Chereads / Menang Telak / Chapter 7 - Ulang Tahun Iyan

Chapter 7 - Ulang Tahun Iyan

Kayla tak pernah bertanya mengapa tiba-tiba Iyan ingin merayakan ulang tahunnya di rumah dan mengundang beberapa temannya. Selama ini jika mereka berdua ulang tahun adanya dirayakan berdua saja, nonton bioskop lalu makan di restoran terus pulang ke rumah bercinta sampai pagi.

Namun kini Iyan berkata, "Sekali-sekalilah rayain di rumah, gak perlu makanan mewah, cukup masak soto ayam, dan undang teman dekatmu saja, akupun akan melakukan hal yang sama"

"Tapi bang, aku tak bisa masak"

Tanpa diberitahupun Iyan tau jika isterinya ini tidak pandai memasak, kelebihannya hanyalah kerja kantoran dan bekerja di tempat tidur.

"Minta salah satu temanmu yang jago masak untuk membantumu" Sahut Iyan yang saat itu masuk ke dalam kamar.

"Oh iya..ya.." Kayla teringat Bela lalu menghubunginya.

Kayla bersyukur sahabatnya itu mau membantunya, berhubung besok waktu libur jadi Bela bisa membantu kayla di dapur.

Acara ulang tahun itu digelar pada malam hari, Bela sejak sore sudah pamit pulang dan berjanji malam nanti dia akan datang bersama Indah dan Faika.

"Jangan lupa bawa pasangan masing-masing ya ?" Begitu pesan Kayla pada Bela.

Menurut Iyan temannya hanya sekitar lima orang, jika ditambah teman Kayla jadi sekitar delapan orang. Tapi Kayla sengaja memasak lebih biar bisa diantar ke rumah mertua. Acara ulang tahun ini Iyan tak mau orang tuanya datang, cukup antarkan makanan saja katanya.

Kelima teman Iyan sudah datang, Kayla mengenali mereka semua, karena Iyan pernah mengenalkan mereka padanya. Tak lama kemudian ketiga teman Kayla datang, mereka terlihat sangat anggun dengan pakaian santai yang elegan.

"Kok pasangannya gak dibawa serta ?" Tanya Kayla.

"Ini kan urusan anak muda, jadi yang tua-tua cukup di rumah saja" jawab Indah.

Mereka yang mendengarnya tertawa, lalu Kayla mengenalkan mereka satu persatu. suasana keakraban langsung tercipta, teman-teman Iyan sangat kocak sehingga suasana malam itu diliputi tawa dan canda.

Mereka menikmati makan malam dengan penuh hikmat. Walau hanya soto ayam namun semua teman-teman Iyan pada nambah, kata mereka enak sotonya.

"Siapa dulu dong yang jago masak" Celetuk Kayla sambil mengerling ke arah Bela.

"Ah kamu bisa aja, yang masak itu kan kamu, aku hanya melihat saja" kilah Bela.

"Tapi resepnya itu loh, siapa lagi !"

Tak terasa malam telah berlalu, teman-teman Iyan sudah pada pulang dengan tak lupa mengucapkan selamat ulang tahun untuknya dibumbui dengan semoga cepat dapat momongan. Kayla mendengar itu sempat merasa sedih, selalu saja anak yang jadi beban pikirannya.

Ketiga temannya belum juga beranjak, mereka sangat antusias mendengarkan cerita Iyan tentang petualangannya memotret di hutan belantara. Bagaimana dia memotret harimau yang siap menerkam, dan beberapa binatang buas lainnya yang sudah pernah dia abadikan ditunjukkannya kepada ketiga sahabat Kayla.

Mereka bertiga terkagum-kagum, Kayla hanya tersenyum melihatnya. Senang rasanya melihat suaminya bisa akrab dengan ketiga sahabatnya. Kayla yang kelelahan memohon izin pada mereka untuk beristirahat sebentar di kamar. Dia berpesan jika mereka pulang harap membangunkannya.

"Gambar ini bagus bang, aku gak bisa ngebayangin gimana caranya bang Iyan memotretnya"

Masih terdengar suara centil Indah memuji hasil bidikan suaminya, Kayla hanya tersenyum dan memilih tidur. matanya sudah sangat berat.

Dia bahkan tak tahu bagaiman kelanjutan perbincangan ketiga sahabatnya itu. Kayla mempercayai suaminya makanya dia tidak terlalu perduli mendengar suara-suara centil teman-temannya. Dari mereka bertiga suara Indah sangat centil, dia maklum karena Indah masih gadis. kalau yang kecentilan Bela dan Faika, pasti dia akan protes.

Kayla benar-benar terbuai dalam mimpi, sehingga ketiga sahabatnya pulang dia tak tau. Dia terbangun ketika suaminya masuk ke dalam kamar. Diliriknya jam dinding, waktu sudah menunjukan pukul 4 dini hari, keningnya mengernyit.

"Mereka sudah pulang ?" Tanya Kayla dengan suaranya yang masih terdengar mengantuk.

"Jam 12 malam mereka pulang bersama" jawab Iyan sekenanya lalu membaringkan tubuhnya disamping isterinya. Dia terlihat sangat kelelahan. Biasanya mereka akansaling merayu, tapi malam ini Iyan memilih tidur dan terlihat mendengkur.

Kayla tak mengganggunya, toh dia sendiri masih sangat mengantuk, walau sesuatu dibawah sana seakan menuntut untuk dibelai namun dipendamnya. Masih ada hari esok hiburnya dalam hati.

Paginya ketika Kayla bangun, dia membaca pesan watshapp dari Faika.

"Sorry Kay, semalam aku dijemput suami jadi gak sempat bangunin kamu"

"Oh gak apa-apa, jadi Bela pulang bersama Indah ?"

"Mungkin saja begitu, karena aku meninggalkan mereka berdua masih mengobrol dengan suamimu"

Kayla tak lagi membalas pesan Faika, lalu dia teringat kata-kata suaminya semalam jika mereka bertiga pulang bersama. Apakah suaminya berbohong ? jika iya untuk apa dia harus berbohong.

Kayla hanya menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan.

***

Sejak malam ulang tahun Iyan, Kayla tak lagi merasakan kemesraan, Iyan bahkan tak lagi menyentuhnya. Kayla ingin bertanya tapi melihat Iyan yang ketika tiba di rumah sangat kelelahan akhirnya memilih diam.

Begitu juga ketika malam hari, Kayla menggoda suaminya dan mulai mencari senjata suaminya untuk di genggamnya, namun suaminya malah menolaknya.

"Nanti aja Kay, aku capek" Iyan menyingkirkan tangan Kayla yang menyusup ke dalam celananya.

"Sejak ulang tahun, kau terlihat menghindariku, ada apa ?" Protes Kayla.

Iyan tersentak, lalu memeluknya erat. "Bukan begitu Kay, pekerjaanku akhir-akhir ini makin menumpuk. Kita atur jadwal saja ya ?"

"Maksudnya atur jadwal gimana ?" Kayla menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Iyan.

"Gimana kalo kita melakukan rutinitas olah ranjang kita seminggu sekali saja" Iyan tahu tawarannya ini akan sangat memberatkan isterinya. Karena Kayla harus selalu dipuaskan setiap harinya kecuali jika dia menstruasi.

"Kenapa begitu, kalau aku tiba-tiba kepingin gimana dong" Kayla mendongak lalu mengelus-elus dagu suaminya.

"Kan bisa pegang sendiri, atau kau mau aku sakit ?"

"Setiap hari sering begituan saja gak juga dapat anak, gimana jika seminggu sekali ?"

Iyan bukannya tak bisa meladeni isterinya, namun dia telah menemukan sangkar baru untuk menuntaskan hasratnya, berpetualang dengan sesuatu yang baru merupakan tantangan lain bagi Iyan. Kayla bisa memuaskan libidonya, namun membayangkan kejadian malam ulang tahunnya membuatnya enggan menyentuh isterinya.

Kenangan dan hasrat liar malam itu membuatnya ketagihan dan ingin mengulanginya lagi. Kayla tak tahu jika dia sudah memiliki jadwal rutin untuk bertemu seseorang yang dengan lembutnya memberikan pelepasan demi pelepasan kepadanya. Dengan Kayla diapun bisa mendapatkan pelepasan berulang, tapi lahan baru yang dia rasakan ini seakan menuntut lebih padanya, belum lagi dibarengi dengan ancaman.

"Jika kau masih bercocok tanam dirumahmu, jangan menyentuhku"

Kata-kata itu yang membuat Iyan tak bisa lagi menyentuh isterinya. Untunglah alasannya sangat masuk akal sehingga isterinya tak lagi menuntut untuk dibuai, pergi pagi pulang malam, lalu tidur. Begitu setiap harinya.