Chereads / Hanna's first love (Bahasa Indonesia) / Chapter 56 - Kembalinya Rumah Lama

Chapter 56 - Kembalinya Rumah Lama

Satu hari setelah Taka kembali dari desa. Taka melunasi semua hutang Haris yang sebesar lima ratus juta rupiah itu.

Maka rumah Haris sudah tidak lagi disita oleh Bank.

*****

Hanna dan Taka berdiri di rumah mereka yang sudah tidak lagi disita, papan yang bertuliskan "rumah ini disita" sudah di turunkan oleh pihak bank.

Mengetahui itu Hanna dan Haris terheran dan penasaran siapa yang telah melunasi semua hutangnya.

Namun dibalik semua penasarannya itu, Hanna dan Haris sangat senang, ada seseorang di luar sana yang telah membantu mereka berdua.

Haris sangat bersyukur atas semua pertolongan yang Allah berikan kepadanya dan juga Hanna.

"Masya Allah, siapa ya Han yang telah melunasi semua hutang ayah?," Kata Haris sambil melihat rumah mereka yang sudah bisa mereka tempati kembali.

Mendengar Haris berbicara seperti itu, Hanna teringat pada Taka Yang sempat berkata jika akan melunasi semua hutang ayahnya.

Hanna dan Haris pun masuk kedalam rumah, lalu Hanna dan Haris dengan satu tangannya membersihkan semua ruangan yang penuh dengan debu dan juga halaman yang dipenuhi daun-daun gugur.

Disela Hanna membersihkan rumahnya, Hanna menghubungi Taka untuk berterimakasih atas bantuan yang diberikan.

"Halo Han, tumben kamu telepon, ada apa? Apakah semuanya baik-baik saja? Bagaimana keadaan om Haris?," Tanya Taka perhatian.

"Aku dan ayah baik-baik saja, apa kamu sedang sibuk?."

"Tidak, aku tidak sibuk," Taka meninggalkan semua pekerjaannya di meja dan membalikkan kursi membelakangi layar monitornya.

"Emm.. aku ingin bicara sesuatu."

"Iya Han, bicaralah, aku sedang mempunyai banyak waktu luang," kata Taka berbohong.

"Itu... Aku ingin mengucapkan terimakasih karena kamu sudah melunasi semua hutang ayah, kini rumah kita kembali dan bisa kita tempati lagi."

"Oh itu, iya sama-sama Han," jawab Taka sambil menggaruk kepala bagian belakangnya.

Beberapa detik mereka terdiam, lalu Taka memulai berbicara menanyakan apakah Hanna saat itu sudah makan atau belum.

"Apakah kamu sudah makan? Apa nafsu makanmu masih buruk?," Tanya Taka perhatian.

"Aku belum makan, tapi... Sepertinya nafsu makan ku sudah kembali membaik."

"Bagaimana kamu tahu nafsu makanmu membaik jika kamu saja belum makan."

"Ka," Hanna memanggil nama Taka.

"Iya Han?."

"Aku ingin bicara sesuatu."

"Lagi? Apa itu?."

Hanna pun berbicara yang sesungguhnya apa yang ingin dia katakan, yaitu meminta Taka untuk menerima cicilan bulanan darinya sebagai ganti membayar hutang Haris.

Mendengar itu, perasaan Taka yang tadinya melayang terbang tinggi, kini terjatuh di atas duri-duri tajam.

Meski Taka tidak begitu serius menanggapi apa yang Hanna katakan, namun perkataan Hanna itu tetap saja menyayat hatinya.

"Sudahlah Han, sebaiknya kamu pikirkan ayah terlebih dahulu, jika kamu meminta aku untuk menerima uang bulanan darimu sebagai ganti pelunasan hutang om Haris, tentu saja aku menolak, mengerti?," Kata berkata halus menahan amarahnya.

"Tapi Ka....," balas Hanna

"Tapi apa?," Tanya Taka memotong Hanna bicara dengan nada lembut.

"Han...," Haris yang dari depan memanggil Hanna.

"Iya, ayah," Teriak Hanna sambil menjauhkan handphonenya dari suara teriakannya.

"Maaf Ka, nanti aku telepon lagi ya, ayah sedang memanggil ku."

"Baiklah, hubungi aku saja jika kamu butuh apa-apa ya."

Hanna pun menutup teleponnya dan bergegas menghampiri ayahnya yang berada di depan rumah.

"Iya ayah, ada apa?," Tanya Hanna kepada ayahnya.

"Ada teman mu yang mencairmu," jawab Haris.

Didepan rumah berdiri seorang laki-laki tampan nan gagah tinggi mencari Hanna, laki-laki itu adalah Gala.

"Gala," kata Hanna tidak menyangka.

"Apa kamu baik-baik saja," tanya Gala sambil melihat Hanna memakai celemek di badannya dan memakai sarung tangan karet.

"Iya, lihat saja sendiri, aku baik-baik saja."

"Kelihatannya sih kamu sedang sibuk, syukurlah kalau begitu."

Gala juga berkata bahwa dia tidak sendiri, dia membawa empat teman lainnya, yaitu Steffy, Sesha, Goji dan Alex yang sedang sibuk berdiri melihat pemandangan sawah di depan rumah Hanna.

Dari jauh Sesha dan Steffy melambaikan tangannya kepada Hanna dan menghampiri Hanna.

"Ternyata desa kamu indah juga ya Han, cocok buat liburan sih setelah selesai ujian akhir semester," kata Sesha.

"Bener banget, aku kayaknya betah sih tinggal disini," kata Steffy menambahkan.

Setelah banyak berbincang, Haris pun mempersilahkan semua teman Hanna masuk kedalam rumah.

Karena rumah Hanna masih berantakan, maka, Gala, Steffy, Sesha, Goji dan Alex membantu membersihkan rumah.

Mereka bersama-sama membersihkan rumah dan memasak, menyiapkan makan malam bersama.

Dimeja makan telling story Haris pun dimulai. Itu sangat membantu mencairkan suasana lebih nyaman.

Teman-teman Hanna pun seketika akrab dengan Haris, karena Haris orangnya juga sangat ramah dan hangat.

Setelah makan malam selesai, Haris pun istirahat di kamarnya setelah seharian membereskan rumah dengan satu tangannya itu, dan membenahi barang-barang dari rumah kontrakan dengan di bantu Gala, Alex dan Goji.

Hanna dan Gala mencuci piring, sedangkan Goji, Steffy, Sesha dan Alex berada di ruang tengah bermain PS Hanna yang sudah lama tidak dipakai.

"Maaf ya Ga, aku tidak bisa datang di pertandingan basket kamu kemarin," kata Hanna sambil mencuci piring.

"Tidak apa-apa, aku khawatir saja saat mendengar kamu pergi dari rumah dan tidak kembali," jawab Gala sambil membantu Hanan meletakkan ke rak cuci piring.

"Jadi.. bagaimana pertandinganmya kemarin?," Tanya Hanna perhatian.

"Seperti biasa, aku yang memenangkan pertandingannya." sambil menyombongkan diri.

Alex yang mendengar apa yang Gala katakan mengernyitkan dahinya, karena apa yang dikatakan Gala sama sekali tidak benar.

Yang sebenarnya terjadi pada hari pertandingan sore itu adalah.

Permainan Gala untuk kedua kalinya di dalam pertandingan sangat buruk, sama sekali tidak konsentrasi, Sehingga perannya selalu di ambil alih oleh Alex.

"Bakat kamu memang di basket sih Ga," kata Hanna memuji Gala.

"Benar, permainan Gala kemarin sangatlah membantu tim, jika tidak ada Gala, kemungkinan besar, kemenangan akan diraih tim lawan," sindir Alex.

"Aku tidak meragukan kemampuan seorang MVP sih," tambah Hanna memuji.

"Benar sekali Han, seorang MVP yang beruntung karena dua kali tidak di keluarkan dari pertandingan karena memikirkan perempuan yang disukainya," jelas Alex.

Mendengar itu Hanna bertanya-tanya apa maksud perkataan Alex. Gala pun menyembunyikan kebenaran apa yang Alex bicarakan dengan menggerakkan tangannya yang berarti "omongan Alex, tidak perlu di dengar".

Hanna tetap saja berada di pihak Gala, karena Hanna pernah melihat betapa hebatnya Gala saat bermain basket.

Hanna juga mengetahui bahwa, Gala juga menyandang gelar MVP bertahun-tahun.

Setelah selesai mencuci piring, Hanna dan Gala ikut berkumpul di ruang tengah bersama Steffy, Sesha, Alex dan Goji.

.....