Chereads / Hanna's first love (Bahasa Indonesia) / Chapter 27 - Pesta Dadakan

Chapter 27 - Pesta Dadakan

Taka mengusap bibir Hanna dengan jari tangannya saat Taka mengetahui ada bumbu sate di bibir Hanna.

Sikap Taka membuat Hanna berpikir bahwa, apakah komplainnya terhadap Taka secara tidak langsung, dia menginginkan Taka untuk membersihkan bumbu sate yang tertempel di bibirnya.

Tapi yang sebenarnya Hanna maksud bukan sikap Taka yang romantis tapi Hanna hanya ingin Taka sekedar memberi tahunya, itu saja.

Bagi Hanna komplainnya ke Taka tentang bumbu sate itu membuat Taka atau dirinya ambigu.

Yang jelas Taka membuat hati Hanna meleleh hanya dengan membersihkan bumbu sate yang ada di bibirnya itu.

Hanna pun serba salah dengan pikirannya sendiri, dia terus saja salah tingkah, membuat Taka lebih peka dan menyadari jika Hanna sedang salah tingkah.

Setelah selesai makan, Hanan dan Taka melanjutkan perjalanan pulang. Di perjalanan, suasana mulai berbeda.

Ini adalah dua kali Hanna menaiki mobil Taka. Di dalam mobil, terasa tidak seperti biasanya, saat itu suasananya penuh dengan keheningan.

Hanna berpikir apakah keheningan ini hanya dia saja yang merasakan.

Tetapi pertanyaan yang ada di pikiran Hanna itu salah, karena Taka pun juga merasakan keheningan itu.

Tak lama Taka pun memutar musik agar menetralkan keheningan yang dirasakan mereka berdua.

Dengan gugup dia memencet screen head unit di mobilnya itu secara acak.

Lalu terdengar musik Kiss Me by Sixpence None The Richer. Karena musik lagunya menenangkan dan liriknya pun semakin mendukung perasaan mereka.

Maka Taka pun melewatkan lagu Kiss Me untuk menahan dirinya dan memencet tombol next untuk mengganti lagunya.

Taka berharap mendapatkan lagu yang tidak semakin mendorongnya untuk mencium Hanna.

Untuk lagu kedua juga tidak kalah membuat Taka dan Hanna semakin gugup, karena terputar lagu Kiss Me More by Doja Cat ft SZA.

Taka pun memencet tombol next untuk kedua kalinya. Sambil gugup Taka melihat ke arah Hanna yang sama gugupnya.

Lalu mereka pun mendapatkan lagu ketiga yaitu Versace On The Floor by Bruno Mars. Mendengar lagu-lagu tersebut, mereka mulai berpikir bahwa ketiga lagu itu memberi pertanda bahwa terdapat momen yang tepat sekaligus mendorong mereka untuk berciuman.

Meskipun mereka sudah tidak lagi pacaran, tetapi tidak ada salahnya jika melakukan ciuman tanpa ada status pacaran.

Taka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, Taka pun membelokkan setir mobilnya ke tepi jalan dan menatap Hanna.

Sambil membiarkan lagunya terus berputar, Taka mencium Hanan.

Don't be confused by my smile

'Cause I ain't ever been more for real, for real

So just turn down the lights

And close the door

Oooh I love that dress

But you won't need it anymore

No you won't need it no more

Let's just kiss 'til we're naked, baby

Tapi itu hanyalah bayangan Taka semata. Taka yang tetap mengendarai mobil, tanpa berpikir panjang mematikan musiknya dan mulai berbicara kepada Hanna.

"Maaf, aku tidak begitu suka dengan lagunya, apakah kamu ada rekomendasi lagu?."

"Ah iya tidak apa-apa," sambil Hanan berfikir rekomendasi lagu apa yang Taka minta darinya.

Lalu Hanna menemukan satu rekomendasi lagu yang biasa neneknya dengarkan di sore hari.

"Aku ada lagu, tapi ini lagu nenek yang setiap hari dia putar."

"Oh iya, bagus, aku juga ingin tahu lagu seperti apa yang nenek dengarkan, sepertinya akan terdengar very old song."

Hanna pun menyinkronkan bluetooth dari handphonenya ke mobil Taka, dan terputarlah lagu Betharia Sonata - Hati Yang Luka

Berulang kali aku mencoba

S'lalu untuk mengalah

Demi keutuhan kita berdua

Walau kadang sakit

Lihatlah tanda merah di pipi

Bekas gambar tanganmu

Sering kaulakukan bila kau marah

Menutupi salahmu

Samakan aku bagai burung di sana

Yang dijual orang?

Hingga sesukamu kaulakukan itu

Kau sakiti aku

Pulangkan saja aku pada ibuku

Atau ayahku

Dulu segenggam emas

Kau pinang aku

Dulu bersumpah janji

Di depan saksi, hu-oh, hu-oh

Namun, semua hilanglah sudah

Ditelan dusta, hu-oh, hu-oh

Namun, semua tinggal cerita

Hati yang luka

Mendengar musik yang berputar, Taka pun berkomentar.

"Lagunya sedih banget Han."

"Aku juga, pertama kali mendengarnya sampai pengen nangis tahu."

Taka pun mengusap rambut Hanna sambil tersenyum.

Suasana hening yang sebelumnya mereka rasakan kini menjadi lebih nyaman karena rekomendasi lagu nenek.

Dua puluh menit perjalanan, akhirnya Taka dan Hanna sampai di depan rumah Hanna. Hanna turun dari mobil dan mereka pun berpisah.

Keesokan harinya, hari Selasa jam tiga sore di rumah sakit. Gala di ruangannya sedang mendapat telepon dari orang tuanya.

Orang tua Gala menanyakan keadaan Gala yang sedang sakit, mereka merencanakan kepulangannya dari luar negeri untuk merawat Gala yang sedang sakit.

Tetapi Gala menahan mereka, karena Gala tidak ingin mengganggu kesibukan mereka, di tambah lagi Gala sudah sembuh dari sakit tifus nya dengan cepat dan Gala pun sedang bersiap untung pulang dari rumah sakit.

Tidak lama kemudian teman satu tim basket Gala menjenguknya ramai-ramai.

Gala pun segera meminta ijin menutup teleponnya untuk menemui teman-temannya yang telah datang.

Tiga puluh menit berlalu, teman Gala pun kembali pulang. Sebelum mereka pulang, Hanna Sesha dan Goji datang untuk menjemput Gala pulang ke rumah, mereka tahu bahwa hari itu Gala akan pulang dari rumah sakit.

Alex salah satu dari teman tim basket Gala melihat Sesha. Sepertinya Alex suka pada Sesha sejak pandangan pertama.

Saat semua teman satu tim basket sudah keluar dari ruangan Gala, Alex Yang seharusnya kembali ke asrama bersama teman tim basketnya malah berdiri menatap Sesha.

"Kamu sudah siap pulang Ga?," tanya Sesha pada Gala.

"Apa tidak ada barang kamu yang ketinggalan?," Tanya Hanna

"Semuanya sudah beres," jawab Taka

Alex yang sedari masih berdiri di ruangan Gala, mengambil tas dan membawa barang-barang Gala untuk membantunya mengantar pulang bersama Hanna, Sesha dan Goji.

Gala yang tidak peka degan temannya yang sedang menaksir Sesha itu heran karena tidak seperti biasanya dia se perhatian itu dengannya, bahkan Alex akan mengantarnya pulang ke rumah, padahal rumah Alex dan rumah Gala sangatlah jauh.

Tapi Gala tidak berpikir panjang, Gala mempersilahkan Alex untuk ikut mengantarnya pulang.

Gala akan pulang bersama Hanna, Goji dan Sesha naik mobil Sesha. Tetapi Alex menawarkan salah satu dari Goji, Hanna, Gala dan Sesha untuk naik mobilnya karena mobilnya kosong.

Tanpa ada yang peka dengan tujuan Alex, maka Goji pun sangat senang jika dia satu mobil dengan pemain basket yang tidak kalah terkenalnya dengan Gala.

Namun Alex menawarkan Sesha untuk naik ke mobil bersamanya.

Dari situ Gala mengetahui maksud terselubung Alex, kenapa Alex tiba-tiba perhatian dengan alasan mengantarnya pulang.

Hanna yang sedikit mempunyai kecurigaan terhadap Alex bahwa sedang mendekati Sesha, tetapi perasaannya itu belum tentu benar.

Sedangkan Goji, tidak ada dari Hanna, Gala, Sesha maupun Alex memperhatikannya yang sedang kecewa.

Sesha pun naik mobil bersama Alex, sedangkan Hanna, Gala dan Goji, naik dengan mobil Sesha yang di kendarai oleh supir pribadi Sesha.

Di dalam mobil, Sesha berbincang santai dengan Alex, mereka pun menemukan kecocokan, seperti sama-sama suka menonton film, tidak suka pelajaran yang mempunyai banyak rumus, selera makan yang sama hingga selera musik mereka juga sama.

Sesha tidak jauh beda dengan Hanna yang bertubuh pendek dan tidak terlalu pintar dalam pelajaran berhitung, hanya saja Sesha terlihat sedikit tomboy tapi sebenarnya hatinya sangat lembut dan tidak secuek Hanna.

Alex merasa Sesha adalah perempuan yang dia cari, terlihat sesuai dengan kriteria sebagai ceweknya.

Sesampai di rumah Gala, mereka semua turun dan masuk kedalam rumah. Goji dan Sesha berbicara mengenai rumah Gala yang besar dan sangat dekat dengan rumah Hanna dan juga Taka.

Sesha juga bertanya tentang Gala mengapa Gala tinggal sendirian di rumah sebesar itu, Gala pun memberi tahu singkat bahwa kedua orangtuanya berada di luar negeri.

Rumah yang di tinggalinya juga bukan rumah orangtuanya melainkan bekas dari rumah kakek neneknya yang sudah di renovasi.

Melihat perbincangan akrab Sesha dan Gala, Alex merasa cemburu, dia takut jika Sesha menyukai Gala.

Goji yang selalu berpikiran nyeleneh, meminta Gala untuk sesekali mengadakan pesta di rumahnya.

Mendengar itu, Sesha dan Alex pun setuju. Sesha setuju karena pada dasarnya dia suka keramaian dan bersenang-senang seperti Goji, sedangkan Alex setuju karena agar dia bisa bertemu lagi dengan Sesha.

Melihat ke tiga temannya yang setuju, Gala hanya bertanya pada Hanna apakah Hanna juga akan senang jika Gala mengadakan pesta.

Hanna hanya menjawab sebijak mungkin dengan berkata "terserah kamu."

Jawaban Hanna memang tidak menjawab pertanyaan Gala, namun Gala menanyakan apakah dia akan datang jika dia mengadakan pesta di rumahnya.

Dengan jawaban yang menurutnya bijak, Hanna menjawab "aku belum tahu apakah bisa datang atau tidak."

Tapi Goji dan Sesha mendorong Hanna untuk datang jika suatu saat Gala mengadakan pesta.

Karena mendapat paksaan dari Sesha dan Goji, Hanna pun menjawa "iya."

Mendengar itu Gala pun merencanakan hari Sabtu akan mengadakan pesta di rumahnya.

Hanna pun bertanya heran kepada Gala.

"Secepat itu?."

"Iya, lebih cepat lebih baik," jawab Gala yang membuat Hanna bertanya-tanya, jawaban macam apa itu.

Sesha dan Goji begitu senang, keduanya pun melakukan high five. Melihat ke akraban Sesha dan Goji, Alex juga merasa cemburu dan penasaran dengan siapakah Goji ini dan punya hubungan apa dengan Sesha.

....