Sabtu pukul sembilan malam, Hanna dan Taka tertidur lelap, sementara Kirana ribut mencari anak gadisnya yang tidak kunjung pulang sejak kepergian Hanna malam itu.
*****
pukul sembilan pagi, Kirana menelepon Taka namun tidak kunjung di terima, karena handphone Taka tertinggal di mobil sejak dia tiba di rumah sakit.
Kirana mencoba melacak handphone Hanna, namun akun yang sebelumnya di pakai Hanna tidak berfungsi.
"Anak ini berani-beraninya bandel seperti ini," kata Kirana dalam hati.
Melacak handphone Hanna yang tidak aktifpun Kirana tidak bisa, karena akun Gmail nya sudah diganti setelah Kirana pernah melacak posisi Hanna sewaktu dia pergi diam-diam ke desa sendirian.
Kirana juga sempat menghubungi Haris barangkali Hanna sedang mengunjunginya, namun handphone Haris sama tidak aktifnya karena rusak terlempar saat tertabrak motor.
Yang Kirana lakukan yaitu menghubungi semua teman Hanna dan meminta bantuan mereka untuk mencari keberadaan Hanna.
Kakek dan nenek mencemaskan Hanna, dengan kondisinya setelah mengetahui bahwa ayah dan ibunya bercerai, mereka hanya bisa mengalahkan Kirana.
"Bagaimanapun, Hanna pergi dari rumah itu semua kesalahanmu," kata nenek.
"Hanna itu selalu ingin kamu dan Haris bersatu kembali, namun kamu tidak pernah mengerti ya," tambah kakek menyalahkan Kirana.
Mendengar orang tuanya saling menyalahkannya, Kirana pun keluar rumah untuk mencari kabar Hanna dari banyak orang.
Mungkin salah satu dari mereka yang telah dihubungi Kirana bisa membantu dia menemukan Hanna.
Sebelum Kirana melaporkan kejadian kepergian Hanna ke polisi, Kirana terpikir utnuk menghubungi orang tua Taka dan menanyakan keberadaan Taka, karena beberapa kali Kirana menelepon namun tidak ada respon dari Taka dan menceritakan bahwa Hanna pergi dari rumah dan belum kunjung pulang sejak semalam.
Gina dan Indra tidak berpikir macam-macam karena mereka tahu jika Taka sering menginap di kantornya dan jarang pulang kerumah karena pekerjaan.
Namun tidak ada salahnya Gina menghubungi Taka atas rasa penasarannya mendengar apa yang dikatakan Kirana.
*****
Handphone Taka berdering di dashboard mobilnya, pada pukul sembilan pagi, sedangkan Taka yang sedang makan di kantin rumah sakit.
Beberapa kali Gina menghubungi Taka namun apa yang di katakan Kirana benar. Bagi Gina, ini adalah kali pertamanya Taka tidak mengangkat teleponnya sama sekali.
Indra menghubungi kantor Taka namun Taka sedang absen di hari yang sama Hanna menghilang.
Hanna dan Taka di kabarkan pergi bersama sejak Jumat malam oleh Indra.
Mendengar itu, Kirana dan Gina sempat kesal dan marah kepada anak mereka. Disisi lain Kirana merasa tenang, karena Hanna pergi bersama Taka, sedangkan disisi Gina selain kesal dan marah kepada anaknya itu, dia merasa malu jika kepergian Hanna itu dikarenakan Taka.
Namun prasangka mereka tentang Hanna dan Taka sedang pergi bersama belum tentu benar, maka yang mereka bisa adalah menunggu satu kali dua puluh empat jam untuk melaporkannya ke kantor polisi, barang kali mereka sudah pulang kerumah.
Indra sebagai laki-laki, menenangkan kedua perempuan yang kehilangan anaknya.
"Mama dan mbak Kirana tenang dulu, anak kita sudah besar, insyaallah mereka bisa jaga diri di luar sana, kita harus percaya dengan anak-anak kita," kata Indra menenangkan keduanya.
"Tapi pa Taka itu anak satu-satunya kita, bagaimana jika terjadi apa-apa dengannya, apa lagi Hanna, Hanna itu perempuan, ayo pa... Lapor ke polisi sekarang!," pinta Gina.
"Tunggu sebentar ma, kamu jangan bikin mbak Kirana semakin khawatir begitu."
Meski Indra menenangkan istrinya dan Kirana, namun sebagai ibu, perasaan mereka campur aduk, ada rasa khawatir, sedih, kesal dan juga ngin marah berkumpul jadi satu.
Kehebohan Kirana dan Gina adalah karena kecerobohan Hanna dan Taka yang terlalu sibuk memikirkan Haris sehingga tidak terpikir untuk mengabari orang tua mereka.
Karena kehebohan Kirana dan Gina, Indra hari itu ijin untuk tidak masuk kerja, dan sibuk menenangkan istrinya di rumah.
Sedangkan Kirana, dia tetap pergi bekerja sambil menunggu kabar anaknya kembali pulang.
Waktu berjalan begitu cepat, Pukul sembilan malam, Kirana menunggu Hanna yang tidak kunjung pulang, ditemani Gina dan juga nenek di rumahnya.
"Bagaimana mbak, apakah sudah ada kabar dari Taka?," tanya Kirana sambil menggenggam tangannya sendiri.
"Taka, masih tidak mengangkat telepon dari kami mbak," jawab Gina.
"Maaf ya mbak, jika kepergian Hanna ini karena anak saya," kata Gina sambil mengelus punggung Kirana.
"Tidak mbak Gina, ini semua karena saya, saya malah bersyukur jika Hanna pergi bersama Taka, namun perkiraan itu belum pasti, kita tidak tahu sebenarnya Hanna dan Taka sedang bersama atau tidak," jawab Kirana sambil menangis.
Nenek memberi suguhan minum teh hangat untuk menenangkan Kirana dan Gina.
Tak lama kemudian Indra dan kakek datang, mereka telah kembali dari kantor polisi untuk melaporkan kehilangan Hanna dan Taka.
"Bagaimana pa? apa sudah bisa di proses laporan kehilangannya?," Tanya Gina kepada Indra.
"Sudah ma, polisi juga sudah bertindak, kita berdoa saja sama-sama."
Setelah melaporkan kehilangan Hanna dan Taka ke kantor polisi, tak lama kemudian, Gina dan Indra pamit pulang kembali kerumah, dan menunggu kabar selanjutnya dari polisi atau siapapun yang tahu keberadaan Hanna dan Taka.
...