Chereads / Hanna's first love (Bahasa Indonesia) / Chapter 20 - Pelecehan Seksual, Bertemu Gala

Chapter 20 - Pelecehan Seksual, Bertemu Gala

Libur panjang tengah semester pun sudah berakhir, hari ini adalah hari pertama Hanna masuk sekolah untuk semester dua.

Di hari pertama masuk sekolah, jam ke dua pelajaran ekonomi di kelas Hanna sudah mulai mendapatkan tugas, tugasnya yaitu membuat kelompok berisikan tiga orang untuk mempresentasikan pekerjaannya di depan kelas Minggu depan, masing-masing kelompok mendapatkan materi berbeda yang sudah di tentukan oleh guru, sedangkan kelompok Hanna yang berisikan, Hanna, Goji dan Sesha itu mendapat materi tentang krisis ekonomi.

Jam pelajaran ke dua pun selesai, bell istirahat berbunyi.

"Sha aku mau pinjam seragam SMP kamu, masih ada tidak?." "Tidak tahu deh, memangnya untuk apa?." "Akan aku pakai untuk pemotretan." "Kok pakai seragam SMP, memangnha pemotretan apa?."

Hanna pun menjelaskan semua kepada Sesha, setelah mendengarkan penjelasan dari Hanna, Sesha malah tertawa "huwahahaha, memang badan kamu itu SMP banget Han."

Sesha akan meminjamkan seragam SMPnya kepada Hanna selesai dia mencarinya nanti "nanti kalau ketemu, aku kasih kabar kamu lewat pesan ya," jelas Sesha. Merekapun pergi ke kantin bersama.

Waktu berjalan begitu cepat, hari Sabtu pun tiba, pulang sekolah Hanna langsung menuju tempat pemotretan.

Setelah tiba di tempat pemotretan, Hanna pun masuk kedalam "Permisi, saya kemari untuk pemotretan les bimbingan belajar" Hanna pun di persilahkan duduk untuk menunggu karena semua orang masih sibuk mempersiapkan pemotretan.

Pemotretannya berada di dalam rumah, selain Hanna ada beberapa orang yang terlibat di pemotretan hari itu yaitu, fotografer, Make Up Artist dan beberapa orang yang sedang mensetting ruangan untuk lighting, properti dan lain sebagainya.

Kira-kira sekitar sepuluh orang yang berada di dalam rumah itu.

Tak lama Hanna duduk, datanglah Aca, seorang anak SMP perempuan yang juga menjadi salah satu model pemotretan untuk lembaga les bimbingan belajar, Hanna dan Aca pun bertemu dan berkenalan, mereka saling menanyakan tempat tinggal, sekolah dan tentang pemotretan.

Sebelum Aca masuk kedalam dan bertemu Hanna, seorang laki-laki telah berbicara kepada salah satu rekan kerja lainnya "yang baru datang ini lebih cantik dari pada yang duduk, lihat saja." Perkataan itu tidak terdengar oleh Hanna yang sedang sibuk dengan handphonenya.

Pemotretan pertama di mulai yang akan di lakukan oleh Hanan terlebih dahulu lalu diikuti oleh Aca. Setelah mereka selesai pemotretan, Hanna duduk di ruang fitting room dan berSelfie, karena Hanna menyukai makeupnya yang terlihat bagus, maka momen hari itu harus di abadikan, sedangkan Aca sedang mengganti bajunya di ruangan kotak kecil yang berada di satu ruang dengan Hanna.

Hanna yang sibuk dengan handphonenya, mendengar jeritan Aca, Hanna langsung berdiri dan membuka kotak fitting room yang berpintu tirai itu.

Hanna mendapati ada seorang laki-laki di dalam fitting room bersama Aca, Hanna tidak tahu apa yang dilakukan laki-laki itu kepada Aca, Hanna hanya melihat badan Aca yang tidak terlihat karena tertutup badan besar laki-laki itu.

Tanpa berpikir panjang Hanna pun menarik sekuat tenaga baju laki-laki tersebut, tanpa takut Hanna mengancam laki-laki itu dan memotret wajahnya dengan kamera handphonenya "jika kamu macam-macam akan saya laporkan kamu kepolisi," tegas Hanna sambil menatap benci kepada laki-laki itu.

Laki-laki itu pun menjauh dan keluar dari ruangan. Aca yang masih di dalam tirai kotak fitting room gemetar dan menangis, melihat itu, Hanna memeluk Aca dan menenangkannya.

"Ca apa kamu tidak apa-apa?," Tanya Hanna kepada Aca, Aca yang masih menangis hanya bisa menggelengkan kepala. Setelah beberapa menit Aca lebih tenang, Hanna pun menawarkannya untuk melaporkan kejadian itu kepada polisi tapi Aca menolak, Aca tidak ingin memberi kesaksian karena terlebih dulu merasa malu dan tidak ingin jika kejadian itu tersebar. Mendengar itu Hanna merasa tidak terima dan hanya bisa memeluk Aca dengan mata berkaca-kaca.

Pukul empat sore Hanna turun dari bis, dari halte dekat rumahnya Hanna berjalan pulang. Di perjalanan, Hanna berpikir apa yang seharusnya dia lakukan, jika bertemu dengan orang yang kepribadiannya seperti Aca yang tidak mau melawan saat mendapatkan pelecehan seksual suatu saat nanti.

Meski kejadian yang Aca alami itu Hanna berusaha menolong dengan menarik laki-laki dan mengancamnya tetapi Hanna tetap merasa bersalah karena membiarkan laki-laki itu pergi begitu saja.

Kekesalannya itu, Hanna menendang batu yang berada tepat di depan jalannya.

"Au!," Seseorang terkena batu yang di tendang Hanna.

Hanna menendang batu itu mengenai kepala seorang laki-laki bertubuh tinggi dan kekar sedang berolahraga lari, dia adalah Gala. Gala adalah anak komplek yang rumahnya tidak jauh dari rumah Hanna, hanya saja mereka tidak pernah bertemu.

Sebelum Gala memarahi Hanna karena perbuatannya itu, Hanna pun berlari kencang meninggalkan jalan yang di lewatinya itu. Gala yang berteriak "Hei... Hei.....!!!!!!." Tidak menahan Hanna yang terus saja berlari.

Sambil menggosok-gosokkan tangan ke kepalanya, Gala bicara sendiri "Ah... Sakit banget, dasar cewek gak jelas," Gala pun meneruskan larinya.

Hanna yang sudah dari tadi sudah sampai di rumahnya, membantu neneknya menyiapkan makanan, pukul lima lebih sepuluh menit Hanna keluar untuk membuang sampah di tempat sampah yang berada di depan rumahnya.

Kebetulan Gala berlari melewati rumah Hanna, gala pun bertemu lagi dengan Hanan saat Hanna membuang sampah, Hanna yang tidak sadar bahwa orang itu adalah Gala yang tadi terkena batu karenanya, berjalan kembali dengan santai setelah membuang sampah.

Gala yang mengingat betul wajah perempuan yang menendang batu ke arahnya itu menegur Hanna di hadapannya

"Hei.. kamu yang tadi menendang batu kearah ku." Mendengar itu Hanna panik, Hanna menatap tingginya Gala yang melebihi Taka itu ingin sekali kabur dari hadapan Gala tetapi kakinya kaku berat untuk melangkah.

Mereka berdua saling menatap, hembusan angin di sore itu pun tidak mengalihkan pandangan mereka berdua.

Hanna menatap Gala karena dia panik dan terpatung takut, sedangkan Gala menatap Hanna karena menyadari bahwa wajah Hanna begitu cantik, sampai nenek memanggil Hanna karena tidak kunjung kembali membuang sampah "Hanna....," Teriak nenek.

Mendengar teriakan nenek, Hanna pun membuat gerakan Namaste sambil menutup matanya dan mengucapkan kata minta maaf kepada Gala tanpa menjelaskan apapun, lalu Hanna cepat-cepat masuk kedalam rumah tanpa menunggu balasan Gala untuk memaafkannya.

"Hei.. tunggu..," teriak Gala sambil menunjuk kearah Hanna.

Sebenarnya Gala tidak bermaksud memarahi Hanna, melainkan hanya ingin bertanya namanya saja. karena Hanna sudah masuk ke dalam rumah, Gala pun kembali pulang karena langit sudah mulai gelap.

Hari itu adalah hari yang penuh tragedi bagi Hanna, mulai dari kejadian pelecehan seksual sampai tendangan batunya mengenai orang yang tidak dia kenal.

.....