hingga akhirnya berita tentang Fiko dan Angel semakin meluas di kalangan teman-teman nya.
Suatu saat, tatkala Fiko dan Angel tampak sedang bercanda di kantin dengan sangat akrabnya, Lera diam-diam mengajak Susy yang telah termakan hasutan Lera:
"Tu lihat, bagaimana menurutmu? Sementara saat ini Ratis di rumah berjuang untuk sembuh dari sakit, bukannya nengok Ratih kekasihnya, malah bermesraan dengan Angel!" ujar Lera.
"Waah, itu sudah keterlaluan! Namanya mau cari seneng sendiri tu, semestinya prihatin oleh kekasih yang lagi sakit!" sahut Susy.
Lera setiap ada waktu luang di sekolah, selalu tampak sibuk menghasut teman lainnya juga, demi tersebar isu Fiko berpacaran dengan Angel.
Sedangkan Susy salah satu teman yang sudah terhasut, tampak mulai ikutan menyebar isu tersebut juga. Hingga kemudian isu tersebut didengar oleh Fiko dan Angel.
Fiko dan Angel tidak bisa terima isu tersebut, kemudian:
"Fiko, bagaimana jika aku ceritakan ini pada mas Wida?" kata Angel.
"Idea bagus!" sahut Fiko.
Suatu siang, sepulang sekolah, Fiko dan Angel dengan sengaja menemui Wida di rumahnya. Kebetulan Wida tidak ada acara hari itu, dan mereka bertiga pun kemudian ngobrol.
"Mulai besok, setiap jam istirahat sekolah aku usahakan bisa datang di sekolah kalian!" ujar Wida.
Wida yang dikemal berdarah dingin itu terpancing emosinya mendengar cerita Fiko dan Angel.
"Kalian bersantai saja, biar aku yang akan selesaikan mulut-mulut pencari itu!" ungkap Wida kemudian.
Esoknya di sekolah...
"Hahaha...!" terdengar suara Angel tertawa bersama Fiko di kantin.
"Waah, kamu ini masih ingat juga ya!" kata Fiko sembari memutar posisi duduk berhadapan dengan Angel.
"Ya pasti ingat lah Fik!" ucap Angel sambil kedua tangannya ditumpangkan ke pundak Fiko.
Mereka berdua sungguh membuat iri teman yang melihat, mereka tampak sangat bahagia dan rukun.
Dan bersamaan saat itu, di seberang jalan pada sebuah warung kopi kecil, terlihat Lera dan dua teman lainnya yang sedang memperhatikan tingkah Fiko dan Angel.
Sementara itu, Wida yang sedari tadi berdiri di dekat warung kopi tersebut, curiga dengan tiga orang di dalam warung yang sesekali sebutkan nama Fiko dan Angel.
Wida memutuskan masuk warung dan memesan secangkir kopi. Selanjutnya duduk santai sambil menikmati kopi dan rokoknya, dan diam seolah cuèk dengan sekelilingnya.
Tiba-tiba Wida terkejut saat mendengar:
"Memang Fiko itu egois, cari untungnya saja. Ditambah lagi Angel juga gak tau diri... komplit sudah!" ucap Lera sembari mencibirkan bibirnya.
Sementara dua temannya terlihat sinis sambil manggut-manggut, mendadak:
"Byaarrrr!" Wida menyiramkan kopi dari cangkirnya ke arah muka Lera.
Sontak Lera berjingkat duduknya, berdiri sambil:
"Hey, kurang ajar kamu!" Lera melotot sambil tangannya menuding Wida.
"Mulut mu itulah yang kurang ajar!" sahut Wida.
Sementara itu di kantin, Angel dan Fiko spontan menoleh ke luar mendengar suara teriakan, dan...
"Itu seperti suara Wida!" kata Angel.
"Benar, itu saya melihatnya di warung kopi!" balas Fiko.
Fiko dan Angel beranjak dari duduknya dan menuju warung kopi.
Terlihat di warung kopi, Agam salah satu teman laki Lera berdiri dan mendekat di depan Wida, lalu...
"Hey mas, apa maksudnya ini?" bentak Agam sembari mendorong dada Wida.
Badan Wida sedikit sempoyongan ke belakang terdorong Agam. Wida kembali maju mendekat, dan tanpa bicara langsung memberikan satu bogêm mentah ke dagu Agam.
"Bluughh!" Agam jatuh roboh ke belakang.
Suara jeritan Lera dan satu teman perempuannya, serta keributan yang berisik telah mengundang perhatian bapak penjual kopi.
Wida baru saja maju satu langkah hendak menyerang Agam, bapak penjual kopi keluar dan memegangi tangan Wida yang hendak memukul Agam dengan cangkir yang digenggamnya.
Sementara itu Agam terbangun, serta dengan cepat mengangkat kursi plastik dan nyaris dikeprukkan nya pada Wida, tiba-tiba...
"Blêêhhg!" Agam ambruk oleh sebuah tendangan dari belakang oleh Fiko.
Lera bermaksud melempar Wida dengan gelas yang diambilnya, namun:
"Plaak!" Angel dengan cepat menamparnya.
"Berhenti semua!" bentak keras bapak pemilik warung.
Suara keras bapak pemilik warung terdengar oleh security sekolahan, dan mengundang perhatiannya untuk mendatangi.
Sesaat kemudian security sekolahan tiba, dan langsung melerai mereka serta:
"Bisa berhenti atau saya panggilkan polisi saja ini?!" gertak security.
Semua diam tidak menjawab, kemudian...
"Kenapa ini bertengkar?" tanya security.
"Ini pak, orang luar datang tiba-tiba menyiram saya dengan kopi panas. Agam bermaksud membela saya, lalu jadi bertengkar!" cerita Lera.
"Mas ini siapa, kok nekad bikin onar di sekolah ini?" tanya security.
"Sebelum saya menjawab, silahkan lebih dulu bapak tanya perempuan keji ini; apa kepentingan dia sehingga tak pernah berhenti memfitnah Fiko?" kata Wida.
"Dan apa juga masalah dia dengan Angel yang baru kenal, sehingga berani mengatakan TIDAK TAU DIRI?" sambung Wida.
Lalu kata Wida lagi...
"Dan yang terakhir, tanya perempuan sombong ini: apa maksudnya ke sana ke mari sibuk menghasut teman lain agar membenci Fiko?" tegas Wida.
*)bersambung ___