Chereads / BLUE & GOLDEN HOUR / Chapter 18 - Chapter 18 : Serangan ubur-ubur

Chapter 18 - Chapter 18 : Serangan ubur-ubur

"Yemitt!" teriak Pangeran Hogan was-was melihat adiknya tercebur ke dalam danau.

Putri Yemitt meronta-ronta di permukaan air. Ia megap-megap dalam air tak bisa berenang.

"Kakak! Tolong aku!" teriak Putri Yemitt meminta pertolongan ketika ia masih bisa sesekali muncul di permukaan air.

"Putri Yemitt! Putri Yemitt!" jerit Donela panik melihat Putri Yemitt tak mampu bertahan di permukaan.

Putri Yemitt tenggelam. Pangeran Hogan berusaha mencari solusi. Dasar danau menjadi tampak mengerikan dengan kehadiran ubur-ubur bercahaya oranye yang misterius. Ia ingin segera menolong namun ragu-ragu mengingat tubuhnya akan mengapung di air.

Dari dermaga, para penjaga bandar celingukan dan was-was mendengar jeritan keras Donela. Ia tak melihat dengan jelas kejadian karena terhalang oleh badan perahu.

"Aku sudah bilang, gadis iblis itu terbukti kini telah mencelakai pangeran dan putri!" seru salah satu penjaga bandar.

"Ayo, kita selamatkan pangeran dan putri!" ajak salah satu yang lain. Keempat penjaga bandar bergegas naik perahu.

Warga yang masih berada di area sekitar bandar mendadak berkumpul ke pinggir dermaga untuk melihat.

"Kami ikut!" ujar pria gempal yang mengajak serta paman jangkung kurus dan pak tua beruban putih panjang.

"Kami juga ikut!" ujar yang lain ketika menyadari Pangeran Hogan dan Putri Yemitt dalam bahaya di tengah danau.

"Tidak! Tak boleh ada yang ikut menolong! Lihatlah ke dasar air! Itu sangat berbahaya!" teriak para penjaga bandar menunjuk air danau yang dipenuhi ubur-ubur bercahaya oranye, sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Warga terbelalak kaget ketika menyadari bahwa danau sepertinya tak aman dengan kehadiran ubur-ubur bercahaya oranye. Mereka semua menjadi ngeri melihatnya.

BLUK!

Pangeran Hogan akhirnya melompat juga ke dalam air dan benar saja ia hanya mengambang di permukaan saja tidak bisa menyelam ke dalam danau.

"Pangeran Hogan, segeralah menyelam! Putri Yemitt telah tenggelam," seru Donela mengarahkan.

Pangeran Hogan kembali berusaha menyelam namun kembali gagal. Ia berusaha lagi dan tetap saja gagal. Beberapa kali mencoba menyelam namun gagal membuatnya geram.

"Pangeran Hogan, ada apa?" Donela menatapnya penuh tanya.

BYURR!

Donela akhirnya melompat ke danau juga. Ia menyelam ke dalam air danau. Ia terbelalak kaget melihat banyaknya ubur-ubur bercahaya oranye di hadapannya. Ia memberanikan diri untuk melewati ubur-ubur raksasa sebesar tubuh Putri Yemitt. Ia berusaha mencari keberadaan Putri Yemitt dan berhasil menemukannya tenggelam hampir di dasar danau tak sadarkan diri.

Pangeran Hogan hanya bisa memperhatikan Donela yang menyelam ke dasar danau dari permukaan air.

Donela berhasil menangkap tangan Putri Yemitt dan membawanya ke permukaan danau. Pangeran Hogan tersenyum melihatnya.

"Tidak!" teriak Pangeran Hogan.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Pangeran Hogan penuh selidik karena kejanggalan-kejanggalan yang terjadi.

Matanya terbelalak tak percaya melihat ubur-ubur raksasa bercahaya oranye kini membentuk formasi mengelilingi Donela dan Putri Yemitt yang tengah berusaha menuju ke permukaan danau. Semakin lama formasi ubur-ubur semakin rapat membentuk tabung mengelilingi Donela dan Putri Yemitt hingga tampak sangat menakutkan.

Donela sadar dirinya dan Putri Yemitt dalam keadaan bahaya namun tak ada yang bisa diperbuat karena ia tak dapat memberi kode permintaan tolong dari dalam air kepada Pangeran Hogan yang dilihatnya hanya diam dari permukaan danau, tak bergerak menolong.

Benar saja dugaan Pangeran Hogan. Ubur-ubur itu berbahaya. Tiba-tiba saja cahaya oranye terhubung satu sama lain dari seluruh ubur-ubur membentuk cahaya oranye yang sangat kuat. Cahaya itu terhempas ke tengah membentuk gelombang kejut yang mengarah ke tubuh Donela dan Putri Yemitt seolah mereka berdua akan tersengat oleh sengatan ubur-ubur.

Benar saja, gelombang cahaya oranye mengenai tubuh Donela dan Putri Yemitt, membuat air di permukaan menjadi berombak dan Pangeran Hogan terombang-ambing di permukaan danau.

Donela meronta-ronta dalam air ketika gelombang itu mengenai tubuhnya. Gelombang cahaya oranye seolah terhisap sedikit demi sedikit dalam tubuh Donela hingga redup dan menghilang.

Donela dan Putri Yemitt terpisah dan melayang-layang tak sadarkan diri dengan jarak yang semakin menjauh.

"Tidak, Putri Yemitt! Donela!" teriak Pangeran Hogan.

Ia kalut berusaha lagi untuk menyelam, lagi dan lagi. Namun, tetap tak berhasil. Pangeran Hogan menjadi semakin kalut. Ia tak ingin keduanya mati. Ia dirundung rasa was-was yang luar biasa.

Tiba-tiba, Donela tersadar membuat Pangeran Hogan terkejut dan tersenyum melihatnya.

Pangeran Hogan yang sumringah malah menjadi terbelalak kaget ketika Donela mengeluarkan kuku-kuku tajam dari jemarinya berbarengan dengan cahaya oranye yang keluar dari mata dan tubuhnya. Ia bergerak ke arah Putri Yemitt dengan cepat untuk menusuknya.

Pangeran Hogan mengingat kematian Pertapa Sakti yang ditusuk oleh kuku-kuku tajam Donela. Ia segera tersadar akan bahaya yang dihadapi Putri Yemitt. Ia merasa putus asa. Namun, keinginan kuatnya untuk menolong adiknya membuat keajaiban.

"AAAKKKKKKHHHHH!" teriak Pangeran Hogan menghentakkan tangannya dalam air untuk melepaskan kekalutan dalam dirinya.

AJAIB! Kerlipan cahaya keemasan keluar dari tubuh dan ia menyadarinya.

Pangeran Hogan berusaha mengeluarkan kemampuan super dari tangannya untuk menolong Putri Yemitt. Dari tangan Pangeran Hogan keluar kayu-kayu emas yang menjalar dengan cepat membentuk jerat kayu yang menghalangi dan mengunci Donela di dalamnya. Donela menggunakan kekuatan cahaya oranye dalam dirinya untuk menghancurkan jerat kayu emas Pangeran Hogan hingga pecah bercerai-berai.

Merasa tak berhasil, Pangeran Hogan segera membuat kekuatan baru dengan mengeluarkan pedang-pedang kayu emas tajam dengan jumlah banyak yang keluar dari kedua tangannya menyerang Donela. Namun, pedang-pedang kayu emas Pangeran Hogan juga berhasil dihancurkan oleh Donela.

Donela menjadi marah. Matanya semakin bersinar oranye lebih terang membuat semua ubur-ubur yang masih di sekeliling Donela dan Putri Yemitt kembali bercahaya oranye.

Seolah bersiap mengeluarkan gelombang kejut untuk menyerang, ubur-ubur bercahaya oranye mendekati Pangeran Hogan di permukaan lalu menyerang dengan gelombang kejut cahaya oranye secara bergantian.

Pangeran Hogan terpojok. Ia mencoba bertahan dengan perisai-perisai kayu dari tangannya yang menghalangi gelombang kejut dari ubur-ubur. Namun, gelombang kejut ubur-ubur masih efektif menghancurkan perisai-perisai kayu Pangeran Hogan. Ubur-ubur itu malah bergerak semakin ke permukaan air dan kembali membuat gelombang kejut secara serentak.

Pangeran Hogan berusaha mengeluarkan kekuatan yang lebih besar untuk menangkis serangan ubur-ubur yang semakin besar. Perisai kayu dan pedang-pedang kayu emas yang tajam muncul berbarengan dari kedua tangannya yang menyebar ke segala arah menangkis gelombang kejut ubur-ubur dan melukai tubuh ubur-ubur. Kekuatan Pangeran Hogan kali ini lebih efektif bukan hanya menangkis serangan juga melukai ubur-ubur.

Donela tak terima. Ia membuat gelombang kejut untuk Putri Yemitt yang menghentak tubuh Putri Yemitt hingga menjadi semakin tenggelam jauh ke dasar danau.

Pangeran Hogan dengan sekuat tenaga mengeluarkan kayu-kayu emas dari tangannya, kali ini berupa akar yang terus bergerak ke dasar danau yang menangkap dan melilit tubuh Putri Yemitt. Putri Yemitt terangkat ke permukaan. Pangeran Hogan memeluknya dalam gendongan.

Tiba-tiba, Donela melesat keluar dari danau. Ia terbang di atas danau.

"Pangeran Hogan!" seru penjaga bandar yang tengah menyusulnya dengan perahu. Perahu yang dinaiki oleh mereka mengalami kesulitan bergerak karena terombang-ambing oleh gelombang air danau yang berombak.

Semua orang yang berkumpul di dermaga bandar menjerit-jerit melihat Donela terbang di atas permukaan danau.

Cahaya oranye ubur-ubur menjadi redup kembali dan ubur-ubur bergerak ke dasar danau lalu menghilang. Donela menjadi lemah dan jatuh ke danau tak sadarkan diri. Pangeran Hogan menangkapnya dangan kayu emas dari tangannya. Donela selamat dalam pelukan Pangeran Hogan begitu pun Putri Yemitt.

"Pangeran Hogan, naiklah!" seru penjaga bandar yang kini telah sampai di dekat mereka.

Penjaga bandar mengangkat Putri Yemitt yang masih tak sadarkan diri ke dalam perahu namun menolak mengangkat Donela.

"Angkatlah! Aku perintahkan angkatlah!" teriak Pangeran Hogan memerintah dengan tegas tak boleh dilarang.

"Baiklah, Pangeran!" jawab penjaga bandar dengan terpaksa menurut.

Mereka mengangkat tubuh Donela juga ke dalam perahu lalu mengangkat tubuh Pangeran Hogan hingga semua terselamatkan.

Pangeran Hogan memeriksa nafas keduanya. Donela segera tersadar. Namun, Putri Yemitt belum juga tersadar.

"Yemitt! Yemitt!" teriak Pangeran Hogan panik.

Pangeran Hogan menjadi sangat khawatir karenanya. Ia mencoba teknik yang diajarkan Pertapa Sakti kepadanya untuk membangunkan orang yang pingsan dan lemah. Ia membisikkan energi di telinga Putri Yemitt. Ajaib! Putri Yemitt langsung saja tersadar dan memuntahkan banyak air dari mulutnya.

Ia memeluk Putri Yemitt dengan penuh haru dan sedikit berair mata. Adik yang disayanginya masih bisa diselamatkan.

Ia menjadi tenang karena kedua orang yang disayanginya masih hidup.

****

Bersambung ....