Minggu, jam dua siang, Taka yang masih tertidur di kamarnya, tidak membalas pesan dari Hanna, Sesha dan juga Goji.
Maka dari itu, Goji dan Sesha menyuruh Hanna untuk pergi ke rumah Taka dan mengajaknya bergabung dengan Sesha dan Goji di kafe tongkrongan yang biasanya mereka kunjungi.
Hanna berdiri di depan pintu rumah Taka, sebelum Hanna memencet bell, Gina yang dari dalam membuka pintu rumah untuk keluar bersama Indra.
"Siang Tante," sapa Hanna kepada Gina.
"Eh.. Hanna, mau cari Taka ya?," Tanya Gina ramah.
"Iya Tante, mau Hanna ajak ngumpul bareng teman-teman sekolah."
"Oh... Masuk saja, Taka ada di atas kok, Tante mau keluar sebentar sama om Indra."
"Baik Tante."
Hanna pun masuk kedalam rumah Taka, sedangkan Gina dan Indra pergi untuk mengambil handphone Gina yang tertinggal di supermarket.
Hanna menuju kamar Taka dan mengetuk pintu, beberapa kali Hanna mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban dari Taka, maka Hanna pun membuka pintu dan masuk kedalam.
Hanna mendapati Taka yang sedang tidur tengkurap di atas kasur tanpa bajunya.
Handphone Hanna berbunyi, mendapat pesan dari Sesha, Hanna pun membalas cepat dan memberitahu Sesha bahwa Taka sedang tidur.
Lalu Sesha pun menelepon Hanna.
"Halo Sha," jawab Hanna.
"Suruh Taka bangun, masak jam segini masih tidur, kebiasaan deh," kata Sesha.
Sesha dan Hanna pun tidak mengetahui jika semalam Taka sedang lembur bekerja dan baru saja tidur jam sebelas siang.
Karena Hanna menurut apa kata Sesha, maka, Hanna menutup telepon Sesha dan mencoba untuk membangunkan Taka.
Dengan perlahan Hanna memanggil nama Taka dan mengetuk pipi Taka dengan telunjuknya.
Beberapa kali Hanna melakukan itu dan Taka pun terbangun.
Taka membuka mata dan melihat Hanna berada di hadapannya, Taka mengira dia sedang berpimpi.
Beberapa detik Taka sadar bahwa dia tidak bermimpi, lalu membalikkan badannya dan menepuk-nepuk kasur, menyuruh Hanna duduk.
Sambil memegang tangan Hanan Yang sedang duduk di sebelahnya tidur, Taka bertanya.
"Tumben, kesini?," Tanya Taka sambil menindih tangan kanannya di belakang kepala.
Melihat Taka yang bertelanjang dada, Hanna pun menjawab pertanyaan Taka dengan melihat kearah pintu kamar.
"Aku ingin mengajakmu berkumpul bersama Sesha dan Goji di tempat biasa, aku tidak tahu kalau kamu sedang tidur, aku sudah mengirim pesan tapi kamu tidak membalasnya, jadi aku inisiatif ke rumah, dan Tante Gina menyuruh ku ke atas untuk menemui mu.
Taka pun mengambil handphonenya yang berada di sebelah meja kasurnya dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kiri Taka masih menggenggam tangan Hanna.
Taka mengecek handphonenya dan menerima pesan dari Hanna, Sesha dan Goji.
Taka pun meminta maaf dan memberitahu bahwa semalam dia sedang lembur bekerja.
Hanna yang tidak mengetahui bahwa Taka sudah bekerja bertanya sejak kapan dia bekerja.
Taka pun menjelaskan kepada Hanna tentang pekerjaannya yang sudah banyak membuahkan hasil itu.
Mendengar itu Hanna merasa bahwa selama ini Taka merahasiakan pekerjaannya itu dan tidak pernah memberitahukan kepadanya.
"Kenapa aku tidak pernah tahu itu?," Tanya Hanna.
"Memangnya yang punya rahasia kamu saja," sambil mencubit manja pipi Hanna.
Dari omongan Taka, Hanna pun tersadar bahwa dirinya juga tidak seratus persen terbuka pada Taka, jadi Hanna pun memaklumi jika rahasia itu adalah bagian dari privasi Taka.
Mengetahui bahwa Taka semalam lembur bekerja dan baru tidur, Hanna yang tidak ingin mengganggu tidur Taka pamit untuk pulang agar Taka bisa melanjutkan tidurnya.
Namun Taka meminta Hanna untuk tinggal sebentar. Hanna pun menuruti apa yang Taka katakan.
Taka pun mengubah posisi tidur tengkurap dengan menaruh kepalanya di paha Hanna, Taka juga meminta Hanna untuk mengusap rambutnya.
Melihat Taka yang terlihat masih lelah, maka Hanna menuruti semua permintaan Taka tersebut.
"Sudah lama Han aku tidak merasakan hal senyaman ini," kata Taka jujur.
Hanna hanya mendengarkan dan terus mengusap rambu Taka dengan penuh kasih sayang.
Taka pun melingkarkan kedua tangannya di pinggang Hanna.
Hanan yang belum pernah di perlakukan seperti itu, melepas lingkaran Taka yang berada di pinggangnya itu, namu Taka tidak ingin melepasnya dan berbicara pada Hanna jika tidak akan terjadi apa-apa.
"Tidak apa-apa Han, jangan takut, aku tidak akan melewati batas."
Mendengar itu, Hanna pun membiarkan kedua tangan Taka itu melingkar di pinggannya dan mengusap rambut Taka kembali.
Taka pun berbicara melanjutkan kalimatnya kepada Hanna.
"Kenapa sih Han kita tidak bisa kembali seperti dulu? Aku bisa gila lama-lama jika seperti ini," dengan nada serius Taka mengeratkan tangannya yang melingkar di pinggang Hanna.
Mendengar Taka berbicara seperti itu, Hanna pun terpekik ketawa sambil menutupi mulutnya dengan tangan kirinya.
Taka pun berkata "eh... kok kamu ketawa, aku serius Han," Taka mendongakkan kepalanya melihat ke arah Hanna sambil menarik tangan Hanna yang menutupi mulutnya itu.
Terlihat bibir Hanna yang masih tersenyum lebar, membuat hati Taka berdebar kencang.
Taka pun bangun dari pangkuan Hanna dan mendekatkan mukanya sedikit demi sedikit ke arah wajah Hanna.
Mengetahui Taka yang akan menciumnya, sebagai manusia yang tidak bisa fokus itu, Hanna malah teringat ciumannya dengan Gala.
Sebelum Taka menciumnya, Hanna mendengar suara mobil Indra yang sudah datang dari supermarket.
Hanna pun langsung berdiri dan menjatuhkan Taka ke lantai "buk." dan Hanna meninggalkan Taka sambil berkata.
"Aku duluan Ka, jika kamu ikut, kita tunggu kamu di cafe biasanya ya."
Belum sampai keluar dari kamarnya, Taka berbicara
"Tunggu aku di bawah Han, aku akan segera bersiap dan kita pergi bersama."
Mendengar itu, Hanna pun lari dari kamar Taka dan segera menunggu Taka di ruang tengah.
Gina dan Indra masuk kedalam rumah dan melihat Hanna yang sedang duduk di sofa berkata.
"Apa dari tadi Taka belum siap?."
"Masih di atas Tante, Katanya akan segera turun."
Agar Hanna tidak menunggu lama, maka Gina menghampiri Taka menuju ke atas.
Sedangkan Indra, menemani Hanna mengobrol sebentar lalu meninggalkan Hanna masuk kedalam kamar.
Selesai itu, Hanna pun mengelus-elus dadanya karena bersyukur tidak ketahuan saat bersama Taka berduaan di kamar.
...
"iya ma," jawab Taka yang mendengar Gina untuk segera turun ke bawah.
Taka pun keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.
Melihat Hanna yang sedang duduk di sofa, Taka langsung mengajak Hanna.
"Ayok Han."
Mereka berdjduatt pamit kepada Gina dan Indra, dan menaiki motor bersama.
Taka merasa sudah lama tidak bersama Hanna seperti ini, tangan Hanan yang memegangi jeaket luarnya itu, di tarik oleh taka untuk berpegangan lebih erat, karena Taka akan melaju cepat.
Satu tangan sebelah kiri Hanna sudah melingkar di badan Taka dan satu tangan Hanna lainnya melingkarkan dengan sendirinya ke badan Taka.
Setelah Hanna melingkarkan kedua tangannya ke badan Taka, Taka pun melajukan motornya lebih cepat.
Mereka seperti layaknya sepasang kekasih. Hanna menyenderkan kepalanya di punggung Taka sambil mengobrol, Taka yang menepuk-nepuk tangan Hanna saat berhenti di lampu merah, Pokoknya mereka seperti sepasang kekasih deh.
"Han," Taka memanggil Hanna dan menyuapinya popcorn saat Hanna menoleh ke arah Taka
Dengan tiba-tiba Hanna pun memakan popcorn yang di suapkan Taka kepadanya, lalu Hanna menyuapi popcorn kepada Sesha, dan bergulir terus hingga Sesha menyuapi popcorn kepada Goji.
Namun waktu Goji ingin menyuapi Taka popcorn, Goji mendapat penolakan dari Taka.
Meskipun hanya teman biasa, mendapat penolakan dari Taka adalah hal yang membuat hati Goji sedih.
Tidak tahu popcornnya akan di suapkan kepada siapa, maka Goji pun akan menyuapi dirinya sendiri.
Namu sebelum Goji memakan popcornnya itu, tiba-tiba datang lah Steffy yang mengambil popcorn yang ada di tangan Goji lalu di makannya, sambil tersenyum melihat Goji yang sedang menatapnya.
Steffy bergabung bersama Hanna, Sesha, Goji dan Taka untuk menonton bioskop bersama.
"Kok Steffy juga disini," kata Goji.
"Saat di cafe, aku menghubungi Steffy untuk bergabung bersama kita menonton bioskop," jawab Hanna.
"Akhirnya personil kita sudah kembali lengkap," kata Sesha.
"Maaf ya, semua, tiba-tiba begini, aku tidak bisa menolak jika Hanna yang meminta," jawab Steffy.
"Jangan hanya Hanna saja dong, kamu juga tidak menolak jika aku yang mengajakmu jalan"
Mendengar Goji meminta Steffy untuk tidak menolak ajakannya suatu saat nanti, semuanya pun tertawa.
Saatnya mereka masuk kedalam studio teater dan menikmati filmnya.
.....