Hari libur telah tiba, selama liburan Hanna sibuk dengan orderan online shopnya, selain menjadi reseller, Hanna mencari lomba menulis di internet, seperti membuat pantun, puisi dan cerita pendek.
Seperti yang di katakan Taka, suatu saat nanti pasti tulisannya akan mendapatkan juara.
Dan apa yang dikatakan Taka itu benar, Hanna mendapat juara harapan untuk lomba puisi yang bertema cinta
Menunggu datangnya cinta
Cerita cinta dimulai hari selasa
Pandangan pertama di desa Ujungpangkah
Seorang gadis layla namanya
Sang arjuna mulai jatuh cinta
Pergi bersama liburan ke kota
Tiba di kota menjadi kekasih
Harapan sirna kembali kerumah
Orang tua tak merestui
Menahan ego diri sendiri
Agar menjadi anak yang berbakti
Menangisi sang kekasih
Karna sakit patah hati
Tanpa arah masih terkendali
Gadis depresi terobati
Malam tak segelap warna hitam
Awan mendung bergeser keselatan
Senyum paksa dibuat-buat
Agar kesedihan tidak terungkap
Lari kaki injak batu
Lelah hati tanpa rasa
Iklas pergi lekas kembali
Menunggu hati kapan jatuh cinta lagi
Uang dari kerja keras Hanna sedikit demi sedikit mulai terkumpul, hari Sabtu Hanna berencana untuk mengunjungi ayahnya di desa tanpa minta ijin ibu, kakek atau neneknya.
Saat hari Sabtu tiba, pagi-pagi Hanna mencari alasan yang tepat untuk keluar seharian, maka Hanna berpamitan pada ibu dan neneknya yang sedang menyiapkan sarapan, bahwa dia akan pergi ke rumah Sesha "bu Hanna mau pergi ke rumah Sesha," ijin Hanna kepada Kirana "pagi-pagi begini?," Kirana heran "iya," Hanna menjawab bohong.
Dengan buru-buru Hanan langsung keluar rumah, itu membuat Kirana curiga pada Hanna, dua kali Hanna melakukan hal yang sama di pagi hari dengan buru-buru.
Tidak sabar bertemu ayahnya, selama perjalanan Hanna sangat bahagia, akhirnya bisa bertemu ayahnya lagi dan ingin memberikan sedikit uang pada ayahnya dari jerih payahnya itu.
Setelah sampai di desa, Hanna bertemu dengan ayahnya, mereka berdua menghabiskan waktu bersama seharian, memasak bersama, membersihkan rumah, Hingga Hanna tertidur, sedangkan ayahnya melanjutkan aktifitasnya di ruang kerjanya, menghitung tagihan-tagihan yang belum dibayarnya, juga masih mengurus distributor sayur yang sampai saat ini masih berjalan.
Jam sudah menunjukkan pukul 17:00 dan Hanna baru saja bangun dari tidurnya, Hanna mengecek jam di handphonenya, melihat sudah pukul lima sore, Hanna pun panik, ayahnya yang sedang menyiapkan makan malam untuk Hanna, menyuruh Hanna untuk mandi dan bersiap makan malam
"Sudah bangun kamu nak?, kamu mandi dulu, sholat, lalu kita makan malam bersama," kata Haris
"Ayah kok tidak membangunkan Hanna?," komplain Hanna karena seharusnya dia kembali ke kota jam empat sore.
"tidurmu pulas sekali, mana ayah tega membangunkanmu."
Hanna pun menerima keterlambatannya pulang ke kota dan segera mandi, sholat lalu makan bersama ayahnya.
Setelah itu Hanna pamit untuk kembali pulang, tapi ayahnya tidak mengijinkannya. Haris menyuruh Hanna untuk menginap, tetapi Hanna menolaknya.
Hanna harus pulang kerumahnya, Hanna tidak mau ibunya tahu kalau dia berkunjung ke desa. Hanna pun meyakinkan ayahnya agar ayahnya tidak khawatir kepadanya bila pulang larut.
Akhirnya Haris pun mengijinkan, karena dipikiran Haris mungkin Hanna sedang ada keperluan jadi harus segera pulang.
Hanna pun pulang setelah magrib, sebelum pulang, Hanna memberikan uang kepada ayahnya senilai lima juta rupiah cash.
Haris shock melihat Hanna mempunyai uang begitu banyak, Haris khawatir, darimana Hanna mendapatkan uang itu, bahkan uang saku sebulan yang dia berikan pada Hanna tidak sebanyak itu.
lalu Haris pun bertanya kepada Hanna "kamu dapat dari mana uang ini nak?."
Hanna tidak ingin Haris khawatir, Hanna pun memberitahu Haris bahwa dia mendapatkan uang dari mengikuti lomba menulis dan menjadi reseller.
Mendengar penjelasan Hanna, Haris menangis tersedu-sedu, Haris tidak tega melihat anaknya yang berjuang untuk dirinya, disisi lain Haris bahagia, karena dia mempunyai anak yang berhati malaikat itu.
Melihat ayahnya menangis, Hanna bertanya "ayah kenapa menangis."
Sambil mengusap air matanya Haris menjawab pertanyaan Hanna dan menolak uang pemberian anaknya itu "ayah bangga mempunyai anak yang hebat seperti kamu nak, jadi maafkan ayah jika ayah tidak bisa menerima ini."
Haris pun memberitahu Hanna agar uangnya di tabung untuk keperluan Hanna sendiri nanti, Haris berbicara panjang lebar untuk menolak uang pemberian dari Hanna.
Haris sangat menyayangi Hanan lebih dari dirinya, Haris juga tidak ingin membebankan masalah kepada anak sematawayangnya itu.
Sebagai laki-laki Haris harus bisa mencukupi segalanya, jika dia tidak bisa, paling tidak dia tidak ingin merepotkan orang lain apa lagi itu Hanna.
Begitulah sifat egois Haris, sebenarnya Hanna tidak suka dengan ayahnya yang seperti itu, seolah-olah tidak membutuhkan bantuan darinya, dari situ Hanna berpikir, apakah pertengkaran antara ayah dan ibunya itu salah satunya karena keegoisan ayahnya.
Karena sudah semakin malam, Hanna harus segera pulang. Hanna diantar ayahnya sampai stasiun, dan kereta berangkat tepat pukul 7 malam.
Di dalam kereta Hanna berpikir bahwa pertengkaran ayah dan ibunya itu, tidak sepenuhnya salah Kirana, meskipun ibunya yang sangat kaku dan keras seperti batu itu terlihat salah di mata Hanna, tetapi Hanna berpikir ulang, ayahnya pun tidak kalah egoisnya.
Dan untuk kepastiannya apa yang sebenarnya ayah dan ibu Hanna permasalahkan, Hanna pun belum mengetahuinya.
Jam menunjukkan pukul sebelas malam lebih sepuluh menit, ibu Hanna sudah menunggunya pulang di teras depan "dari mana kamu?," tanya Kirana, "maaf Bu Hanna tidak memberi kabar," jawab Hanna "dari mana kamu?!," tanya Kirana sekali lagi dengan membentak Hanna karena Merasa pertanyaannya tidak terjawab, lalu Hanna tetap menjawab dengan kebohongan "dari rumah sesha Bu."
Kirana yang tahu bahwa Hanna berbohong, dia makin marah kepada Hanna.
Kirana tahu bahwa Hanna tidak pergi ke rumah sesha melainkan menemui ayahnya di desa.
Kirana sudah mengetahui itu karena melacak posisi handphone Hanna dari handphonenya.
"ibu tahu kamu ke desa menemui ayah kamu kan? Kamu tidak hanya berbohong pada ibu, tapi kepada Kakek dan nenek juga," bentak Kirana.
Kirana tidak memberikan Hanna kesempatan untuk bicara dan terus saja dia memarahi Hanna
"apa kamu tahu pergi ke desa sendirian itu berbahaya! bagaimana kalau terjadi apa-apa sama kamu di perjalanan? Jika kamu kangen sama ayahmu, biar dia saja yang berkunjung ke sini, mengerti kamu?."
Hanna yang sudah tidak lagi ingin menjelaskan panjang lebar pada Kirana, tanpa berpikir panjang, Hanna langsung pergi lagi entah kemana, di ikuti hujan turun dengan lebat, Kirana yang berteriak memanggil Hanan, tidak lagi di dengar oleh Hanna.
Jika Hanna bisa menjelaskan pada ibunya, Hanna ingin sekali berkata jika dia sangat khawatir pada ayahnya, Hanna berusaha keras agar ayah dan ibunya kembali bersama, tapi kalimat itu semua tidak bisa keluar dari mulut Hanna, itu semua hanya bisa di simpan di hati Hanna saja.
Di tengah hujan Hanna tidak tahu harus kemana, jika ke rumah Sesha, ini sudah hampir tengah malam, Hanna tidak ingin merepotkan Sesha, jadi dengan terpaksa Hanna menghubungi Taka dengan mengirim pesan pada Taka.
Hanna pun berjalan menuju rumah Taka, untung saja Taka yang masih sibuk dengan laptopnya melihat pesan yang ada di handphonenya.
Terlihat di handphonenya ada pesan dari Hanna dan membacanya, Taka pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan bergegas menemui Hanna di bawah.
Taka membuka pintu dan mendapati Hanna yang basah kuyup, Taka mempersilahkan Hanna masuk memberikan handuk dan pakaian kering.
Di kamar Taka, Hanna mengganti baju basahnya dengan baju kering Taka di kamar mandi. Setelah Hanna selesai mengganti bajunya yang basa, Hanna pun keluar dari kamar mandi, dan berkata
"ka, gak ada baju yang lebih kecil dari ini?."
Taka yang badannya sangat tinggi dan besar, memang tidak mempunyai baju yang lebih kecil dari itu "itu yang paling kecil Han, mau aku ambilkan baju mama?," kata Taka.
Hanna yang menolak karena takut ketahuan berada di rumah Taka tengah malam "jangan, ini saja..."
Tidak tahu kenapa Taka merasa senang melihat Hanna sedang memakai bajunya yang terlihat kedodoran di badan Hanna, membuat Hanna makin menggemaskan di mata Taka, tapi Taka teringat bahwa Hanna bukan lagi pacarannya.
Lalu Hanna duduk di sofa sambil meminum teh hangat yang sudah di siapkan Taka untuk menghangatkan badannya.
Mulailah Taka bertanya apa yang sedang terjadi pada Hanna
"Kamu kenapa hujan-hujanan di tengah malam Han?," tanya Taka kepada Hanna
"Maaf ya Taka, aku selalu saja merepotkan kamu,"
"Aku senang kok direpotkan, aku pikir kamu sudah tidak mau lagi berteman dengan aku," balas Taka.
Hanna yang sedikit merasa canggung, mengingat Taka bukan lagi pacarnya, apa lagi sedang berada di kamar Taka di waktu malam.
Hanna mengalihkan pembicaraan untuk segera tidur, namu Taka kaget dan bertanya "kamu gak pulang kerumah?."
Hanna yang memohon untuk tidur di rumah Taka semalam saja "aku tidur di sini semalam saja ya Taka, kumohon..."
Sambil menempelkan kedua tangannya seperti gerakan Namaste yang sering di lakukan Hanan setiap kali meminta maaf pada Taka atau memohon seperti sekarang.
Taka mulai mengingat kenangan-kenangan saat bersama Hanna, inilah saatnya Taka mendapatkan Hanna kembali "tapi ada syaratnya," kata Taka.
Hanna tidak menyangka jika Taka tidak membiarkan dirinya tinggal dengan cuma-cuma.
Hanna sudah berpikir yang aneh-aneh, bahwa Taka akan meminta Hanna untuk tidur bersamanya, tapi pikiran itu langsung Hanna hilangkan, karena Hanna tahu Taka bukan orang yang seperti itu.
Hanna pun menanyakan apa syaratnya "syarat apa?."
"Aku mau kita kembali seperti sebelumnya, kita pacaran lagi," jawab Taka serius.
Mendengar itu, dugaannya kepada Taka yang ingin tidur bersamanya memang salah, dan Hanna berbicara di dalam hati "apa itu artinya tanpa aku sadari, aku yang menginginkan tidur bersama Taka?." Hanna pun menutup matanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat itu Taka beranggapan kalau Hanna sudah tidak mau lagi bersamanya dan bicara kepada Hanna.
"Jadi kamu tidak mau lagi pacaran dengan aku ya Han?."
Hanna yang ingin menjelaskan kesalah pahaman ini tapi sulit sekali untuk di jelaskan dan Hanna hanya bisa berkata "bukan seperti itu."
Taka yang tidak ingin memaksa Hanna untuk menerimanya kembali, berkata "aku ngerti kok Han, kamu istirahat aja ini sudah malam."
Hanna yang tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menganggukkan kepala dan tidur di sofa.
Mengetahui Hanna tidur di sofa Taka menyuruhnya untuk tidur di tempat tidurnya
"Tidurlah di kasur Han, biar nanti aku yang tidur di sofa."
Hanna tidak enak jika dia tidur di kasur, jadi Hanna tetap memaksa tidur di sofa meski Taka memaksanya tidur di kasurnya.
Taka pun kembali melanjutkan pekerjaannya yang sudah lama dia buat, yaitu membuat aplikasi game online.
Melihat Hanna yang sudah tertidur lelap, Taka tidak tega melihat Hanna tidur di sofa, jadi Taka mengangkat tubuh Hanna yang mungil itu, di pindahkannya ke kasur.
Lalu melanjutkan pekerjaannya lagi membuat aplikasi game online.
....