Keesokan harinya, di Minggu pagi hanna benar-benar kecapekan karena casual, jam 8 Hanna baru keluar kamar, tidak biasanya Hanna bangun setelat itu, yang kakek, nenek dan ibunya tahu, Hanna belajar kelompok hingga larut malam bersama teman-temannya, Hanna yang masih mengantuk berjalan menuju dapur untuk sarapan.
"Tadi pagi Taka kesini nyariin kamu," kata kirana, Hanna yang panik bertanya pada kirana "terus, sekarang Takanya di mana Bu?." "ya mana ibu tahu, tadi ibu bilang, kamu masih tidur, jadi dia langsung balik deh."
Setelah makan, Hanna cepat-cepat bersiap ke rumah Taka untuk belajar karena kemarin tidak bisa berkumpul belajar bersama Goji dan Sesha sekaligus ingin menjelaskan dan minta maaf karena tidak membalas pesannya semalam.
Hanna yang sudah tiba di rumah Taka, mengetuk pintu. Taka pun yang sedang berada di dalam segera membuka pintu.
Hanna pun di persilahkan masuk ke dalam. Didalam Hanna sedang belajar, sedangkan Taka lebih tepatnya menemani Hanna belajar.
"bagaimana kerjanya kemarin? Han," tanya Taka.
"seru, aku gak nyangka ternyata kerja seseru itu."
Mendengar itu Taka melempar senyuman pada Hanna, karena merasa senang melihat Hanna terlihat baik-baik saja.
Di sela mereka bicara, Hanna bertanya pada Taka soal pelajaran, Sambil menjawabnya, Taka melanjutkan perbincangan dengan Hanna
"jadi seseru itu sampe gak balas pesan aku?."
Sambil menutup mata, hanna menyatukan kedua tangannya di depan muka seperti gerakan Namaste, Hanna pun meminta maaf pada taka.
"Maaf.... semalem aku langsung tidur gak sempat lihat handphone."
Melihat itu, Hanna terlihat menggemaskan di mata Taka, dengan menurunkan kedua tangan Hanna, Taka memaafkannya "iya, tidak apa-apa Han."
Taka yang tidak mudah marah dan selalu memaafkan kesalahan kecil Hanna meski itu berkali-kali, karena Taka percaya, Hanna tidak mungkin berbuat macam-macam di belakangnya seperti selingkuh, hanya saja dia terlalu khawatir, takut dia kenapa-kenapa karena kecerobohannya dan juga karena dia sangat menyukai Hanna.
Hanna berterimakasih sambil menyilangkan jari berbentuk hati kecil ke arah Taka sambil tertawa.
Taka yang jarang-jarang mendapatkan godaan seperti itu dari Hanna, menutupi mulutnya dengan tangan karena sok malu.
Hanna pun lanjut belajar sedangkan Taka membaca buku di samping Hanna yang sedang mengerjakan soal.
Taka bertanya pada Hanna seperti biasa untuk memastikan apakah tidak ada yang di tanyakan.
"Gimana, aman Han?."
Hanna yang merenggangkan badan sambil mengangkat tangannya ke atas menjawab "Masih aman..."
Sebelum melanjutkan mengerjakan soal yang tinggal dua soal lagi, Hanna mengistirahatkan otaknya sebentar, menaruh kepalanya di atas meja sambil memejamkan mata.
Taka yang mengira Hanna sudah selesai mengerjakan soal, bertanya "udah selesai Han?."
Hanna yang masih menutup matanya menjawab
"Tinggal 2 soal ka." "sini, coba aku koreksi dulu," kata Taka.
Tapi Hanna tidak menjawab pertanyaan Taka, dia sudah tertidur, Taka yang ingin memastikan apakah Hanna benar tertidur, memanggil nama "Hanna."
"Sepertinya Hanna tertidur pulas, dia benar-benar kecapekan," pikir Taka.
Mengetahui itu Taka mengambil bolpoin yang masih tergenggam di tangan Hanna dengan perlahan, lalu mengambil buku Hanna yang tergeletak di atas kepalanya untuk Taka koreksi sekaligus mengerjakan dua soal yang belum di selesaikan Hanna.
Lima belas menit Hanna tertidur, Taka yang selesai mengoreksi dan mengerjakan dua soal Hanna itu memperhatikan Hanna yang sedang tertidur.
Dia merasa kasihan karena mengetahui Hanna kecapekan meski Hanna tidak memberi tahunya, dia mengusap kepala Hanna.
Dengan tidak bermaksud apa-apa, taka ingin menyayangnya dengan tulus sepenuh hatinya, tapi sebelum Taka mencium kepala Hanna, Hanna tiba-tiba terbangun dan tidak sengaja kepalanya membentur hidung Taka sampai berdarah "jedug" begitu lah suara tabrakan kepala Hanna dengan hidung Taka
Taka pun mimisan karena tabrakan itu, Hanna yang panik mengambilkan tisu dan membersihkan darah Taka dan bicara "Aduh.. maaf ya ka... Aku g sengaja, kamu gakpapa?." "iya gakpapa Han, salah aku juga." "lagian kamu ngapain sih kok bisa terbentur kepala aku."
Taka mencari alasan untuk pertanyaan Hanna, lalu Taka menjawab "Aku tadi lihat uban di rambutmu, lalu aku mendekat untuk memastikan apa itu benar uban atau bukan."
Sambil mengacak rambutnya mencari uban, Hanna bertanya ragu "masak sih?." Taka yang tetap berpura-pura menyuruh Hanna mendekat untuk mengecek apakah ada uban di rambutnya.
Taka mengacak rambut Hanna dan mengatakan "oh.. ternyata bukan."
Selesainya Taka mimisan, Hanna kembali mengambil bukunya dan akan melanjutkan dua soal yang belum di kerjakan, tapi yang dia lihat, dua soal itu sudah di kerjakan.
"Ini kamu yang ngerjain ka?," tanya Hanna kepada Taka. "Kamu tidurnya nyenyak banget sih jadi aku pengen bantu karena kamu keliatannya capek banget."
Hanna pun berterimakasih kepada Taka dan mengatakan untuk tidak perlu repot-repot membantunya.
Lalu Taka memberikan penjelasan jawaban soal yang telah ia kerjakan kepada Hanan agar Hanna mengerti.
Selesai itu, Taka yang masih ingin bersama Hanna setelah membantunya mengerjakan soal, Taka mengajak Hanna untuk membaca buku yang baru saja dia beli.
"Aku baru aja beli buku, judulnya the midnight library, mau baca bareng?."
Hanna yang terlebih dulu melihat jam tangannya, karena jam dua siang dia harus casual, dilihatnya jam yang masih menunjukkan pukul dua belas siang, jadi Hanna tidak menolak ajakan Taka untuk membaca buku barunya sebentar.
"Boleh, tapi aku gak bisa lama-lama," kata Hanna, "iya tidak apa-apa, keatas yuk," Taka mengajak Hanna ke kamarnya.
Hanna yang menduga Taka sedang mengajak membaca buku di kamarnya, menolak
"keatas?," Hanna memastikan, "Iya, kamar aku kan di atas." "bacanya di sini aja ah," Hanna menolak, "Eehh... Aku males bolak-balik ambil bukunya Han... Ayok...."
Taka menyeret Hanna berjalan menuju tangga, dengan terpaksa Hanna mengikutinya. di perjalanan menuju kamar Taka bertanya kepada Hanna.
"memangnya kamu hari ini ada acara apa Han?."
"jam 2 aku ada casual." "Casual lagi?," tanya Taka, "Kamu gak capek Han casual terus?," Taka meneruskan.
"capek sih... Tapi aku pengen banget kerja ka.."
"Kan bisa cari kerja lain selain casual Han..."
"ya gimana lagi, orang dapetnya casual."
"kamu pengen kerja part time yang seperti apa, nanti aku bantu cari deh...," Taka menawarkan bantuan.
Hanna yang tidak tahu apa yang sebenarnya pekerjaan yang dia inginkan, dia hanya ingin mendapatkan uang secepatnya.
lalu Hanna pun bilang kepada Taka
"aku jalanin casual aja dulu deh ka."
"yaudah, kalau kamu butuh apa-apa bilang ke Aku ya," kata Taka.
Sesampai di kamar Taka, Taka membuka pintu dan mereka berdua masuk kedalam, Hanna yang pertama kali ke kamar Taka melihat interior kamarnya yang sangat bagus, lantainya bersih dan rapi, tidak seperti kamanya yang selalu berantakan dengan baju-bajunya yang berserakan di atas kasur, belakang pintu dan kamar mandi.
Hanna di persilahkan duduk di sofa sedangkan Taka sedang mengambil bukunya yang berjudul the midnight library.
Taka duduk di sebelah Hanna dan mulai membacakan buku untuk dirinya dan juga Hanna.
"Between life and death there is a library, and within that library, the shelves go on forever. Di antara hidup dan mati ada perpustakaan, dan di dalam perpustakaan itu, rak-raknya ada selamanya."
Taka selalu membacakan versi bahasa Inggrisnya dahulu lalu mentranslatekannya ke dalam bahasa Indonesia.
Hanna yang bersender di bahu Hanna dengan nyaman mendengarkan Taka membacakan buku novel karya Matt Haig itu.
Setelah 30 menit berlalu, Hanna pamit pulang untuk casual, Taka menawarkan untuk mengantarnya pulang sekaligus mengantarnya kerja, namun Hanna menolaknya.
Hanna menolak karena tidak ingin merepotkan Taka lebih banyak, tapi Taka memaksa untuk membiarkan dia mengantarnya.
Akhirnya Hanna pun di antar oleh Taka, sesampainya di depan Hotel, Hanna turun dari motor Taka, Taka yang juga ingin menjemput Hanna sepulang kerja bertanya
"Nanti pulang jam berapa?." dan Hanna pun menjawab "jam sepuluh." "oke, kalau begitu aku pulang dulu, kamu hati-hati ya..."
Setelah Taka pergi meninggalkannya, Hanna pun masuk kedalam lewat pintu samping hotel.
Seperti apa yang dia lakukan kemarin, Hanna menuju divisi linen untuk mengambil uniform terlebih dahulu, lalu dia ke mushola terlebih dahulu untuk sholat dhuhur.
Setelah itu dia menata Chinese ware beserta cutleriesnya di meja, melipat saputangan yang di ajarkan oleh teman-teman casual yang lain, melakukan briefing, dan pada akhirnya waktunya menyajikan makanan ke tamu undangan pun tiba.
Seperti biasa Hanna bekerja dengan sangat baik
"Selamat malam bapak, ibu, menu yang pertama ini adalah Chilled Lobter with Black Caviar and Fresh Fruit sauce, saya permisi untuk menyajikannya pada bapak, ibu di sini."
Hingga pada hidangan soup, dia tidak sengaja menumpahkan sebanyak sepuluh soup yang dia bawa di atas round traynya, karena tersenggol temannya yang sedang berjalan.
Semua soup itu tumpah dan berserakan di lantai, Hanna kebingungan bercampur takut, sambil membersihkan pecahan mangkuk yang terbuat dari keramik itu, kebetulan pak Iwan yang sedang berjalan melihat tumpahan soup yang berserakan di lantai.
"ini kenapa?," tanya pak Iwan.
Hanna yang takut dan menjawab gagap
"mmmaaf pak, ssaya tidak sengaja."
Pak Iwan menyuruh cleaning servis untuk membersihkan lantai yang penuh dengan soup dan pecahan keramik itu, sedangkan pak Iwan menyuruh Hanna kembali ke dapur untuk memerahinya.
"kamu tahu gak sepuluh soup itu harganya berapa?," tanya pak Iwan kepada Hanna, "tidak tahu pak." "Harganya itu puluhan juta!." "saya minta maaf pak, saya enggak sengaja,"
Hanna yang pendiam susah sekali untuk menjelaskan kepada pak Iwan apa yang sebenarnya terjadi.
"Sudahlah, sekarang kamu pulang saja," pak Iwan langsung menyuruh Hanna pulang.
Setelah mendengar pak Iwan menyuruhnya pulang, Hanna makin takut dan deg-degan, berjalan menuju loker sambil menangis, yang dipikirkannya adalah, bagaimana jika dia tidak lagi diberi kesempatan untuk bekerja, bangaimana dengan cara membantu ayahnya. sesampainya di loker Hanna mengirim pesan kepada Taka, meminta agar segera menjemputnya.
"Taka, tolong jemput aku sekarang."
Taka yang masih berada di tempat futsal yang untungnya sedang beristirahat membaca pesan dari Hanna, Dengan cepat Taka membalas pesan dari Hanna. "Tunggu, aku siap-siap dulu," balas Taka.
Taka pun bergegas menjemput Hanna, yang tanpa sadar jam belum menunjukkan pukul sepuluh malam.
Beberapa menit kemudian Taka sampai di depan hotel, tak lama Taka melihat Hanna keluar dari hotel, Taka pun turun dari motornya dan bertanya
"Kok cepet pulangnya, katanya jam sepuluh?."
Hanna yang mendengar pertanyaan Taka membuat Hanna menangis karena mengingat kejadian di dalam, "Huaa... Huaa... Hua..."
Taka yang tidak tahu apa-apa menjadi khawatir melihat Hanna menangis, takut telah terjadi sesuatu yang buruk menimpa Hanna
"Hei... Hei... Kamu kenapa nangis? kamu digangguin orang?."
Hanna belum bisa bicara karena tangisannya yang dalam, yang dia bisa hanya menggelengkan kepalanya. Sambil memeluk Hanna, Taka berkata
"sudah tidak apa-apa... ada aku disini."
Taka mencari tempat agar Hanna bisa duduk, sambil berjalan Taka menenangkannya
"cup dong Han..."
Sambil mengusap air mata Hanna, terdengar suara gemuruh hujan turun, Taka mengajak Hanna mencari tempat untuk berteduh.
Mereka berteduh di halte yang bersebelahan dengan hotel, mereka pun duduk di situ.
Taka melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Hanna yang mulai diam tidak lagi menangis.
Di halte, Taka menunggu Hanna bicara, takut jika dia bertanya, Hanna malah menangis seperti tadi, sepuluh menit berlalu, hujan makin deras, Taka mulai kedinginan tanpa jaketnya.
Hanna melihat Taka menggerak-gerakkan kakinya sambil melipat kedua tangannya di ketiak, bertanya
"Kamu kedinginan?." "tidak," jawab Taka.
Kebohongan Taka membuat Hanna tertawa, melihat Taka yang kedinginan, Hanna melepaskan jaket yang sudah di berikan Taka kepadanya.
Taka yang tidak mau Hanna kedinginan menyuruh Hanna untuk tidak melepaskan jaketnya, tapi Hanna tetap saja melepas jaket yang di berikan Taka kepadanya lalu memakaikannya pada Taka.
Agar Taka tidak cemas pada dirinya nanti kedinginan, Hanna memasukkan kedua tangannya kedalam jaket dan memeluk Taka dengan hangat.
Saat itu sukanya Hanna pada Taka bertambah, dari 70% menjadi 99,998%.
Taka yang pertama kali mendapat pelukan dari Hanna, kaget, deg-degan campur senang, Taka yang mengetahui perasaan Hanna sudah membaik memasukkan kepala Hanna beserta badannya kedalam jaket, itu membuat mereka berdua tertawa.
Lagu Kesempurnaan Cinta - Rizky Febian berputar
Kau dan aku (kau dan aku) tercipta oleh waktu
Hanya untuk saling mencintai
Mungkin kita ditakdirkan bersama
Merajut kasih, menjalin cinta
Berada di pelukanmu, mengajarkanku
Apa artinya kenyamanan, kesempurnaan cinta
Berdua bersamamu, mengajarkanku
Apa artinya kenyamanan, kesempurnaan cinta
...