Di tengah malam Hanna terbangun dari tidurnya, dia keluar untuk mengambil minum di dapur.
Setelah Hanna mengambil minum, Hanna melihat ada bayangan seseorang yang terlihat dari jendela eperti sedang menggali kuburan.
Hanna pun mengambil sapu untuk berjaga-jaga bila orang itu adalah orang yang berbahaya.
Hanna memberanikan diri untuk mendekat melihat lebih jelas, sebenarnya siapakah orang tersebut.
Namun Hanna masih ragu dan takut, jadi Hanna masih berdiri dan mengambil nafasnya di belakang pintu.
Lalu dari hitungan satu, dua dan tiga Hanna membuka pintunya sambil bersiap siaga menjulurkan ujung sapu yang dipegangnya.
Tubuh Hanna bergetar saat mendengar suara sambaran petir malam itu di saat orang tersebut sedang mengangkat cangkulnya.
Karena terdapat sinar dari dalam ruang yang memancar ke luar saat pintu terbuka, orang tersebut menoleh kearah pintu, menjatuhkan cangkulnya dan dengan perlahan menghampiri Hanna.
Hanna yang masih gemetar memberanikan diri untuk berbicara, namun yang keluar dari mulut Hanna adalah teriakan.
"Aaaaaaaa."
Mendengar teriakan Hanna, Gala, berlari dan membungkam mulut Hanna itu.
Hanna membuka matanya lebar-lebar dan melihat Gala sedang membungkam mulutnya dengan tangan Gala yang besar itu.
Sambil menutup mulut Hanna, Gala membuka penutup kepala Hoodienya itu sambil menyuruh Hanna berdiam.
"Ssstttt.... Ini aku Gala," katanya.
Melihat orang itu adalah Gala, Hanna pun berhenti berteriak dan berkata.
"Kamu sedang menggali apa di tengah malam seperti ini?," Tanya Hanna.
"Aku hanya membantu om Haris meratakan tanah supaya dia tidak repot-repot jika menanam tanaman di halaman rumah," jawab Gala jujur.
"Tapi kenapa harus malam hari Ga?," Tanya Hanna kesal karena membuat dirinya berpikir yang tidak-tidak.
"Ya karena waktu siangku hanya bersenang-senang, kamu kan tahu sendiri."
"Aku pikir kamu tuh orang yang sedang mengubur mayat di halaman rumah orang tahu tidak," lanjut Hanna.
"Kamu ini ada-ada saja, mana mungkin ada orang menguburkan mayat di halaman rumah,"
"Kamu bukan warga desa sini jadi kamu tidak tahu, ayo kita masuk dulu," sambil menarik tangan Gala untuk masuk kedalam rumah.
Mereka pun duduk di meja makan dan Hanna mulai menceritakan tentang seramnya orang-orang yang ada di desanya.
.....
"Aaaahahahahahaha," Gala tertawa terbahak-bahak setelah mendengar cerita Hanna.
"Kok kamu ketawa sih," tanya Hanna sambil memukul Gala pelan.
"Karena ekspresi wajah kamu lucu banget saat bercerita Han."
"Tapi cerita aku sungguhan Ga."
"Iya.. iya... Aku percaya, lalu bagaimana dengan bapak tersangka yang membunuh itu, apakah sudah ditangkap polisi? Tanya Gala merespon.
"Nah... Itu, bapak itu menghilang dan tidak ditemukan sampai sekarang, seolah-olah dia itu goib," jawab Hanna.
"Hahahaha," untuk kedua kalinya Gala menertawakan ekspresi dan perkataan Hanna saat bercerita.
"Kok kamu ketawa lagi sih? Ini beneran loh."
"Iya... Iya... Aku tahu, tapi kenapa harus jadi goib sih menyimpulkanya."
"Nah kalau itu, ceritanya panjang lagi Ga."
Dengan tidak sadar Gala menyentuh tangan Hanna dan terus mengajaknya berbicara.
Jam dua pagi, Hanna dan Gala mulai lelah bercerita dan mereka masuk ke kamar masing-masing untuk melanjutkan tidurnya.
Keesokan harinya, Gala, Steffy, Sesha, Alex dan Goji bersiap untuk pulang kembali ke kota.
Melihat Hanna yang akan ditinggalkan oleh teman-temannya, Haris merasa menyayangkan Hanna jika Hanna tetap tinggal di desa bersamanya.
Haris pun menyuruh Hanna untuk kembali ke kota bersama Gala dan juga teman lainnya.
Haris juga tidak ingin merepotkan Hanna jika hanya mengurusnya saja, apalagi kondisi Haris saat ini sudah cukup lebih dari baik.
Dia bisa mengerjakan pekerjaannya dengan hanya satu tangan kanannya.
Belum lagi liburan sekolah masih kurang satu Minggu lagi, jadi siswa masih wajib masuk sekolah selama waktu remidial sekaligus class meeting berlangsung.
Maka Hanna pun menuruti apa kata ayahnya dan kembali pulang ke kota.
Karena mobil sedan BMW Gala tidak cukup untuk di tumpangi oleh, Alex, Sesha, Goji, Steffy dan juga dirinya dan Hanna, maka, Gala menemani Hanna untuk naik kereta saja.
Hanna memeluk ayahnya berpamitan untuk kembali ke kota.
"Jaga diri ayah baik-baik di sini ya...," Kata Hanna.
"Ayah pasti akan baik-baik saja, kamu juga hati-hati di jalan."
"Oh iya, kapan lagi ayah menghadiri sidang perceraian, apa Hanna jemput ayah saja saat waktu sidang tiba?."
"Tidak usah, ayah bisa sendiri, mungkin saat itu, gips ayah sudah di lepas."
"Ayah yakin?," Tanya Hanna.
"Em..," jawab Haris yakin sambil menganggukkan kepalanya.
"Tapi ayah ingin membicarakan sesuatu kepadamu, hubungi ayah setelah kamu tiba di rumah ya," kata Haris melanjutkan.
"Baik ayah."
Setelah Hanna berpamitan, Haris melambaikan tangan kepada Hanna dan juga teman-temannya memberikan salam perpisahan hari itu.
Haris pun masuk kedalam rumah, melihat rumah besarnya beserta isinya yang masih utuh itu merasa sepi dan sendiri.
Haris memulai melanjutkan bekerja di ruang kerjanya dan memikirkan tanggal sidang perceraian selanjutnya akan masih terus berjalan.
*****
Di perjalanan menaiki kereta, Hanna duduk berdampingan dengan Gala.
Hanna membuka jendela dan angin berhembus menerpa wajahnya.
Gala melihat pancaran dari wajah Hanna, seperti membuang beban masalah hidupnya hanya dengan menikmati angin kereta yang berhembus itu.
"Mau dengerin lagu?," Kata Gala kepada Hanna.
Hanna pun menganggukkan kepalanya dan Gala memberi salah satu earphonenya kepada Hanna.
Gala pun memutarkan Night Changes lagu dari One Direction
Goin' out tonight,
Changes into something red
Her mother doesn't like that kind of dress
Everything she never had she's showin' off
Drivin' too fast,
Moon is breakin' through her hair
She's headin' for somethin' that she won't forget
Havin' no regrets is all that she really wants
We're only gettin' older, baby
And I've been thinkin' about it lately
Does it ever drive you crazy
Just how fast the night changes?
Everything that you've ever dreamed of
Disappearing when you wake up
But there's nothing to be afraid of
Even when the night changes
It will never change me and you
Mereka mendengarkan lagu dengan merasakan nikmatnya hembusan angin sangat mendukung suasana menjadi lebih menenangkan.
Hanna pun mulai tertidur dan tidak sengaja menyenderkan kepalanya di bahu Gala.
Mengetahui itu, Gala membenarkan posisi kepala Hanna dengan benar agar bisa menyender di bahunya dengan nyaman.
Spotify mengacak otomatis lagu yang terputar di handphone Gala. Dan lagu selanjutnya yang terputar acak secara otomatis itu adalah lagu It's Only Me dari Kaleb J
Selama ini ribuan hari
Kudekat denganmu
Lewati berbagai hal ku ada di sisi mu
Tanpa kau tahu perasaan ku padamu
Sendiri ku berharap
Memberi kasih walau tak kembali
I maybe not yours and you're not mine
But I'll be there for you when you need me
It is only me
Believe me girl it's only me
Yeah it's only me
I will always be the one who pull you up
When everybody push you down
And it's only me
Believe me girl it's only me
Yeah it's only me
Mungkin Hanna tidak mendengar lirik lagu yang menggambarkan perasaan Gala kepadanya.
Namun, biarkanlah nada lagu ini yang akan mewarnai batin Hanna di mimpi indahnya ditengah tidur lelapnya.
Gala pun ikut tertidur di sepanjang jalan.
.....