Pukul sembilan malam, Hanna selesai membantu Gala belajar.
Waktunya Hanan pulang dari rumah Gala.
Gala menawarkan Hanna untuk mengantar nya pulang, tetapi Hanna menolaknya.
Karena jarak rumah Hanna tidak jauh dari rumah Gala.
Gala pun membiarkan Hanna pulang sendiri.
Saat Hanna meninggalkan rumah Gala, Gala pun ikut keluar bersamanya.
Mengetahui itu, Hanna berbicara kepada Gala.
"Aku bilang gak perlu mengantar ku, aku bisa pulang sendiri."
"Aku tidak mengantar mu pulang, aku ingin pergi ke mini market," jelas Gala sambil masukkan tangannya kedalam saku Hoodienya.
Dengan ekspresi malu Hanna pun, membiarkan Gala berjalan bersamanya.
Di perjalanan, Hanna teringat ciuman yang tidak disengaja itu.
Memori Hanna pun terulang kejadian di rumah Gala saat Hanna mendorong badan Gala saat bibirnya bertemu dengan bibir Gala.
Hanna pun menghilangkan ingatan itu tapi bagaimana pun Hanna masih merasa kesal kepada Gala saat mengingat ciuman itu karena itu dalah ciuman pertamanya.
Gala melirik, melihat ekspresi kesal yang masih ada di raut wajah Hanna itu, Gala berkata.
"Aku harap kamu memaafkan aku yang mencuri ciuman pertama mu tadi," sambil terus berjalan menatap jalan.
"Ngomong apa sih," kata Hanna yang sok tida perduli.
"Melihat wajahmu yang masih saja kesal sepertinya tadi adalah ciuman pertama mu, apa aku salah?" Tanya Gala tanpa basa-basi.
Mendengar itu Hanna berdiam dan hanya melihat jalan.
"Jika benar itu ciuman pertama mu, aku sangat merasa bersalah," Gala melanjutkan kalimatnya dan berhenti di depan rumah Hanna.
Hanna yang tidak ingin mengakui bahwa itu adalah ciuman pertamanya, maka Hanna membalas perkataan Gala dengan santai.
"Apa sih, kamu tuh sok tahu banget, itu buka ciuman pertama ku!," Hanna menjulurkan lidah kepada Gala dan masuk kedalam rumah.
Melihat tingkah Hanna kepadanya, Gala pun tersenyum lebar.
Setelah melihat Hanna masuk kedalam rumah dan meninggalkannya, Gala berbicara sendiri
"Tapi kenapa ekspresinya itu menunjukkan kalau ciuman ku itu adalah pertama baginya."
Gala pun melanjutkan perjalanannya menuju mini market.
Setelah Hanna masuk kedalam rumah, Hanna langsung masuk ke kamarnya, cuci muka dan gosok gigi.
Selama Hanna mencuci muka, Hanna tiba-tiba teringat ciuman Gala kepadanya.
Mengingat itu Hanna kesal. Dan saat Hanna sedang menggosok gigi, dia pun teringat dengan ciuman Gala lagi.
Hanna pun memukul-mukul wastafel saat mengingat ciuman itu. Dan melanjutkan gosok giginya.
Setelah selesai, Hanna keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju jendela, dilihatnya Gala yang sedang kembali dari mini market berjalan melewati rumahnya.
Gala Yang sengaja melihat arah rumah Hanna saat melewatinya, melihat Hanna di jendela kamar.
Gala pun melambaikan tangannya, tapi Hanna tidak membalas lambaian tangannya itu, melainkan menutup gorden kamarnya dengan cepat.
Hanna yang berada di belakang gordennya bernafas panjang karena merasa kepergok Gala yang telah di lihatnya.
Handphone Hanna pun berbunyi, dia melihat mendapat pesan dari Gala di layar handphonenya.
"Kenapa? kamu takut melihat aku?," Pesan dari Gala yang dikirimkan ke handphone Hanna.
Hanna bingung harus membalas apa, Hanna pun membiarkan pesan Gala yang tidak dibalasnya itu.
Gala yang masih merasa bersalah karena ciumannya itu, semakin berpikir bahwa dia adalah laki-laki berengsek yang seenaknya mengambil ciuman pertama Hanan.
Sampai di rumah, Gala memarahi dirinya sendiri, seperti
"Aku ini bodoh sekali sih!."
"Kenapa aku dengan seenaknya mencium Hanan tanpa seijinnya."
"Apa tidak ada hal yang tidak payah dari ku selain bermain basket?."
Sambil memegang kepalanya, Gala menyalahkan dirinya sendiri atas ciumannya kepada Hanna.
Malam pun semakin larut, Hanna pun mencoba menghilangkan ingatannya tentang ciuman Gala.
Sama halnya dengan Gala, dia pun mulai tertidur di kamarnya.
Keesokan harinya, Gala berada di rumah Sesha sedang belajar pelajaran sejarah dan PPKn.
Sebelum bimbingan belajarnya bersama Sesha di mulia, Gala bertanya kepada Sesha.
"Sha," Gala memanggil Sesha.
"Apa?," Jawab Sesha santai sambil meletakkan buku di meja.
"Apa semalam Hanna tidak bercerita?."
"Bercerita tentang apa?."
"Apa saja."
"Tidak, memangnya kenapa?."
Mengetahui itu, Gala pun terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Sesha.
"Ada apa kamu dengan Hanna?," Tanya Sesha mengintimidasi Gala.
"Tidak ada apa-apa," jawab Gala santai.
"Ya sudah aku tanya langsung saja pada Hanna," sambil mengambil handphonenya.
"Jangan!," teriak Gala.
Dengan terpaksa Gala mencari alasan agar Sesha tidak mencurigainya.
"Aku dapat bimbingan geografi dan ekonomi dari Hanna, tapi kemarin aku tidak mendengarkan penjelasannya dengan baik, aku pikir Hanan marah akan hal itu, karena dari semalam pesanku belum saja di balas."
Mendengar pengakuan Gala, Sesha pun percaya, lalu dengan singkat, Sesha memberi tahu bahwa Hanna adalah perempuan yang cuek wajar jika pesannya tidak di balas.
Mendengar itu, Gala pun merasa lega melihat Sesha yang percaya pada dirinya dan tidak lagi mencurigainya yang bukan-bukan.
Hari Minggu, Gala belajar sejarah dan PPKn dengan serius, baginya, penjelasan Sesha lebih mudah di pahami dari pada penjelasan dari gurunya.
Setelah selesai belajar, Gala pun langsung pergi berlatih basket untuk pertandingan akhir tahun.
Sedangkan Taka, di hari Minggu siang, dia baru saja pulang dari kantornya yang semalaman lembur mengerjakan pekerjaannya dan langsung tidur di kamarnya.
.....