Chereads / Menang Telak / Chapter 4 - Pindahan

Chapter 4 - Pindahan

Seperti biasa, ketika hendak ke kantor Bela dan Kayla saling menelpon menanyakan hari ini pakai lipstik warna apa, sepatu yang mana dan model rambut yang bagaimana. Karena ini hari senin jadi untuk baju mereka tak perlu lagi saling menanyakan , sudah pasti hari senin itu memakai pakaian dinas warna keki.

Kalimat pertama yang diucapkan Kayla saat bertemu Bela di kantor, "Kenapa kamu tidak menungguku di pintu gerbang ?"

Keduanya sudah sepakat siapa yang lebih dulu tiba, harus saling menunggu dan masuk ke dalam ruangan bersama-sama. Hari ini Bela tak menunggu Kayla karena dia harus menyiapkan surat yang ditujukan ke Bappeda, pagi ini sudah harus terkirim.

"Iya, maaf. Kadis minta aku segera menyiapkan surat ke Bappeda pagi ini"

Jika sudah begitu Bela akan mencium Kayla sebagai bentuk permohonan maafnya. Persahabatan mereka patut diacungi jempol.

Kesibukan di kantor pagi ini sangat padat, Kayla harus bolak-balik masuk keruang Kadis untuk menunjukan rencana anggaran pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Daerah ke 5 yang akan digelar dua bulan lagi. Kayla ditunjuk sebagai bendahara karena kepintarannya menghitung dengan cepat angka-angka diluar kepala. bahkan jika orang lain masih harus menggunakan kalkulator, Kayla cukup menggerakkan jari-jarinya maka dia sudah langsung tahu hasil akhirnya.

Saat Kayla dan Bela merenggangkan otot-ototnya karena hampir sekitar tiga jam berkutat dengan laptop, tiba-tiba Sekretaris dinas masuk keruangan mereka diikuti dua wanita dengan pakaian dinas yang sama dengan mereka. Yang satu bertubuh tinggi kurus punya tahi lalat di hidung, berkulit sawo matang, mata bulat terlihat lumayan manis. Yang satunya terlihat sedikit berumur perkiraan lebih tua lima tahun dari Kayla, bertubuh bahenol, cantik dan putih. Bibirnya seksi, pinggulnya sedikit bergoyang saat berjalan.

Atasan Kayla memandang keduanya tak berkedip. Dasar laki-laki tak bisa melihat gadis cantik, matanya melotot kayak kucing melihat ikan segar.

"Saya perkenalkan mereka berdua, ini adalah pindahan dari kota H, berhubung diruangan ini masih kekurangan pegawai jadi keduanya ditempatkan disini atas perintah Kepala Dinas."

Sudah pasti tak akan ada yang protes jika itu sudah menjadi perintah atasan langsung. Berhubung meja dan kursi di sebelah Kayla masih kosong, gadis cantik itu segera mengajak mereka duduk.

Mulailah perkenalan singkat, gadis yang bertubuh tinggi namanya Indah seindah orangnya, yang bertubuh bahenol namanya Faika.

Karena Kayla tergolong gadis yang sangat ramah maka kedua pindahan itu langsung akrab dengannya. Taulah Kayla jika Indah masih gadis, dan Faika sudah punya dua anak balita. Satu bocah cilik bernama Shinta usia 5 tahun, dan yang kedua baru berusia 2 bulan bernama Anjasmara.

Melihat Kayla yang langsung akrab dengan keduanya, Bela pun tak mau ketinggalan. Jadinya mereka berempat bersahabat. Bela lalu mengusulkan untuk mereka berempat harus tampil sama saat ke kantor. Usulpun di terima, yang namanya pegawai sudah pasti punya duit, jadi jika harus beli sepatu dengan model yang sama tak jadi soal bagi mereka.

Hingga tiba waktu istirahat keempat wanita cantik itu memasuki salah satu kedai kopi tidak jauh dari kawasan kantor tempat mereka bekerja.

Sambil menunggu pesanan datang, kempatnya mulai bergosip ria, menyebutkan satu persatu atasan dimasing-masing bidang, lalu menyebutkan beberapa rekan cowok macho yang masih bujangan, sudah pasti ujung-ujungnya menjodohkan Indah yang belum menikah.

"Aku sudah punya pacar kok !"

Secara tidak langsung Indah menolak upaya perjodohan yang dilakukan Kayla dan Bela. Indah hanya tertawa melihat ulah mereka.

Ternyata menyenangkan juga berteman dengan mereka. Gumam Faika sambil tersenyum.

Mereka berempat hampir memiliki kesamaan, atau memang rata-rata wanita seperti itu modelnya. Keempatnya punya hoby pergi ke tempat perbelanjaan, entah itu hanya membeli jepit rambut, mereka berempat pasti pergi beramai-ramai.

Indah punya mobil sendiri jadi dia menjemput ketiga temannya. Kota T hanyalah kota kecil jadi tidak terlalu merepotkan menjemput ketiganya.

Keempatnya sudah mulai saling mengenalkan keluarga masing-masing biar saling mengenal satu sama lain, agar silaturahim akan tetap saling terjaga diantara keluarga.

Jika yang satu sakit maka ketiganya datang membesuk dan saling memberi suport, dari keempat sahabat itu yang sering memberi nasehat adalah Bela dan Faika. Kayla dan Indah usianya hanya berbeda bulan, kalau Bela lebih tua dua tahun dari Kayla.

Tapi ada sisi yang berbeda dari Faika, walau dia suka memberi nasehat tapi dia sedikit tertutup tentang keluarganya. Namun ketertutupannya itu akhirnya terkuak melalui Bela, karena ternyata suami Bela mengenal suami Faika.

"Faika itu ternyata isteri kedua loh" Tutur Bela saat bertandang ke rumah Kayla.

"Masa' sih, kok bisa" Kayla sedikit gamang dengan penuturan Bela.

"Iya, menurut suamiku, karena laporan isteri pertama akhirnya dia dipindahkan kesini. Menurut cerita yang beredar jika dia disana disebut pelakor"

"Hush ! gak baik membicarakan aib orang ah. Apa lagi dia sekarang teman kita" Kayla memarahi Bela.

"Ya..cukup kita berdua aja yang tau, tapi hati-hati loh, jangan sampe suami kita berdua terpikat olehnya" Bela masih juga tak berhenti membicarakan Faika.

"Sudah ah, gak mungkin kok, kita kan sudah saling mengenal satu sama lain. Itu gak mungkin terjadi. Udah ah, yuk kita makan, kebetulan aku masak cumi asam manis"

Kayla menarik tangan Bela menuju meja makan, sambil menunggu Kayla mengambil nasi di dapur, Bela masih terus menceritakan tentang Faika.

"Tau gak Kay, dia itu kan pindahan dari Dinas Sosial, aku kan punya teman disana, terus temanku itu bilang kalau dia itu pakai susuk pengasih, makanya banyak yang sayang sama dia. Suaminya itu kan Polisi "

"Aduh Bela, kamu itu kan yang suka menasehati aku, kok sekarang malah jadi menjelekkan teman sendiri sih"

Kayla menaruh nasi yang tadi diambilnya di dapur, lalu mulai meyendok nasi itu ke dalam piringnya.

"Aku hanya mengingatkan kamu kok Kay, kita kan sudah lama bersahabat"

"Iya..iya, ayo makan, percaya padaku, suamimu adalah suamimu, suamiku adalah suamiku, kita berempat mari saling menjaga hubungan ini okey ?"

Mendengar penuturan Kayla, akhirnya Bela terdiam lalu mulai menyendok nasi kepiringnya, tak lupa mengambil cumi asam manis buatan Kayla.

"Hmmm, enak juga"Puji Bela. Dia tau jika Kayla tidak pandai memasak seperti dirinya, namun hari ini Bela tetap mengakui masakan sahabatnya ini.

"Siapa dulu dong, kan kamu yang ngajarin resepnya"

Setelah menikmati makan malam berdua, keduanya lalu melanjutkan obrolannya diruang tamu. Tak ada lagi cerita tentang gadis pindahan, karena Kayla mengganti topiknya dengan rencana kegiatan POPDA ke 5 yang sebentar lagi akan di gelar. Dengan gayanya Kayla mencoba menjelaskan kepada Bela apa saja yang nantinya dipersiapkan menjelang hari H. Karena kegiatan ini melibatkan seluruh Kabupaten/Kota makanya persiapannya harus dimulai dari sekarang.