Keesokan harinya, Taka yang sebenarnya tidak ada kegiatan sama sekali, di rumah hanya mondar-mandir.
Dari kamarnya, Taka menuju dapur, lalu dari dapur menuju ke toilet dan dari toilet, Taka berjalan ke halaman belakang, lalu Taka kembali lagi ke dapur untuk mengambil minum.
Lalu Taka menonton tv, mengerjakan tugas yang seharusnya di kerjakan bersama nanti malam dan bermain Xbox.
Setelah Taka bosan bermain Xbox, dia mulai memainkan gitar dan bernyanyi. Sampai waktu belajar bersama tiba.
Tidak tahu kenapa teman-teman datang lebih awal, yang seharusnya datang pukul 7, mereka datang pukul 6.
Taka yang sehabis sholat Maghrib membuka pintu dan mendapati Sesha dan Goji sudah datang ke rumah.
"Kalian kok sudah datang?."
"Nanti jam 7 ada acara birthday party teman SD ku, rumahnya dekat sini, jadi aku ajak Goji datang lebih awal," jawab Sesha menjelaskan
"Iya, aku di ajak Sesha ke party juga nanti, jadi aku mau deh datang lebih awal," Goji menambahi.
"Apa kamu dan Hanna mau ikut juga?," Tanya Sesha kepada Taka.
Namun, dengan alasan yang tepat Taka menolaknya.
"Terimakasih, tapi tidak Sha, aku sama Hanna tidak ikut, ada yang perlu dibahas nanti soal pelajaran, lagi pula Hanna tidak akan mau pergi ke party orang yang tidak dia kenal," jelas Taka.
"Ada yang di bahas apa ada yang di bahas? Bilang saja lagi PDKT maunya berduaan," Goji menggoda.
"Apa sih, enggak kok," Taka yang menyangkal perasaannya.
Tapi Goji terus saja menggoda Taka dengan memberi tahu bahwa dirinya, Sesha dan semua anak di kelas sudah tahu soal perasaan Taka kepada Hanna.
Taka malu dan masih menyangkal, tetapi Goji tetap tidak percaya terhadap pengakuan Taka.
Mereka berdua saling bergelut, bertingkah seperti anak anjing dan kucing yang sedang bertengkar, sedangkan Sesha tidak peduli dengan tingkah kekanak-kanakan mereka berdua dan langsung masuk ke ruang tengah untuk mulai mengerjakan tugas.
Di ruang tengah, Taka, Goji dan Sesha berkumpul. Sesha dan Goji sedang serius mengerjakan tugas mereka sedangkan Taka hanya membolak-balikkan buku dan sering mengecek handphonenya hanya untuk melihat jam.
"Masih setengah jam lagi ka," Goji berbicara sambil mengerjakan tugasnya.
"Kamu mau nunggu Hanna dulu baru mengerjakan tugas?," Sesha pun bicara sambil melirik Taka.
"Aku sudah selesai mengerjakannya," jawab Taka sambil menutup buku yang dibolak-baliknya itu.
Mendengar Taka sudah selesai mengerjakan, Goji mengambil buku Taka dan langsung mencoteknya.
"Wah suhu memang berbeda," kata Goji.
Sesha pun memuji Taka yang sudah selesai mengerjakan tugas.
"Aku pikir kamu tidak akan mengerjakan tugas hingga Hanna datang," sahut Sesha
mendengar itu, Goji cekikikan dan berkata "kan...? Kita sudah tahu..!."
Jam menunjukkan pukul tujuh malam, Sesha dan Goji baru saja menyelesaikan tugas, dan Hanna pun belum juga datang.
"Aaaaaahh... Akhirnya selesai juga, let's go to the party," Goji berbicara sendiri, Sesha pun pamit untuk pulang
"Hati-hati ya kalian," jawab Taka.
Beberapa menit Sesha dan Goji pulang, Hanna pun tiba di depan rumah Taka, bell rumah berbunyi, Taka yang baru menutup pintu bergegas membuka kembali, di dapati Hanna yang terlihat biasa saja seperti hari biasanya, tetapi di imata Taka malam itu Hanna terlihat manis sedang berdiri di depan pintunya.
"Kok baru datang jam segini?."
"Hehe telat 10 menit," jawab Hanna santai.
Taka pun mempersilahkan Hanna masuk "ayo masuk."
Hanna berjalan menuju ruang tengah yang sudah biasa menjadi tempat belajar kelompok mereka bersama teman-teman dan melihat tidak ada Sesha dan Goji di ruang itu, Hanna bertanya
"Sesha dan Goji belum datang?."
"Mereka sudah pulang," jawab Taka.
"Kok tidak ada yang kasih aku kabar kalau datangnya lebih awal?," Hanna mengeluh.
"Maaf, kita terlalu konsentrasi belajar," jawab Taka sambil melempar senyuman.
Hanna pun duduk dan mulai mengerjakan tugas, Taka dengan leluasa memperhatikan Hanna yang sedang serius mengerjakan tugas, sesekali dia mengecek pekerjaan Hanna apakah dia mengerjakan dengan benar atau tidak, dan membantu saat Hanna sedang kesulitan
"Aman Han?," Tanya Taka perhatian.
"Masih aman," jawab Hanna sambil terus mengerjakan.
Disela Hanna mengerjakan tugas, Taka membetulkan rambut Hanna agar tidak menghalangi matanya, dari situ Hanna merasakan sesuatu sinyal dari Taka. Taka saat ini merasa nyaman ada di dekat Hanna dan senang bisa membantunya belajar. di tengah Hanna mengerjakan soal, Taka menanyakan dari mana Hanna belajar meninju hesa waktu itu,
"Han?."
Sambil serius mengerjakan tugas Hanna menjawab
"Apa?."
"Aku penasaran darimana kamu belajar meninju Hesa waktu itu?," tanya Taka.
Hanna diam karena sedang fokus mengerjakan soal terakhir. Taka pun terus saja berbicara pada Hanna
"Kamu belajar karate?."
"Tidak, aku hanya sering main Tekken di PS3."
Taka yang mendengar jawaban Hanna sontak tertawa terbahak-bahak, Hanna pun tertawa, diselawa tawa mereka, Taka menggapai tangan Hanna, memegangnya dan berkata.
"Dengan tangan sekecil ini apa cukup sakit menerima pukulanmu?."
Hanna tidak mendengar apa yang Taka katakan barusan, Hanna hanya melihat tangannya yang tergenggam di tangan Taka, menahan debaran jantungnya yang takut terdengar Taka, mencari alasan untuk tidak terlihat salah tingkah di depan Taka, maka Hanna mencoba bertanya soal yang terakhir dia kerjakan pada Taka, berharap Taka melepaskan genggaman tangannya dan beralih membantunya untuk memecahkan soal terakhir
"ini nomer terakhir gimana ya ka?."
Taka melihat soal terakhir lalu membantu Hanna menjawabnya, Taka menjelaskan semua jawaban soal akhir sambil tetap menggenggam tangan Hanna dan mengelus lembut tangannya
"nomer terakhir ya..., Jadi nomer terakhir itu,
Diketahui :
m = 2 kg
a = 5m/s²
F1 = 10 N
F2 = 40 N
Lalu ditanya F3 nya berapa
Dari gambar, ini memiliki W = m = m.g
Dan N
Maka ΣFx = m.a
Sehingga :
F1 + F2 – F3 = m.a
10 + 40 – F3 = 2.5
50 – F3 = 10
bagaimana, apakah kamu sudah paham?," tanya Taka
Hannah menjawabnya dengan anggukan kepala, setelah selesai mengerjakan PR Hanna menanyakan ke anehan sikap Taka yang tidak seperti biasanya
"ka?."
"iya Han?," Taka menjawab sambil menatap Hanna.
"kamu kenapa? hari ini sepertinya beda," Hanna bertanya, "masak sih," jawab Taka dengan santai.
"aneh saja." lalu Taka bertanya "apa kamu merasa aku aneh?." "bukan, maksud aku, sikap kamu tidak seperti biasanya," kata Hanna
Taka pun menjelaskan bahwa, sikapnya sama sekali tidak aneh, hanya saja Hanna baru menyadarinya.
Lalu Hanna pun tersadar, memang selama ini sikap taka tidak berubah, tetapi dirinya saja yang selama ini tidak peka.
"kamu tuh lama banget sih peka nya Han, semua anak di kelas saja tahu." "Sesha dan Goji juga?," tanya Hanna.
Taka menganggukkan kepalanya, yang berarti iya, sambil tidak melepaskan tangan Hanna, Taka berkata "bagaimana Han?." lalu Hanna menjawab "bagaimana apanya ka?." "jadi bagaimana?," Taka terus bertanya, "apanya?," Hanna kembali tanya, lalu Taka memberanikan diri untuk bicara terus terang kepada Hanna "kira-kira bisa tidam aku menjadi pacar kamu?."
Hanna terdiam, Taka pun menanyakannya sekali lagi
"bagaimana Han? bisa tidak?."
Hanna yang tidak tahu harus menjawab apa menjawab "aku tidak tahu ka." "kok tidak tahu?," tanya Taka, "aku tidak tahu harus menjawab apa," jawab Hanna. lalu Taka mencoba membantu Hanna untuk menjawab pertanyaan dengan bertanya "sekarang aku tanya, menurut kamu aku orangnya bagaimana?."
Dengan malu Hanna menjawab jujur
"kamu itu... pintar..." "terus?," tanya Taka tidak puas
lalu Hanna kembali menjawab "baik...." "teruss?."
"sopan..."
"terus?."
Dan dengan nada pelan Hanna menjawab
"dan kamu itu.... gan... teng..."
Mendapat pengakuan ganteng dari Hanna, Taka makin pede dan sok tidak mendengar yang barusan Hanna katakan
"apa?." "sudah ah, aku pulang saja," kata Hanna
Taka senang dan cekikikan di dalam hati, karena enggak mau membuat Hanna malu lebih lama, Taka mengantarnya pulang jalan kaki.
Karena rumah mereka hanya berjarak 3 gang sementara motor Taka sedang berada di bengkel sejak tadi pagi.
Di perjalanan Taka mengantar Hanna pulang, Taka memastikan lagi apakah mereka benar pacaran atau belum
"Han?."
"apa?," jawab cuek Hanna
"jadi bagaimana? kita jadian tidak?," tanya Taka untuk memastikan
Tanpa menjawab Hanna terus saja berjalan, Taka yang berjarak tidak jauh di belakang Hanna meraih tangan Hanna,
"ehh... jawab dulu Han..."
Tidak ingin terus menyimpan perasaannya pada Taka terus menerus, maka Hanna memberikan diri untuk menjawab perasaan Taka kepanya, sambil menatap Taka
"ya sudah."
"ya sudah apa?," tanya Taka belum jelas
Lalu Hanna menatap kearah lain dan menjawab
"kita jadian."
Mendengar itu Taka tersenyum kegirangan, Hanna pun tidak menyangka Taka adalah cinta pertamanya, dan malam itu adalah malam yang bahagia bagi mereka berdua.
soundtrack pertama untuk episode novel ini adalah Tiba-tiba Cinta Datang - Maudy Ayunda
Ada sesuatu saat kumelihat dia
Ada getaran membuatku rindu
Senang hatiku saat kudengar suaranya
Ingin selalu ada di dekatnya
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat kumulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Kuharap dia rasakan yang sama
Sambil berjalan, mereka berdua terus saja tersenyum
.....