Chereads / Menang Telak / Chapter 8 - Siapa yang Hamil ?

Chapter 8 - Siapa yang Hamil ?

Seperti biasa aktifitas dikantor hari ini tidak terlalu padat, sebagian pegawai terlihat sedang duduk santai, ada yang asyik ngobrol, ada yang main game di laptop, ada yang sibuk memencet handphone bahkan ada yang berbincang melalui panggilan video dengan bule. Kayla geleng-geleng kepala, ada-ada saja ulah teman-temannya kalau lagi tak ada kerjaan.

Sespri Kepala Dinas berjalan tergesa-gesa memasuki ruangan dimana Kayla berada.

"Ibu Kayla, di panggil kadis keruangannya" Setelah berkata begitu dia segera berbalik sambil mencomot cemilan yang berada di atas meja Faika.

Belum juga Kayla bertanya, sespri sudah berlalu sambil mengunyah cemilan.

Melihat Kayla yang tak juga beranjak, Gaply segera berkata. "Pergilah Kay, mungkin ini terkait dengan kegiatan Popda, tadi aku baru saja dari ruangan beliau"

"Iya ya," Kayla menepuk jidatnya. Diliriknya Bela dan Indah yang sedang asyik mengunyah cemilan.

Kegiatan popda diundur selama dua bulan karena kepala daerah berangkat ke luar negeri. Padahal semua persiapan sudah dilakukan, tapi tak masalah, pengunduran kegiatan malah membuat persiapan semakin matang.

Kayla mengetuk pintu ruang Kepala Dinas, setelah mendengar suara dari dalam menyuruhnya masuk, dia segera membuka pintu perlahan. Dibalik meja kerja yang besar nampak Kepala Dinasnya yang berusia sekitar empat puluhan, berkumis tipis dan berparas tampan serta berwibawa sedang meencatat sesuatu di buku notesnya.

"Duduk" Titahnya dengan suara berat dan penuh wibawa.

Kayla menggeser kursi dan duduk didepan atasannya dengan sopan, walau atasan tampannya ini kerap bercanda dengannya, namun Kayla tetap menghormatinya dan tetap memposisikan dirinya sebagai bawahan.

"Kegiatan Popda sudah pasti minggu depan, jadi kau dan Gaply berangkat lebih awal untuk memastikan persiapan hari H jangan sampai ada yang kurang"

"Hanya aku dan pak Gaply pak ?"

"Iya kenapa ?" Pak Iksan Kepala Dinas menatap Kayla dengan kening mengernyit.

"Bisakah ketiga temanku ikut juga ? kan mereka juga panitia pak" Pinta Kayla dengan penuh permohonan.

"Oh itu, mereka bertiga sudah dicoret dari kepanitiaan atas permintaan mereka sendiri"

Kayla mendongak, sejak kapan mereka mengundurkan diri ? mengapa mereka tidak memberitahunya. Belum habis pertanyaan dibenaknya, Pak Iksan mengatakan sesuatu yang mengagetkannya.

"Yang seorang ada hajatan keluarga dan dua orang lagi sedang hamil jadi kepanitiannya diganti dengan pegawai dari bidang lain"

"Siapa yang hamil pak ?"

"Sudah pasti yang sudah menikah, mana ada yang masih gadis hamil"

Jawaban Kadis terdengar berseloroh tapi ada benarnya. Jadi yang hamil Faika dan Bela, tapi mengapa mereka tak memberitahunya ?

Setelah pembicaraan berakhir Kayla keluar menuju ke ruangannya dengan gontai. Dia yang sudah berobat dan melakukan segala cara tapi tak kunjung hamil, kini malah kedua temannya yang sudah memiliki anak kembali dianugerahi calon anak. Ah...Kayla melempar pena yang dipegangnya.

"Au...!"

"Oh..maaf !" Pena yang dilemparnya mengenai bahu salah satu pegawai pria yang kebetulan lewat.

Kayla yang sedang kesal tak melihatnya, jadinya dia meminta maaf dan mengusap-usap bahu temannya itu.

Kayla masuk keruangan dengan wajah cemberut, dilihatnya Bela dan Faika sedang makan mangga muda. Kayla mencomot mangga muda itu lalu duduk di depan Gaply.

Gaply menatap raut wajah Kayla yang menyipit karena baru saja mengunyah mangga muda.

"Yang hamil siapa yang ngidam siapa !" Seloroh Gaply yang merasa lucu melihat wajah kecut Kayla.

"Besok jam berapa ?" Tanya Kayla.

"Jadi ini yang membuatmu tak bersemangat ? Kenapa, takut ninggalin suami sendirian di rumah ?"

"Ihhh...jemput aku besok" Kayla memanyunkan bibirnya dan kembali ke mejanya.

"Besok jam tujuh pagi, bawa pakaian untuk dua minggu" Seloroh Gaply.

"Wuee..cukup dua hari saja, nanti aku bisa balik lagi kok"

"Jadi besok kau akan ke kota H ? sayang sekali kami gak bisa ikut" Ucap Bela yang terlihat sedang asik mengunyah mangga muda.

"Iya Kay, kakakku mau nikah jadi aku gak bisa kemana-mana" Indah menggeser kursinya lebih dekat ke arah Kayla.

Faika juga tak tinggal diam, dia segera menggeser kursinya tepat disamping Kayla. "Tadinya aku mau bilang ke kamu, kamu gak marah kan ?"

Faika bisa memahami perasaan Kayla, gadis cantik yang berusaha dengan segala cara agar segera memperoleh momongan, namun tak kunjung ada hasilnya.

Kayla mengambil teh yang dari tadi sudah berada di atas meja dan mencicipinya dengan perlahan, "Gak marah kok, cuman kecewa aja, kenapa malah Kadis yang harus beritahu aku soal kehamilan kalian"

Bela menatap Faika dan Indah secara bergantian, lalu memberi isyarat kepada Indah untuk bicara.

"Yang hamil mereka Kay, bukan aku, hehehe...Sorry aku juga gak bilang kalo lagi ada hajatan" Indah memohon maaf dengan bersungguh sungguh.

"Siapa yang hamil, Kayla ? syukurlah" Tau-tau Kasubag Kepegawaian sudah berdiri dipintu ruangan ikut nimbrung dan duduk bersama mereka.

"Bukan aku kok bu, tapi Faika dan Bela" Jawab Kayla lalu segera menghabiskan tehnya.

"Oh ya Kay, tetanggaku dulu sudah lima tahun menikah tak punya anak, lalu dia mengadopsi anak saudaranya, terus setahun kemudian dia hamil" Ibu kasubag memperbaiki cara duduknya lalu mengamati Kayla dengan cermat.

"Benar Kay, sepupuku juga dulunya begitu. Coba kau adopsi anak, siapa tau nasibmu sama dengan mereka" Celetuk Indah.

"Aku mau adopsi anak Faika saja, anaknya kan sudah banyak tuh" Seloroh Kayla.

Lalu mereka semua yang berada disitu tertawa. Andai benar Faika mau menyerahkan anaknya, maka Kayla akan dengan senang hati menerimanya. Tapi sekarang ini mana ada orang yang mau menyerahkan anaknya begitu saja pada orang lain, biasanya yang bersedia anaknya diadopsi kalau bukan keluarga pasti mereka yang kesulitan biaya, tapi untuk Faika dan Bela tidak termasuk dalam kategori itu, andai mereka bersedia demi persahabatan tapi belum tentu suami mereka bersedia.

"Sebaiknya kau konsultasi dulu dengan dokter kandungan, aku bisa merekomendasikan dokter kandungan terbaik untukmu" Saran Faika.

"Benar sekali, di perempatan lampu merah setelah PLN ada rumah bersalin yang baru dibangun, mungkin sekarang sudah beroperasi. Cobalah bertemu dengan dokter spesialis kandungan disana. Aku dengar dokter spesialis disitu anaknya Direktur Rumah Sakit Umum" Kali ini kasubag Kepegawaian tak mau kalah.

Kayla cengengesan, dia sangat berterima kasih atas perhatian semua teman-temannya. Dia tak membayangkan sama sekali jika urusan anak itu menjadi topik menarik yang harus diperbincangkan dengan serius. Kayla menerima semua usul mereka, dia berniat setelah kegiatan Popda selesai, akan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan yang direkomendasikan Kasubag kepegawaian.

Kayla mengirim pesan kepada suaminya jika dia akan kembali kerumah dengan menumpang mobil Indah, kebetulan tujuan Indah searah dengan rumahnya. Faika dan Bela sudah dijemput suaminya masing-masing. Disepanjang jalan Indah banyak bercerita tentang rencananya bersama calon suami. Jika tidak ada aral melintang enam bulan lagi mereka akan menikah.