Syeol menatap adegan itu. Amarah di wajahnya terlihat memudar. Wajahnya kembali terlihat tanpa emosi. "…Your Majesty, kekuasaan mereka sudah menyebar dengan cepat."
"Lalu kenapa kamu tidak menghentikannya?"
"Aku butuh Your Majesty untuk-"
"Pergilah. Jika mereka datang, aku akan menghadapinya dengan mudah."
"…" Syeol berbalik menatap Hotaru yang kini menggenggam apel itu sambil takut-takut membalas pandangan Syeol yang terasa menyakitkan. Lalu sedetik Hotaru memalingkan pandangannya, dia tidak dapat melihat Syeol lagi berada di tempat itu saat dia kembali melirik ke tempat Syeol tadi berdiri.
"Kii…" suara Hotaru terdengar takut-takut.
"Hmm?" Abaddon hanya menjawabnya dengan suara yang lembut. Dia mulai duduk.
Hotaru ikut duduk di samping Abaddon. "Syeol ingin mengajakmu kemana?"
"Hanya pergi ke suatu tempat." Jawab Abaddon dengan acuh.
"Lalu kenapa Kii selalu menolaknya?"
Abaddon menatap Hotaru. "Bukannya kamu adalah manusia yang pernah menangis terisak-isak saat aku pergi sedikit lebih lama?"
"Ah, aku tidak apa sekarang." Hotaru menggeleng dan menjawab dengan cepat.
Abaddon kini berfikir. "Aku tidak mungkin membawamu kesana. Dan aku tidak yakin kamu akan selamat jika aku tidak berada di sampingmu."
"Ah." Hotaru seakan mengingat kejadian beberapa waktu lalu. "Apa karena aku terluka dulu?" beberapa waktu yang lalu Hotaru diserang oleh demon yang tidak sengaja bertemu dengannya saat Abaddon tidak bersamanya. Beruntung Abaddon sedang menuju ke tempatnya berada dan menemukannya sebelum terlambat.
Abaddon tersenyum. "Aku masih bingung, jimat apa yang berada di tubuhmu. Kenapa jimat pelindung itu hanya berfungsi padaku?"
"Aku sudah mengatakan padamu, aku tidak memiliki jimat apapun." Ucap Hotaru yakin.
Abaddon tertawa. "Apa kamu masih mengantuk. Hari masih begitu gelap. Pagi masih lama datang. Tidurlah lagi." Dia mengelus rambut Hotaru dengan lembut.
Hotaru mendekat ke tubuh Abaddon.
"Dingin?"
Hotaru mengangguk pelan. Lalu memejamkan mata di pelukan Abaddon.
Abaddon menatap wajah Hotaru yang kini tertidur pulas. "…Jika aku pergi, aku tidak tahu apa aku akan kembali menjadi Demon King dan bukan Kii." Suaranya begitu pelan dan nyaris tidak terdengar.