Chereads / Price of Feathers / Chapter 21 - Chapter 014 part 1

Chapter 21 - Chapter 014 part 1

"Woah, Sakura kecelakaan?" suara keras yang terdengar sangat kaget dari seorang gadis yang berada di beberapa langkah di belakang punggung Abaddon yang sedang duduk di bar counter sambil memegang gelas wiski, membuyarkan entah apa yang tadi dia khayalkan.

Abaddon menatap di sekitarnya, penuh dengan jenis manusia yang tentu saja, membuatnya tidak perlu kesulitan sama sekali mempertahankan kekuatan gelapnya.

"Kin." Seorang gadis menyentuh lembut bahu Abaddon, membuatnya menatapnya. "…Apa aku dapat menemanimu malam ini?"

Abaddon tersenyum. "Tentu. Aku belum membuat janji malam ini." Dia meneguk minumannya hingga tak bersisa.

Gadis berbalut gaun mini berwarna merah itu lalu duduk di pangkuan Abaddon dan mulai mencium bibirnya.

Abaddon menyadari ujung jarinya mulai berasap, dan dia melepaskan ciuman gadis itu.

"Aku harus pergi." Ucapnya cepat mulai berdiri dari duduknya.

Gadis itu menarik tangan Abaddon, seakan tidak merelakannya. "Kamu mau kemana?"

"Ada pekerjaan mendadak." Dia memberi isyarat pada bartender di depannya. Bartender itu terlihat mengerti dan mulai meracik minuman. "Lalu dia mengedipkan mata pada gadis itu. "Minuman ini sebagai permintaan maafku." Lalu dia keluar dari bar itu.

Dia berjalan pelan ke arah lorong gelap di samping bar dan saat itu juga dia menghilang. Dia berpindah tempat menuju lokasi seorang manusia yang telah memanggilnya.

Abaddon membuka matanya dan menatap seorang gadis yang berada di lantai di depannya. Gadis itu menatap Abaddon dengan matanya yang kini membesar dan berkaca-kaca, tangannya masih menempel di lantai, menyentuh darahnya yang masih mengalir pelan membentuk simbol pemanggilan demon.

Tersenyum, Abaddon bertekuk lutut di depan gadis itu. "Jadi, apa permintaanmu, manusia?" ucapnya tanpa menunjukkan perasaan apa pun.

Tamparan keras mendarat di pipi Abaddon. Abaddon tentu tidak merasakan sakit sama sekali. Tapi dia bertanya pada dirinya, kenapa ada seorang manusia yang dengan beraninya, menamparnya di kali pertama dia bertemu dengannya?