Satu Minggu Gala menjalani hukuman dari Pelatihnya, selama itu Gala tidak cukup makan dan istirahat.
"Lihat, coach benar-benar tidak memberi Gala istirahat, bahkan makan siang pun dia tetap terus menjalani latihan."
Tidak ada satu orangpun dari teman-teman basket membantah pelatih, maka dari itu mereka hanya meninggalkan Gala sendiri di ruang latihan setelah mereka semua selesai berlatih.
Gala melakukan Pull up seratus kali
Goblet Squat seratus kali
Front Squat seratus kali
Romanian Deadlift seratus kali
Dan lima latihan fisik lainnya
Lalu melakukan latihan basket seperti lay up, rebound dan shooting masing-masing seribu kali setiap hari selama satu Minggu.
Memang melakukan semua itu dalam satu hari adalah mustahil, tapi bagi Gala, sebagai laki-laki yang bertanggung jawab dia akan melakukannya dan bertahan hingga satu pekan.
Pelatih tim juga terpaksa memberi hukuman agar menjadikan Gala pemain profesional dan tidak menjadi seenaknya meskipun telah menyandang gelar pemain MVP.
Setelah satu Minggu Gala menjalani hukuman, akhirnya Gala pun jatuh sakit.
Di rumah sakit, Gala diperlakukan baik oleh suster-suster muda yang juga mengagumi Gala sebagai pemain basket.
Setiap kali kunjungan suster untuk mengecek keadaan Gala, mereka meminta foto bersama untuk mengabadikan momen mereka bertemu Gala di rumah sakit.
Hal itu sangat mengganggu Gala, tapi disisi lain Gala tidak ingin mengecewakan penggemarnya, maka Gala mengijinkan para suster untuk mengambil foto bersama secara bergantian.
Gala pun membiarkan para suster meminta foto meski dia sedang mengantuk. Hasil foto pun sangat mengecewakan para suster.
"Lihat hasil fotonya jelek sekali apa hasil fotomu juga sama jeleknya?."
"Iya sama, aku juga jelek, lihat ekspresi wajahnya, dia seperti tidak peduli."
"Lihat punyaku lebih parah, Gala tidak melihat ke arah kamera sekalipun," para suster saling mengecek handphone satu sama lain.
Gala bukan tipe orang yang bisa menyembunyikan perasaannya kepada orang lain, tapi di situasi ini, meskipun Gala risih dengan sikap para suster yang over reaction terhadapnya, Gala tetap memberi kesempatan untuk berfoto dengan memasang muka datarnya.
Meskipun hasil foto tidak sesuai ekspektasi mereka, para suster tetap mengagumi Gala karena ketampanannya.
Jam empat sore, sepulang sekolah, Taka, Hanna, Sesha dan Goji menjenguk Gala di rumah sakit.
Sesha dan Goji datang lebih awal untuk menjenguk Gala.
Melihat Gala terbaring di kamar pasien, Goji pun langsung bereaksi.
"Ga, Apa penyebab kamu sakit karena perkelahian mu dengan Taka?."
"Bukan," jawab Gala jujur.
Namun, lagi-lagi Goji berbicara tentang perkelahian antara Gala dan Taka.
"Apa pukulan Taka di perutmu mengenai jantung mu sehingga kamu jatuh sakit?."
"Aku bilang bukan karena perkelahian ku dengan Taka, dan jantungku itu tidak di dalam perutku ji."
Sesha pun tersenyum mendengar pertanyaan Goji yang super Absurd itu.
"Bagaimana keadaan mu ga?," Tanya Sesha
"Aku baik-baik saja, terimakasih kalian sudah menjenguk, tapi dimana Hanna?."
"Hanna sedang di perjalanan bersama Taka menuju ke sini."
Tak lama kemudian Hanna dan Taka masuk kedalam ruangan Gala.
Baru sampai di ruangan Gala, Hanna pun kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal di mobil Taka.
Hanna membawakan makanan yang telah di buatnya khusus untuk Gala yang sedang sakit tifus.
Sesha pun ikut bersama Hanna sekalian pergi ke toilet. Merekapun meninggalkan Taka dan Goji bersama Gala.
Tertinggal lah, Gala, Taka dan Goji di ruangan. Gala dan Taka saling menatap untuk yang ke tiga kalinya. Melihat itu, Goji pun merasa canggung berada bersama Gala dan Taka yang sedang bertatapan.
Maka dari itu, Goji ijin untuk keluar mencari udara segar, dan meninggalkan mereka berdua di ruangan.
Setelah Goji meninggalkan ruangan, suara pintu yang di tutup Goji mengalihkan pandangan mereka.
Gala pun memulai pembicaraan
"Bagaimana keadaan kamu?."
"Aku sudah tidak apa-apa, terimakasih semalam sudah membawaku ke rumah sakit."
"Sudah aku bilang itu semua karena Hanna."
"Terserah, meski aku berterimakasih jangan pikir aku akan balas Budi."
"Aku tidak memintamu untuk balas Budi, aku hanya menyuruhmu untuk menjauhi Hanna."
"Aku tidak mau, aku tidak akan pernah menyerah untuk Hanna."
"Apa kamu suka padanya?."
"Kamu pikir apa lagi?."
"Sialan, Hanna itu pacar ku," sambil menahan amarah, Taka mengepalkan tangannya.
"Sepertinya, kejeniusanmu itu membuat mu berhalusinasi, aku sudah tahu semuanya, kamu dan Hanna sekarang hanya sebatas teman baik. Jadi jangan pernah menghalangiku, jika kamu ingin kita bersaing, mari kita bersaing secara sehat."
"Baik aku terima, tapi jangan sampai kamu memanfaatkannya."
"Apa maksud mu dengan memanfaatkannya? Apa soal membersihkan keringat ku itu?."
Taka terdiam mendengar pertanyaan Gala, sedangkan Gala terlihat senang melihat Taka semakin kesal.
"Aku bukan memanfaatkannya, aku hanya meminta tolong, apakah kamu tidak pernah di perlakukan Hanna seperti itu?," Lanjut Gala.
"Sialan, aku sudah lebih lama bersama Hanna, kamu jangan sok tahu."
"Lihat saja pasti aku yang akan mendapatkan Hanna," kata Gala percaya diri
"Jangan mimpi kamu," balas Taka sambil menatap Gala sebal.
.....
Hanna dan Sesha telah kembali ke ruang Gala, mereka mendapati Taka yang sedang menindih Gala di atas tempat tidurnya
"Aku tidak akan membiarkanmu merebutnya dariku," teriak Taka kepada Gala.
Melihat Gala yang tidak berdaya, menahan tangan Taka yang sedang mencekik lehernya
Hanna dan Sesha memisahkan Taka dari Gala, tapi kedua kekuatan mereka tidak cukup untuk menahan Taka.
Untung saja Goji datang lebih awal sebelum Sesha pergi untuk mencari pertolongan.
Gala pun batuk-batuk setelah Taka melepaskan tangan dari lehernya, Hanna yang semakin khawatir kepada Gala, menghampiri Gala dan menanyakan bagaimana keadaannya.
Sesha marah kepada Goji karena sudah meninggalkan Taka dan Gala berdua saja. Sesha juga menanyakan kepada Gala dan Taka apa yang sedang terjadi pada mereka.
Tetapi Taka yang langsung pergi meninggalkan ruangan karena melihat Hanna yang sibuk memperhatikan Gala.
Goji dan Sesha pun mengikuti Taka keluar dari ruangan itu.
.....
Kejadian itu berawal dari adu mulut Gala dengan Taka.
"Jangan mimpi kamu."
"Kamu yang halusinasi seharusnya kamu yang mimpi."
"Tutup mulut mu."
"Aku tidak mau tutup mulut."
"Tutup mulutmu atau aku yang akan menutup nya dengan mencekik lehermu."
"Cekik saja kalau bisa."
"Aku serius."
"Kamu pikir aku bercanda."
Mulai dari situlah Taka menaiki badan Gala dan mulai mencekiknya.
"Aku tidak akan memberikan kesempatan untuk mu untuk mendekati Hanna"
"Aku tidak akan membiarkanmu merebutnya dariku."
Untung saja Sesha dan Hanna segera datang, begitulah yang sebenarnya terjadi.
.....