Chapter 15 - Menyesal

Sesampainya Hanna di rumah, dia masuk kamar, Hanna tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan.

Hanna benar-benar menyesal karena semua perkataannya kepada Taka itu menyakitkan.

Hanna sangat ingin menelepon Taka, tapi tangannya kaku untuk menekan tombol call, dia hanya bisa melihat nama Taka dilayar handphonenya saja. Lalu dia taruh lagi handphonenya di atas kasur dan mengeluh "ah... Bagaimana ini?."

Mengatai dirinya sendiri bodoh "kenapa aku bodoh sekali..."

Memanggil-manggil nama Taka sambil menggapai langit-langit "Takaaaaa... Takaaaaa....."

Penyesalan yang Hanna rasakan pun berhenti ketika nenek memanggilnya untuk meminta bantuan menyiapkan meja makan.

"Han... Tolong bantu siapkan meja makan."

Setelah mendengar teriakkan nenek yang memanggilnya meminta bantuan, Hanna menjawab dan bergegas membantunya "Hanna datang nek....."

Sedangkan di rumah, Taka berada di kamarnya, menggaruk-garuk kepalanya dengan kasar dan teriak "haaaaa."

Mengatai dirinya bodoh "kenapa aku bodoh sekali sih...."

Menyalahkan dirinya sendiri "kalau saja aku tidak menawarkan kata putus, aku dan Hanna pasti masih..... Ah Ini semua salahku."

Jam menunjukkan pukul tengah malam, Hanna yang sedang berada di kamar, bukannya tidur mempersiapkan diri untuk ujian terakhirnya besok, tapi dia malah galau dan menangis, memakai headset dan memutar lagu

Tak Ingin Usai - Keisya Levronka

Ada di sampingku setiap hari

Jadi sandaran ternyaman

Saat ku lemah saat ku lelah

Ho wo wo

Jujur ku tak ingin engkau pergi

Tinggalkan semua usai di sini

Tak tertahan air mata ini

Mengingat semua yang t'lah terjadi

Sambil menangis Hanna tetap terus mendengarkan lagu, bahkan lagu yang tidak ada hubungannya dengan kesedihannya pun, dia tetap terus saja menangis

Peri Kecilku - Ziva Magnolya

benteng begitu tinggi

Sulit untuk kugapai, oh

Aku untuk kamu

Kamu untuk aku

Namun semua, apa mungkin

Iman kita yang berbeda?

Sambil menangis, sesekali Hanna pun ikut menyanyi dengan suara falsnya "Namun semua, apa mungkin Iman kita yang berbeda?."

Saat mendengarkan lagu, Hanna mengingat-ingat kebersamaan saat bersama Taka, dari pertama kali mereka jadian, berangkat sekolah bersama, mengantarnya casual, mengingat saat hujan turun di halte, mengingat Taka menyuapinya bubur, dan semua tentang taka, dia pun menangis hingga tertidur.

Begitu juga dengan Taka, di kamar, dia sedang tengkurap menenggelamkan wajahnya di bantal, berbolak-balik mengganti posisi tidur, karena memikirkan Hanna, tidak jauh beda dengan Hanna yang memutar lagu mellow

Rizky Febian - Hingga Tua Bersama

Ku mohon kembalilah dalam pelukanku

Lihatlah diriku tanpamu

Maafkanlah sayangku

Dengarkan janjiku

Selama jantung ini berdetak

Ku akan selalu menjagamu

Hingga akhir waktu

Selama nafas ini berhembus

Tak akan ada cinta yang lain

Hingga Tua Bersama

Juga mengingat kebersamaan bersama Hanna, menjemputnya pergi ke sekolah, mengingat pukulan kamekamehanya, bermain Xbox bersama, senyum saat mengingat gerakan-gerakan saranghaenya dan semua tentang Hanna.

Bedanya dengan Hanna hanya, dia tidak bisa tidur hingga jam tiga pagi.

Pagi-pagi taka pun telat pergi ke sekolah, Hanna yang sebenarnya sedang menunggu Taka dirumah, tidak kunjung datang menjemputnya, Hanna makin berpikir bahwa, dia dan Taka benar-benar putus, maka, Hanna pun pergi sekolah naik angkutan umum.

Di sekolah, Taka tiba pukul delapan lebih lima belas menit, yang seharusnya masuk sekolah jam delapan pagi, untung saja Taka masih diperbolehkan mengikuti ujian, karena batas maksimal waktu terlambat saat masuk ujian adalah tiga puluh menit.

Di kelas, saat ujian berlangsung, Taka melihat ke arah Hanna, tapi Hanna sama sekali tidak menoleh ke arahnya, itu membuat Taka berpikir kalau dia dan Hanna juga benar-benar sudah putus.

Waktu berjalan cepat, bell berbunyi "Kriiiingggg" waktu mengerjakan soal sudah habis, kini semua murid meninggalkan kelas. Ujian akhir semester sudah usai.

Hanna berjalan keluar kelas, di ikuti oleh Taka yang sedang mencarinya, tapi Hanna keluar begitu cepat sehingga Taka tidak bisa mengikutinya dan kehilangan Hanna.

Taka kembali ke kelas untuk membereskan alat tulis ke dalam tas dan bergegas pulang, dia berpikir, mungkin Hanna sedang ada di halte.

Masih di ruang lingkup sekolah, sebelum Hanna sampai di depan, Hanna tertabrak anak kelas lain yang sedang memegang minuman, baju Hanna basah terkena tumpahan minum yang berwarna merah, "maaf," kata Hanan, anak yang menabrak Hanna pun meminta maaf dan berkata "apakah kamu tidak apa-apa?." Hanna menjawab "tidak apa-apa".

Hanna pun langsung menuju toilet untuk membersihkan bajunya yang terkena tumpahan minum itu.

Di dalam toilet, Hanna sedih karena mengingat tidak lagi ada Taka di sampingnya, Hanna membersihkan bajunya dengan menangis, tak lama ada sekelompok anak yang masuk ke toilet, Hanna yang panik karena sedang menangis, tidak ingin satu orang pun tahu kalau dia sedang menangis, Hanna masuk ke dalam toilet, menutup pintunya dan duduk di kloset duduk sebelum terlihat oleh anak-anak yang akan masuk toilet.

Hanna mendengar percakapan mereka yang sedang berbicara, Diantara sekelompok anak itu terdengar suara Steffy berbicara.

"aku kesal dengan anak yang bernama Hanna, dia tidak lebih baik dari aku, tapi Taka menyukainya, lebih dari aku menyukai Taka, apa sih yang dilihat Taka dari bocah itu, sialan."

Dengan nada marah, Steffy menggebrak keramik wastafel, mendengar itu, di dalam toilet Hanna kaget, dia tidak menyangka bahwa kebaikan Steffy selama ini bukan di dasari dengan hati yang tulus, melainkan karena Steffy ingin merebut Taka darinya.

Lalu Steffy dan teman-temannya keluar dari toilet. Mengetahui sudah tidak ada suara Steffy, Hanna pun keluar, dia berpikir selama ini yang di pikirkannya tentang Taka adalah salah paham.

Melihat Hanna tidak ada di halte, Taka berpikir bahwa Hanna sudah lebih dulu pulang, maka Taka pun pulang ke rumah.

.....