Chereads / Hanna's first love (Bahasa Indonesia) / Chapter 51 - Di Rumah Sakit

Chapter 51 - Di Rumah Sakit

Taka dan Hanna sedang makan di kantin rumah sakit. Disela mereka makan, Taka yang selalu menjaga privasi Hanna dengan tidak bertanya macam-macam agar menjaga perasaan Hanna.

Namun kali ini dia tidak lagi sungkan untuk menanyakan perasaan Hanna tentang perceraian orangtuanya.

Taka menanyakan itu karena tahu, perasaan Hanna sedih dan tetap saja terlihat kuat dan seperti tidak terjadi apa-apa.

Mungkin bagi Hanna ini bukan urusan Taka, tapi bagi Taka kesedihan Hanna juga kesedihannya juga.

"Aku tuh ingin sekali menjadi sandaran untuk semua bebanmu, tapi kamu tidak pernah mengeluh sedikitpun," kata Taka.

"Kamu bicara apa sih Ka?," Tanya Hanna cuek.

"Kalau kamu sedih atau ada masalah, bilang ke aku Han, coba saja semalam bukan aku yang mengangkat telepon dari rumah sakit, pasti kamu akan pergi kesini sendiri kan?."

"Iya... Iya... Lain kali aku bilang ke kamu," jawab Hanna sambil memakan makanannya.

"Aku serius Han."

"Iya, aku tahu Ka," sambil menatap Taka.

Lalu Hanna pun beranjak dari tempat duduknya untuk pergi ke bagian administrasi.

"Mau kemana?," Tanya Taka.

"Aku mau ke bagian administrasi dulu, mau lihat biaya rum..."

"Sudah aku bayar, kamu duduk saja dan selesaikan makananmu," suruh Taka kepada Hanna yang sebenarnya Hanna sudah menyelesaikan makanannya.

Hanna pun duduk dan berkata kepada Taka.

"Sejak kapan kamu membayar tagihan rumah sakit?," Tanya Hanna sambil menatap Taka

"Tadi pagi sebelum ke minimarket," jawab Taka santai.

"Kenapa kamu membayar tagihannya?," Tanya Hanna dengan nada serius.

"Karena aku tidak bisa duduk manis dan berdiam."

"Tapi Ka, ini bukan urusan kamu."

"Urusan kamu adalah urusan aku juga, aku tidak peduli kamu suka atau tidak, aku lebih memilih kamu memarahi ku dari pada aku tidak membantu dan berdiam seperti orang tolol."

Sebelumnya Hanna tidak pernah melihat Taka sekesal ini kepadanya. Hanna pun menangis di depan Taka.

Taka menjadi kebingungan dan merasa bersalah karena sudah membentak Hanna dan berbicara kasar.

Sesungguhnya Hanna tidak menangis karena nada bicara Taka yang tinggi kepadanya, melainkan Hanna merasa sedih jika Hanna tidak bisa membalas semua kebaikan Taka kepadanya.

"Han... Han, maafkan aku, aku bukan bermaksud memarahi mu," Taka panik hingga tidak berani untuk menyentuh Hanna meski dengan ujung jarinya.

Hanna belum saja berhenti dari tangisannya, membuat beberapa orang yang sedang makan di kantin rumah sakit melihat mereka berdua.

"Ssstttt.... Han, sudah Han, banyak yang melihat ke arah kita, sssttt.....," Kata Taka menyuruh Hanna diam sambil menutup mulutnya dengan satu jarinya.

"Dimana-mana menyuruh orang menangis diam itu bilangnya cup cup bukan sssttt," sambil tersenyum dan membersihkan air matanya.

Melihat Hanna tersenyum, Taka pun ikut tersenyum.

"Selesaikan dulu makananmu Han," pinta Taka kepada Hanna dengan baik

"Aku sudah selesai makan kok Ka," jawab Hanna serius.

Nafsu makan Hanna menjadi berkurang karena pikirannya yang tidak karuan yaitu dari perceraian orangtuanya, mendengar ibunya yang akan menikah lagi, dan sekarang keadaan ayahnya yang sedang sakit.

Sekitar pukul sepuluh pagi, mereka kembali dan menunggu Haris yang masih berbaring di kasur dan belum bisa bergerak bebas.

Tak lama kemudian, dokter dan suster datang untuk mengecek keadaan Haris, setelah dokter memeriksa Haris, dokter bilang kepada Hanna dan Taka bahwa Haris di perbolehkan pulang besok sore setelah keadaannya lebih membaik dari sekarang. Sedangkan suster menyuntikkan beberapa obat yaitu obat anti biotik dan obat anti nyeri pada selang infus Haris.

Setelah suster menyuntikkan obat, dokter memberitahu kepada Hanna dan Taka, jika tak lama lagi Haris akan tertidur karena efek obat, lalu dokter dan suster pun meninggalkan mereka.

Hanna dan Taka mengucapkan terimakasih atas tindakan baik dokter dan suster kepada Haris.

Seperti yang di katakan dokter, tak lama setelah menerima suntikan obat, Haris pun tertidur lelap.

Hanna dan Taka yang belum tidur sejak semalam ikut tertidur. Haris yang lebih dulu bangun, membangunkan Hanna dan Taka untuk menyuruh mereka tidur di rumah kontrakannya. Haris tidak tega dengan Hanna jika harus tidur dengan posisi duduk.

Setelah Hanna menyuapi ayahnya dan Taka membantu Haris untuk pergi ke toilet, Haris memberikan kunci kontrakan, menyuruh mereka pulang dan beristirahat.

Hanna dan Taka akan kembali lagi ke rumah sakit pada keesokan harinya.

Sebelum Hanna dan Taka meninggalkan Haris di ruangannya pda sore hari. Haris meminta Taka untuk berbicara empat mata.

Hanna yang tidak tahu apa yang akan di bicarakan ayahnya kepada Taka, memberikan ruang untuk keduanya dan menunggu taka di luar pintu kamar pasien.

.....